Baru Ditemukan, Manusia Purba Ini Mampu Bertahan Dalam Cuaca Ekstrem

Untuk meneliti penemuan ini, para ilmuwan menggunakan teknik penanggalan seri uranium.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Jum'at, 17 Mei 2019 | 12:00 WIB
Manusia purba di Tibet. (Jean-Jacques Hublin, MPI-EVA, Leipzig)

Manusia purba di Tibet. (Jean-Jacques Hublin, MPI-EVA, Leipzig)

Hitekno.com - Para ilmuwan belum lama ini menemukan spesies manusia purba yang disebut Denisova. Spesies manusia purba ini diketahui mampu bertahan dalam cuaca ekstrem. Kemampuan bertahan hidup spesies manusia sebelumnya hanya ditemukan pada spesies homo sapiens.

Penemuan manusia purba ini menjadi penjelasan bahwa nenek moyang manusia telah mewariskan gen yang membantu manusia modern untuk dapat bertahan hidup pada ketinggian.

Dilansir dari sebuah jurnal yang diterbitkan Nature, Denisova sendiri disebut sebagai spesies yang misterius yang hidup di Asia sebelum adanya manusia modern.

Baca Juga: Tanggapan Pihak Instagram Terkait Remaja yang Bunuh Diri Setelah Polling

Fosil manusia purba ini juga menjadi satu-satunya yang berasal dari fragmen tulang dan gigi dan ditempatkan pada situs purbakala Gua Denisova di Siberia. Hasil tes DNA manusia purba ini menemukan bahwa jenis ini berbeda dari manusia modern.

Manusia purba di Tibet. (Dongju Zhang, Lanzhou University)
Manusia purba di Tibet. (Dongju Zhang, Lanzhou University)

Yang terbaru, para ilmuwan baru saja menemukan fosil manusia purba yang baru yang dari tulang rahang bawah manusia purba ini ditemukan pada 1980 di gua karst Baishiya pada ketinggian 3.280 meter di Tibet, China.

Untuk meneliti penemuan ini, para ilmuwan menggunakan teknik penanggalan seri uranium. Teknik ini melakukan penelitian pada endapan karbonat di tulang. Hasilnya ditemukan bahwa fosil ini sudah berumur 160.000 tahun.

Baca Juga: Saingi GoPro, DJI Osmo Rilis Action Kamera dengan Dua Layar

Menurut para ilmuwan, penemuan manusia purba yang hidup di daerah ketinggian dengan cuaca yang ekstrem tentu adalah sebuah kejutan.

Manusia purba Neanderthal, Denisova, dan spesies awal dari homo sapiens, ditemukan bahwa spesies ini memiliki kemampuan untuk tinggal di lingkungan yang ekstrem.

Manusia purba di Tibet. (Dongju Zhang, Lanzhou University)
Manusia purba di Tibet. (Dongju Zhang, Lanzhou University)

Pasalnya, menurut catatan ilmu pengetahuan, manusia purba yang pernah tercatat hidup di situasi ekstrem ada pada ketinggian 2.000 meter.

Baca Juga: Gunakan 12 Ribu Satelit, Elon Musk Berambisi Wujudkan Internet Murah

Sayangnya, para ilmuwan tidak dapat menemukan jejak DNA dari fosil manusia purba ini. Penelitian dilakukan dengan mengekstrasi protein dari salah satu molar yang kemudian diterapkan dan disebut analisis protein purba.

Hasilnya, penelitian ini menjelaskan bahwa manusia purba di gua Denisova ini memiliki varian gen yang diketahui dapat melindungi manusia dari hipoksia atau kekurangan oksigen di daratan tinggi.

Penemuan manusia purba yang mampu bertahan di cuaca ekstrem ini memang begitu mengejutkan. Namun, ini menambah pengetahuan baru untuk para ilmuwan dan manusia modern ya.

Baca Juga: Pegangan Tangan, Foto Prabowo dan Neno Warisman Ini Jadi Meme Kocak

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak