Jadi Puing-puing, Roket Rusia Pecah di atas Samudera Hindia

Roket Fregat-SB, yang digunakan untuk membawa satelit penelitian Spektr-R ke orbit pada 2011, telah hancur pada 8 Mei 2020.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 13 Mei 2020 | 11:00 WIB
Ilustrasi roket. (pixabay/skeeze)

Ilustrasi roket. (pixabay/skeeze)

Hitekno.com - Tak hanya roket China yang belum lama ini dilaporkan bermasalah. Sebuah roket Rusia dilaporkan telah hancur di atas Samudera Hindia.

Diwartakan Suara.com, roket Rusia dilaporkan pecah di luar angkasa dan kini berceceran di orbit, demikian diwartakan kantor berita AFP pada akhir pekan kemarin.

Badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengatakan bahwa roket Fregat-SB, yang digunakan untuk membawa satelit penelitian Spektr-R ke orbit pada 2011, telah hancur pada 8 Mei 2020, pekan lalu.

"Saat ini kami sedang mengumpulkan data untuk mengonfirmasi kuantitas serta parameter orbit dari pecahan-pecahan tersebut," ujar juru bicara Roscosmos.

Sebelumnya US 18th Space Control Squadron, salah satu unit di bawah Angkatan Udara Amerika Serikat yang bertugas mengawasi sampah antariksa, mengumumkan bahwa roket Fregat-SB sudah hancur dan meninggalkan 65 keping rongsokan di antariksa.

Roket peluncur Rusia yang berada di Plesetsk Cosmodrome [screen shot: Rosscosmos].
Roket peluncur Rusia yang berada di Plesetsk Cosmodrome [screen shot: Rosscosmos].

Diklaim bahwa satelit itu hancur di atas Samudera Hindia dan kini puing-puingnya mengancam satelit lain yang sedang beroperasi di orbit Bumi.

Adapun satelit Spektr-R, yang merupakan sebuah teleskop radio antariksa, telah kehilangan koneksi dengan pengendali di Bumi sejak Januari 2019.

Rusia pada tahun lalu mengumumkan bahwa misi yang diemban oleh satelit itu sudah rampung. Sehingga bukan lagi satelit yang masih aktif.

Itulah laporan terbaru yang menyebutkan kalau roket Rusia Fregat-SB telah meledak menjadi puing-puing di atas Samudera Hindia. (Suara.com/Tivan Rahmat).

Baca Juga: Tak Terkendali, Puing Roket China Jatuh di Samudra Atlantik

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB