Bisa Jadi Obat, Ilmuwan Temukan Hutan Bawah Laut Berusia 60 Ribu Tahun

Tim ilmuwan dari Northeastern University dan University of Utah yang pertama kali melakukan ekspedisi dengan menyelam ke perairan tersebut.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Kamis, 09 April 2020 | 20:30 WIB
Ilustrasi laut dalam. (Pixabay/Pete Linforth)

Ilustrasi laut dalam. (Pixabay/Pete Linforth)

Hitekno.com - Hutan bawah laut berusia 60 ribu tahun yang ditemukan para ilmuwan belum lama ini cukup mengejutkan. Hutan purba ini disebut-sebut bisa menjadi obat baru untuk kebutuhan medis.

Penemuan hutan bawah laut berusia 60 ribu tahun ini merupakan hutan pohon cemara yang tumbuh di tepi sungai yang tidak jauh dari Teluk Meksiko.

Saat pohon-pohon hutan tersebut menua, seluruh pohon tumbang dan masuk ke sungai kemudian terkubur di bawah endapan dalam waktu yang cukup lama. Seiring berjalannya waktu, permukaan laut yang naik membuat seluruh hutan ikut menghilang.

Baca Juga: 3 Terpopuler: Glenn Fredly Lantunkan Sholawat Badar dan Jupiter dari Dekat

Mengutip CNN, tim ilmuwan dari Northeastern University dan University of Utah yang pertama kali melakukan ekspedisi dengan menyelam ke perairan tersebut dan menemukan potongan batang pohon yang lalu dipelajari.

Terkubur lama, hutan bawah laut yang berusia 60 ribu tahun ini membuat penglihatan para ilmuwan yang menyelam ke dekatnya menjadi buram karena endapan tanah. Selain itu, ancaman hiu juga membahayakan nyawa para ilmuwan.

Ilustrasi hutan. (Unsplash/Linda Söndergaard)
Ilustrasi hutan. (Unsplash/Linda Söndergaard)

Berusia 60 ribu tahun, kondisi batang pohon tersebut begitu terawat karena terkubur dalam lapisan sedimen yang mencegah oksigen mempengaruhi proses pembusukkan.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Lubang Ozon Baru, Menganga di atas Kutub Utara

Seluruh bentuk batang pohon tersebut nampak seperti pohon biasa di daratan. Seluruh warna batang pohon ini masih begitu terlihat jelas. Batang pohon ini juga menjadi rumah bagi 300 organisme.

Salah satunya yang ditemukan dari batang pohon hutan bawah laut berusia 60 ribu tahun ini mirip Shipworms pada umumnya. Namun, bakteri dari Shipworms ini justru belum pernah ditemui oleh para ilmuwan.

Ilustrasi hutan. (Pixabay/12019)
Ilustrasi hutan. (Pixabay/12019)

Setidaknya ada 100 jenis bakteri baru dan 12 di antaranya menjalani sekuensing DNA untuk mengevaluasi potensi sebagai obat baru. Seperti yang diketahui, Shipworms dikenal mampu menghasilkan bakteri yang dapat dioleh menjadi antibiotik.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Wujud Bulan saat Supermoon Menjadi Lebih Besar

Tidak dapat dipungkiri, jika uji coba bakteri baru ini dapat menimbulkan kemunculan obat baru, maka hutan bawah laut berusia 60 ribu tahun ini perlu diteliti lebih lanjut.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak