Ilmuwan: Alien Adalah Manusia Berkepala Besar yang Menggunakan Mesin Waktu

Ilmuwan ini menjelaskan sebuah teori bahwa alien adalah "saudara jauh" manusia.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 01 Maret 2020 | 20:30 WIB
Ilustrasi alien dengan kepala besar. (Pixabay/ Ribastank)

Ilustrasi alien dengan kepala besar. (Pixabay/ Ribastank)

Hitekno.com - Teori mengenai alien dan UFO (Unidentified Flying Object) selalu menarik untuk disimak karena ilmuwan memiliki banyak sudut pandang mengenai keberadaannya. Sebuah teori baru yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan ini mengklaim bahwa alien sebenarnya adalah keturunan dari manusia.

Penampakan UFO dan klaim perjumpaan dengan alien telah berlangsung selama berabad-abad.

Juru tulis dari Firaun Thutmose III pernah melaporkan "cakram api" yang ditemui melayang di atas langit pada tahun 1440 SM.

Baca Juga: Inggris Akan Buka Data Penampakan UFO, Tersedia untuk Umum!

Sejak saat itu, ribuan tahun setelahnya juga masih banyak orang yang mengklaim telah melihat UFO serta alien.

Meski sampai saat ini manusia belum pernah menangkap alien hidup-hidup sehingga semua orang bisa melihat bentuk fisiknya, terdapat kesamaan cerita di antara kasus-kasus "penglihatan" alien.

Foto jadul yang diambil di Passaic New Jersey, AS pada tahun 1952 diduga merupakan penampakan UFO. (Wikipedia/ George Stock)
Foto jadul yang diambil di Passaic New Jersey, AS pada tahun 1952 diduga merupakan penampakan UFO. (Wikipedia/ George Stock)

Salah satu yang paling mencolok adalah bentuk piringan hitam (UFO) serta bentuk alien yang berkepala besar menyerupai manusia.

Baca Juga: Lagi, Angkatan Laut AS Diduga Punya Video Penampakan UFO?

Michael Masters, seorang profesor antropologi biologis di Montana ological University, Montana, Amerika Serikat, mengeluarkan sebuah teori mengenai siapa alien sebenarnya.

Ia percaya bahwa alien adalah "saudara jauh manusia" yang mengalami evolusi.

Profesor Michael menjelaskan bahwa kemungkinan alien datang dari masa depan menggunakan mesin waktu untuk mempelajari konteks dan evolusi biologi serta budaya mereka di masa lalu (manusia saat ini).

Baca Juga: Ditemukan Gas Bau Tengik, Ilmuwan Sebut Tanda Alien Benar Ada!

Dalam bukunya yang berjudul "Identified Flying Objects", profesor Michael mengungkapkan bahwa teorinya "layak dipertimbangkan" karena memiliki alasan khusus.

Ilustrasi alien di dalam kendaraannya. (Pixabay/ Pawel86)
Ilustrasi alien di dalam kendaraannya. (Pixabay/ Pawel86)

"Mereka hanya melihat kembali ke dalam masa lalu evolusi kita (manusia saat ini), baik dalam konteks evolusi biologis dan budaya kita. Dan jika tren dominan sama yang menjadi ciri evolusi hominid enam juta tahun terakhir terus berlanjut ke masa depan, kami sangat mungkin memiliki bentuk yang mirip dengan apa yang dilaporkan dalam banyak contoh pertemuan alien (kepala besar)," kata Michael Masters kepada Daily Express.

Dikutip dari Sputnik News, Michael Masters mengklaim bahwa hukum fisika tidak menampik adanya perjalanan waktu.

Baca Juga: Selama 2019, Alien Paling Banyak Dicari di Situs Dewasa

Ia mengilustrasikan Albert Einstein dalam teori relativitasnya yang terkenal merinci cara di mana perjalanan waktu mundur kemungkinan bisa dilakukan.

Ilustrasi alien mengawasi manusia. (Pixabay/ Stefan Keller)
Ilustrasi alien mengawasi manusia. (Pixabay/ Stefan Keller)

Michael Masters sangat yakin dengan teorinya karena perjumpaan alien selalu dilaporkan memiliki kepala besar, wajah kecil tak berambut dengan bentuk unik.

"Ini adalah perluasan neurocranium, peningkatan ukuran otak dan yang lebih penting, perubahan bentuk tengkorak bagian atas di mana ia menjadi lebih bulat. Itu telah mendominasi dalam evolusi 6 juta tahun terakhir. Evolusi manusia," kata Michael Masters menambahkan.

Jika teorinya terbukti, kemungkinan besar alien adalah manusia di masa depan yang ingin mempelajari kehidupan mereka di masa lalu.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak