Sebarkan HIV ke 900 Anak Kecil, Dokter Ini Bikin Panik Satu Negara

Media asing menyebut orang yang menyebarkan HIV ke ratusan warga ini sebagai "Dokter Kematian".

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 31 Oktober 2019 | 11:00 WIB
Dr Muzafar Ghanghro saat ditahan saat dituduh pertama kali sebagai orang yang menyebarkan virus HIV. (YouTube/ Voice of Sindh News)

Dr Muzafar Ghanghro saat ditahan saat dituduh pertama kali sebagai orang yang menyebarkan virus HIV. (YouTube/ Voice of Sindh News)

Hitekno.com - Seorang dokter telah membuat geram sebagian warga Pakistan dan juga masyarakat internasional. Bagaimana tidak, dia dinyatakan ikut bersalah karena telah menyebarkan virus HIV ke 900 anak kecil.

Bahkan media asing The Sun ikut menjulukinya sebagai "DR DEATH" atau "Dokter Kematian" di salah satu artikelnya yang diterbitkan pada hari Selasa (29/10/2019).

Dokter Muzaffar Ghanghro merupakan seorang dokter anak dengan biaya "termurah" yang ada di Letodeiro, sebuah kota kecil di Pakistan wilayah selatan.

Baca Juga: Dari Mitos Siluman Hingga Tahan HIV, Ini 5 Fakta Mengagetkan Tentang Buaya

Kini ia dalam proses persidangan karena dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menyebarkan virus HIV ke 1.100 warga di mana 900 orang dari mereka berusia 12 tahun ke bawah.

Salah satu yang memberatkan tuntutannya adalah kesaksian dari Imtiaz Jalbani yang keenam anaknya dirawat oleh sang "Dokter Kematian" tersebut.

Dr Muzafar Ghanghro saat ditahan saat dituduh pertama kali sebagai orang yang menyebarkan virus HIV. (YouTube/ Voice of Sindh News)
Dr Muzafar Ghanghro saat ditahan saat dituduh pertama kali sebagai orang yang menyebarkan virus HIV. (YouTube/ Voice of Sindh News)

Berbicara kepada The New York Times, Jalbani mengaku bahwa ia pernah melihat Ganghro "sibuk" di sebuah tempat sampah untuk mencari jarum bekas untuk digunakan pada putranya yang berusia enam tahun.

Baca Juga: Dengan Teknologi 5G, Dokter Ini Berhasil Operasi Kanker Payudara Jarak Jauh

Ketika Jalbani memprotesnya, dokter itu mengatakan bahwa ayah enam anak tersebut "terlalu miskin" untuk membayar jarum suntik baru.

Beberapa waktu setelahnya, sang anak yang berusia enam tahun dinyatakan positif HIV.

Empat dari anak-anak Jalbani divonis positif HIV dan dua di antaranya sudah meninggal.

Baca Juga: Dianggap Melecehkan Perempuan, Orang Ini Terancam Gagal Menjadi Dokter

Petugas kesehatan sedang melakukan tes HIV kepada anak-anak. (YouTube/ Sin Chew Daily)
Petugas kesehatan sedang melakukan tes HIV kepada anak-anak. (YouTube/ Sin Chew Daily)

Dilansir dari Independent, orang tua lain juga mengaku bahwa dokter Ghangro menggunakan suntikan yang sama pada 50 anak tanpa mengganti ke jarum suntik yang baru.

Setelah terkena HIV, kini 900 anak korban Dokter Kematian diketahui telah dikucilkan oleh teman-temannya karena takut tertular sehingga makin menambah penderitaan korban.

Berdasarkan laporan dari penelitian PBB, kasus HIV di Pakistan meningkat dua kali lipat menjadi 160 ribu orang sejak tahun 2010.

Baca Juga: Kisah Viral, Wanita Ini Mengaku Kena HIV Karena Sering Facial

Menurut penelitian dari ilmuwan lokal, ulah Dokter Kematian bukan satu-satunya penyebab maraknya virus HIV di Pakistan.

Dukun lokal yang mengaku sebagai dokter, tukang cukur yang enggan mengganti siletnya, dan sejumlah dokter gigi "nakal" diprediksi ikut membuat maraknya virus HIV.

Sebanyak 600 ribu dokter yang tidak memenuhi syarat diperkirakan masih beroperasi secara ilegal di Pakistan.

Injeksi langsung melalu aliran darah sangat mungkin membuat virus HIV menyebar sehingga penggunaan jarum suntik yang benar-benar steril harus dilakukan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak