Ilmuwan: Virus Corona akan 10 Kali Lipat Lebih Buruk dari SARS

Berbeda dengan SARS, virus Corona ternyata menyebar lebih cepat.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 27 Januari 2020 | 10:15 WIB
Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Hitekno.com - Para pakar penyakit dan ilmuwan ternyata memiliki pandangan yang cukup suram terkait dengan virus Corona atau novel coronavirus (nCov). Salah satu ilmuwan bahkan memprediksi bahwa virus Corona kemungkinan akan 10 kali lipat lebih buruk jika dibandingkan dengan SARS.

Sebagai referensi, pandemi SARS mengundang perhatian global setelah wabah tersebut menewaskan lebih dari 700 orang.

Seorang ilmuwan sekaligus ahli virus bernama Guan Yi menjelaskan bahwa potensi dan dampak mematikan yang dimiliki oleh virus Corona sangat kuat.

Baca Juga: Heboh Virus Corona Menyebar, Netizen Gaungkan #TolakSementaraTurisChina

Guan Yi merupakan salah satu ilmuwan yang juga membantu mengidentifikasi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) saat pertama kali muncul di China.

Ia berpandangan bahwa virus Corona bisa menjelma menjadi wabah yang lebih besar.

Ilustrasi virus Corona. (YouTube/ Rajya Sabha TV)
Ilustrasi virus Corona. (YouTube/ Rajya Sabha TV)

"Wabah yang lebih besar sudah pasti. Pandemi coronavirus Wuhan kemungkinan akan setidaknya sepuluh kali lipat lebih buruk dari SARS," kata Guan Yi kepada Washington Post.

Baca Juga: Geger Virus Corona, Download Game Plague Inc Melonjak Tajam!

Yi menambahkan bahwa SARS tidak menyebar hampir sama mudahnya dengan virus Corona.

SARS lebih terisolasi ke dalam wilayah China dan tetap terjaga di dalamnya dengan baik, meski secara perlahan juga menyebar ke negara-negara lain.

Sementara virus Corona telah menyebar dengan cepat ke setidaknya lima negara.

Baca Juga: TikTok Versi China Digunakan untuk Kampanye Pencegahan Virus Corona

Data WHO pada 26 Januari 2020 mengungkapkan bahwa virus Corona telah meningkat sebanyak 694 kasus, di mana sehari sebelumnya tercatat 1.320 orang terjangkit penyakit itu.

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Dari total 2.014 kasus yang terkonfirmasi, sebanyak 1.985 kasus dilaporkan berasal dari China termasuk lima kasus di Hong Kong, dua kasus di Macau, dan tiga kasus di Taipei.

Beberapa negara dengan jumlah kasus virus Corona bertambah masing-masing satu kasus adalah Thailand menjadi lima kasus, Singapura empat kasus, dan Australia empat kasus.

Baca Juga: Ilmuwan: Virus Rusa Zombie Diduga Bisa Menularkan Penyakit ke Manusia

Virus Corona juga terdeteksi di beberapa negara lain termasuk Malaysia, Vietnam, Nepal, Amerika Serikat, dan Prancis.

Pantau penyebaran virus corona. (JHU CSE)
Pantau penyebaran virus corona. (JHU CSE)

Dilansir dari Futurism, vaksin sedang dikembangkan untuk menghadapi virus Corona, tetapi proses itu tidak cepat.

Sejauh ini, sudah ada 56 korban tewas setelah mereka terinfeksi virus Corona.

Tim dokter dan ilmuwan masih mencari cara dalam menanggulangi virus dan dan tidak ada terapi atau pengobatan khusus untuk sementara ini.

Beberapa pasien yang meninggal di Cina sebelumnya memerlukan bantuan ventilator yang luas untuk membantu mereka bernafas.

WHO sudah bekerja sama dengan China dalam menangani kasus virus Corona sehingga diharapkan proses penemuan dan pengembangan vaksin bisa lebih cepat agar virus tidak tersebar dan menelan korban lebih banyak lagi.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak