Zero Run Off, Solusi Banjir yang Sempat Ditawarkan Anies Baswedan

Zero Run Off dianggap dapat mengontrol volume air saat hujan dan tidak mengakibatkan banjir.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Jum'at, 10 Januari 2020 | 11:17 WIB
Anies Baswedan. (suara.com/Fakhri)

Anies Baswedan. (suara.com/Fakhri)

Hitekno.com - Banjir yang melanda DKI Jakarta pada awal 2020 membuat sosok Anies Baswedan jadi sorotan. Padahal Gubernur DKI Jakarta ini sempat menawarkan solusi banjir yang bernama Zero Run Off.

Setelah banjir melanda ibu kota, tiba-tiba video lawas Anies Baswedan mempresentasikan Zero Run Off ini kembali mencuat di media sosial.

Penggalan video lawas Anies Baswedan ini kembali diunggah oleh @dr_tompi pada Selasa (7/1/2020) dan langsung saja mencuri perhatian.

Baca Juga: Analisa Netizen Soal Keluhan Auto Like Fanpage Anies Baswedan di Facebook

Berdasarkan channel YouTube CNBC Indonesia, ide lawas Anies Baswedan ini ia sampaikan pada 22 Juli 2019 lalu.

Dalam video tersebut, Anies Baswedan yang tampil di CNBC Conference membahas mengenai Water Security & Sustainability dengan Zero Run Off yang bisa menjadi solusi penanganan banjir di Ibu Kota.

Zero Run Off ini dianggap dapat mengontrol volume air saat hujan dan tidak mengakibatkan banjir. Pembuatan lubang penyerap air ini lalu dirasa sebagai satu-satunya solusi yang dapat menangani permasalahan Ibu Kota.

Baca Juga: Netizen Cari Rodiyah, Sosok yang Sebut Anies Gubernur Rasa Presiden

Dengan metode ini, pemerintah DKI Jakarta mencoba mengontrol volume air dari selatan yang terkendali dan air yang datang dari utara karena rob dan hujan di Jakarta.

Zero Run Off sebagai penanganan banjir DKI Jakarta. (twitter/dr_tompi)
Zero Run Off sebagai penanganan banjir DKI Jakarta. (twitter/dr_tompi)

Program Zero Run Off membuat aliran air hujan yang turun tidak dialirkan, melainkan dimasukkan ke dalam tanah. Caranya dengan membuat lubang-lubang ke dalam tanah di daerah pemukiman masing-masing warga.

Anies Baswedan menjelaskan bahwa nantinya akan dibangun sekitar 1,8 juta lubang-lubang di DKI Jakarta untuk menangani masalah banjir. Lebih lanjut, menurut Anies Baswedan metode ini sudah dipakai di beberapa kantor pemerintahan di DKI Jakarta.

Baca Juga: Peneliti ITB Sebut Konsep Naturalisasi Anies Baswedan Tak Cocok di Jakarta

Dirasa bisa menjadi solusi penanganan banjir, ide Zero Run Off ini justru dihujat netizen. Banyak yang merasa bahwa hal ini tidak bisa menjadi solusi banjir di DKI Jakarta.

"Saya menyimak ini dari awal sampai akhir, kok nggak masuk logika ya. Kalau lingkungan kota apa nggak tenggelam jika air tidak dialirkan ke sungai yang bermuara ke laut. Saya yang hidup di desa saja, pinggir jalan di bangun selokan untuk jalan air ke sungai" tulis salah satu netizen.

Banjir Jakarta BaratBanjir Jakarta, depan putaran Pasari dekat apartemen Victoria dan depan Samsat Jakbar (2/1/2020). [Twitter/ TMCPoldaMetro]
Banjir Jakarta BaratBanjir Jakarta, depan putaran Pasari dekat apartemen Victoria dan depan Samsat Jakbar (2/1/2020). [Twitter/ TMCPoldaMetro]

"Nggak ngaruh bos, tinggi muka air tanah di DKI dekat sama permukaan dan tanah jadi cepat jenuh, ada tetangga tuh yang air banjirnya keluar dari lubang WC kayak film horor" komentar netizen lainnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Jadi Gubernur Terbodoh di Google? Ini Fakta Sebenarnya

"Asli pemikiran Pak Anies cuma enak didengar, tapi kalau dilaksanakan nggak yakin bisa menampung air hujan. Air hujan itu banyak lho mau betapa dalam lubangnya?" ungkap netizen lainnya.

Mengenal Zero Run Off, Solusi Banjir DKI Jakarta

Penerapan Zero Run Off ini percaya bahwa drainase kota yang berukuran kecil membuat aliran air menjadi kurang lancar. Solusinya lalu membentuk lubang-lubang penampungan.

Zero Run Off sebagai penanganan banjir DKI Jakarta. (twitter/dr_tompi)
Zero Run Off sebagai penanganan banjir DKI Jakarta. (twitter/dr_tompi)

Hal ini lalu dilakukan dengan menggunakan metode Collected Sumur Resapan. Lubang berdiameter 10 meter dan kedalaman 25 meter lalu dibuat untuk menampung air 1963 meter kubik atau setara dengan banjir kedalaman 1 meter di ruas jalan selebar 10 meter.

Zero Run Off ini dianggap sangat baik menangani banjir karena anggaran pembangunannya dapat diukur sesuai kebutuhan. Selain itu metode ini juga dapat mengurangi genangan banjir di kota-kota besar.

Jika diatur dengan baik, metode satu ini juga dapat mengatasi kemacetan yang diakibatkan karena genangan banjir yang tersebar usai hujan deras turun.

Namun perlu diperhatikan, pembangunan Zero Run Off ini perlu pertimbangan matang dari berbagai aspek daerah seperti tekstur tanah, aliran air dalam tanah dan lingkungan di kota tempat pembangunan.

Walaupun Anies Baswedan dan pemerintah mengklaim bahwa Zero Run Off mampu menjadi solusi banjir, tidak diketahui dengan pasti apakah DKI Jakarta sudah memanfaatkan metode Zero Run Off ini secara keseluruhan atau belum.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak