Berkurang 5 KM, Gletser Antartika Ini Tenggelam ke Ngarai Terdalam di Dunia

Gletser Denman telah kehilangan lebih dari 268 miliar ton es dalam rentang 20 tahun.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 08 April 2020 | 17:30 WIB
Ilustrasi gletser. (Pixabai/ Simon Steinberger)

Ilustrasi gletser. (Pixabai/ Simon Steinberger)

Hitekno.com - Gletser Antartika mencair dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan ngarai terdalam penuh dengan batu di benua itu bisa membuat masalah menjadi lebih buruk.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan 23 Maret dalam jurnal Geophysical Research Letters, para peneliti menggunakan data satelit yang dikumpulkan lebih dari 20 tahun untuk memantau es di Denman Glacier.

Gletser tersebut merupakan aliran es sepanjang 20 kilometer di Antartika Timur yang lengkap dengan berbagai batuan di dasarnya.

Baca Juga: Sembuh dari Pemanasan Global, Lubang Ozon Bumi Mulai Tertutup

Para peneliti menemukan bahwa, tidak hanya sisi barat gletser Denman yang berkurang hampir 3 mil (5 km) antara tahun 1996 dan 2018, tetapi ngarai dalam yang ada di bawah gletser dapat menyebabkan gletser mencair lebih cepat daripada yang dapat dipulihkan.

Sisi barat Denman Glacier mengalir di atas ngarai terdalam di Bumi.

Palung Denman (strip biru tua) menenggelamkan sekitar 3.500 meter gletser di bawah permukaan laut dan menjadi pemakaman gletser besar yang sekarat.  (NASA's Scientific Visualization Studio)
Palung Denman (strip biru tua) menenggelamkan sekitar 3.500 meter gletser di bawah permukaan laut dan menjadi pemakaman gletser besar yang sekarat. (NASA's Scientific Visualization Studio)

Kedalaman ngarai setidaknya 11.000 kaki (3.500 meter) di bawah permukaan laut dan dikenal sebagai "palung Denman".

Baca Juga: Pemanasan Global, Antartika Kehilangan Es Enam Kali Lebih Cepat

Namun, ketika tepi gletser terus mundur semakin jauh ke bawah lereng, air laut yang hangat akan mengalir ke ngarai, menghantam bagian gletser yang lebih besar.

Itu secara bertahap akan mengubah palung Denman menjadi "mangkuk lelehan raksasa".

Skenario ini, tulis para peneliti, dapat memulai putaran umpan balik yang mencair di mana pada akhirnya mengembalikan semua es Denman Glacier ke laut.

Baca Juga: Lapisan Es di Greenland Mencair, Pemandangan Dramatis Langsung Tercipta

Ilustrasi Denman Glacier. (Jurnal Geophysical Research Letters)
Ilustrasi Denman Glacier. (Jurnal Geophysical Research Letters)

Hal tersebut dapat berisiko dalam berkontribusi menambah 1,5 meter kenaikan permukaan laut global.

"Karena bentuk daratan di bawah sisi barat Denman, ada potensi pengurangan atau pemunduran yang sangat cepat. Itu berarti peningkatan besar permukaan laut global di masa depan," kata Virginia Brancato, seorang penulis studi sekaligus ilmuwan dari NASA's Jet Propulsion Laboratory.

Menurut laporan dari Space.com, Denman telah kehilangan lebih dari 268 miliar ton (2,43 metrik ton) es dalam rentang dua dekade (1996 hingga 2018).

Baca Juga: Lapisan Es Antartika Bisa Bernyanyi, Begini Suaranya

Jika tren pemanasan global saat ini terus berlanjut, palung itu bisa menjadi malapetaka bagi gletser Denman.

Dilansir dari Live Science, lapisan es yang mencair semakin cepat, membuat gletser juga rentan terhadap keruntuhan.

Sisi timur Denman relatif stabil dalam pencairannya. Namun di sisi barat gletser, sebanyak 5 kilometer lapisan es telah tenggelam dan jatuh sebagian ke bawah lereng palung Denman yang besar.

Sebelumnya, ilmuwan menganggap ancaman dari Denman Glacier "relatif jinak" jika dibandingkan dengan gletser Pine Island dan Thwaites.

Namun berdasarkan penelitian terbaru, gletser yang diberi nama Denman Glacier ini bisa menjadi ancaman yang diperhitungkan terkait naiknya permukaan laut global di masa depan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak