Puluhan Ikan Paus Mati Kelaparan di Pasifik, Ilmuwan Masih Kebingungan

Paus abu-abu sangat penting dalam keseimbangan ekosistem, kematiannya menjadi kabar buruk.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 06 Mei 2019 | 17:00 WIB
Ilustrasi paus mati di pinggir pantai. (Marine Mammal Center)

Ilustrasi paus mati di pinggir pantai. (Marine Mammal Center)

Hitekno.com - Puluhan ikan paus abu-abu (Eschrichtius robustus) diketahui telah mati kelaparan dan terdampar di pantai terdekat Pasifik Utara.

Hewan malang itu ditemukan oleh ilmuwan dari Marine Mammal Center yang bekerja sama dengan peneliti dari California Academy of Sciences.

Pada April 2019, dua ekor paus abu-abu ditemukan mati di Teluk San Francisco, California, Amerika.

Baca Juga: Diduga Senjata Rahasia Rusia, Paus Misterius Ini Punya Tingkah Aneh

Itu melengkapi 31 kematian ikan paus abu-abu yang ditemukan di sepanjang Pantai Barat sejak Januari 2019.

Berdasarkan data ilmuwan, catatan kematian ini merupakan kematian paling banyak sejak tahun 2000.

Pada tahun 2000 ilmuwan menemukan 86 ikan paus mati.

Baca Juga: Paus Hamil Mati Setelah Memakan Sampah Plastik 22 Kilogram

Namun apabila kematian paus berlangsung terus menerus, bukan tidak mungkin rekor kematian paus abu-abu di tahun 2000 terpecahkan.

Ilustrasi paus mati di pinggir pantai. (Marine Mammal Center)
Ilustrasi paus mati di pinggir pantai. (Marine Mammal Center)

Dalam nekropsi (autopsi versi binatang) yang dilakukan pada paus mati, ilmuwan menyimpulkan bahwa hewan itu mati karena menderita kekurangan gizi yang parah.

Mereka menemukan kekurangan lemak yang signifikan pada paus serta mendapati bahwa perut paus kosong.

Baca Juga: Terdampar di Pantai Filipina, Isi Perut Paus Mati Ini Mengejutkan

Itu merupakan tanda umum malnutrisi dan diprediksi masih banyak paus lain yang saat ini sedang kelaparan.

Para ahli mengatakan bahwa setidaknya ada sekitar 27 ribu ikan paus abu-abu di seluruh dunia.

Para peneliti sedang mengamati paus abu-abu yang terdampar di pantai. (Marine Mammal Center)
Para peneliti sedang mengamati paus abu-abu yang terdampar di pantai. (Marine Mammal Center)

Kematian puluhan ikan paus abu-abu tidak menghadirkan ancaman serius bagi spesies tersebut.

Baca Juga: Paus Langka Terlihat Mengobrol dengan Lumba-lumba, Sangat Jarang Terjadi

Namun ilmuwan tetap menyelidiki hal ini karena mereka menganggap saat ini sesuatu sedang terjadi di laut.

Mereka mencurigai ikan paus abu-abu kekurangan gizi karena mereka tidak makan secara cukup di Pasifik Utara dan Arktik musim panas lalu.

Dikutip dari Seattle Times, periode musim panas adalah waktu yang cukup krusial bagi paus untuk makan sebanyak mungkin agar perjalanan mereka ke Amerika Utara dapat lancar.

Pasifik Utara dicurigai sebagai tempat paus abu-abu mati kelaparan. (Research Gate)
Pasifik Utara dicurigai sebagai tempat paus abu-abu mati kelaparan. (Research Gate)

Peneliti masih kebingungan mencari penyebab ikan paus abu-abu mati kelaparan.

''Apakah itu tidak cukup mangsa, paus terlalu banyak, atau habitatnya yang bermasalah. Itulah yang sedang kami selidiki saat ini, terlalu dini untuk mengambil kesimpulan sekarang,'' kata Justin Greenman, peneliti lain dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration).

Ikan paus abu-abu sangat berperan dalam keseimbangan ekosistem di Pasifik, penyebab kematiannya juga ikut menentukan langkah apa yang akan diambil oleh ilmuwan dalam mencegahnya terulang.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak