Terkuak, Fosil Ini Buktikan Dinosaurus Punah karena Terhantam Asteroid

Ilmuwan menyebutkan fosil ini sebagai ''harta karun'' karena mengungkap hari dimana dinosaurus punah.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Jum'at, 05 April 2019 | 08:30 WIB
Ilustrasi dinosaurus. (pixabay/RoyBuri)

Ilustrasi dinosaurus. (pixabay/RoyBuri)

Hitekno.com - Serumpun fosil ikan air tawar, pohon, dan ammonite laut (sejenis keong) purba membuat ilmuwan senang bukan kepalang. Mereka bahkan menjulukinya sebagai ''harta karun fosil'' karena dianggap sebagai fosil yang mengungkapkan hari dimana dinosaurus punah dihantam asteroid.

Fosil yang ditemukan pada sebuah pantai di North Dakota, Amerika Serikat tersebut menguak peristiwa yang terjadi sehingga menimbulkan kawah Chicxulub.

Kawah kuno yang berada Semenanjung Yukatan, Meksiko diprediksi telah mengalami hantaman dari asteroid sekitar 65 juta tahun lalu.

Baca Juga: Fosil Dinosaurus Seukuran Kelinci Ditemukan di Australia

Saking besarnya hantaman, tercipta sebuah gempa Bumi berskala 12,5 SR (Skala Richter) dan 300 kilometer dari jarak tumbukan asteroid akan musnah.

Gabungan organisme darat dan laut yang tergabung dalam satu situs dan tampaknya telah terbunuh oleh tsunami baru saja ditemukan oleh ilmuwan.

Seorang mahasiswa PhD dari University of Kansas yang bernama Robert DePalma telah menemukan sebuah fosil langka.

Baca Juga: Selain Asteroid, Ini Penyebab Dinosaurus Musnah Menurut Ilmuwan

Fosil ikan yang ditemukan mengungkapkan bahwa mereka mati dari peristiwa yang sangat mendadak. (Jurnal PNAS/ Robert DePalma)
Fosil ikan yang ditemukan mengungkapkan bahwa mereka mati dari peristiwa yang sangat mendadak. (Jurnal PNAS/ Robert DePalma)

Penelitiannya telah diterbitkan di jurnal Proceeding Of National Academy of Science (PNAS) dan berhasil mengungkapkan hari dimana dinosaurus punah.

Campuran fosil hewan laut dan tumbuhan darat ini diyakini terhempas dari pantai terdekat dan merupakan hewan dan tumbuhan yang hidup pada saat itu, 65 juta tahun lalu, pada Zaman Kapur.

Fosil-fosil itu diyakini pernah hidup sesaat sebelum astreroid besar menghantam Bumi. Kumpulan fosil ditutup oleh lapisan material dengan konsentrasi Iridium yang tinggi.

Baca Juga: Fosil Bulu Dinosaurus Pertama di Dunia Diteliti Kembali, Ungkap Teori Baru

Ilmuwan sekaligus ahli geologi itu mengungkapkan bahwa konsentrasi logam Iridium yang tinggi mengindikasikan bahwa tumbuhan dan hewan tersebut terpapar ledakan asteroid.

Fosil ikan yang terbelah dua. (Jurnal PNAS/ Robert DePalma)
Fosil ikan yang terbelah dua. (Jurnal PNAS/ Robert DePalma)

Ia menjelaskan bahwa spherule yang ada di dalamnya sangat cocok dengan waktu ketika tumbukan terjadi.

Spherule merupakan manik-manik kaca, hasil evaporasi material sebagai akibat dari hantaman asteroid.

Baca Juga: Harta Karun, Ilmuwan Temukan Puluhan Jejak Kaki Dinosaurus

''Sedimentasi terjadi begitu cepat, semuanya dilestarikan dalam satu kumpulan fosil. Mereka tidak hancur, kami bahkan memiliki satu ikan air tawar yang menabrak pohon sehingga tulangnya patah menjadi dua,'' kata DePalma dikutip dari IFLScience.

Beberapa spesimen ikan yang ditemukan di kumpulan fosil berasal dari spesies yang sebelumnya belum diketahui oleh ilmuwan.

Partikel logam terdapat dalam fosil, dapat dilihat dari mikroskop micro-electron. (Jurnal PNAS/ Robert DePalma)
Partikel logam terdapat dalam fosil, dapat dilihat dari mikroskop micro-electron. (Jurnal PNAS/ Robert DePalma)

Saat terjadinya tumbukan asteroid, sebuah tsunami dengan tinggi minimal 10 meter dipercaya langsung menyapu satu benua sekaligus dalam waktu kurang dari dua jam.

Puing-puing material dari hasil tumbukan menciptakan hujan batu dan abu yang dipicu oleh asteroid, mengakibatkan spesimen langsung terkubur bersama-sama.

Penelitian mengenai waktu dimana dinosaurus punah sangat menarik, mengingat ini semakin memperkuat bukti kepunahan massal dinosaurus karena bencana terbesar di zaman tersebut.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak