Ribuan Lumba-lumba Mati Dibantai, Alasannya Bikin Miris

Penampakan lumba-lumba mati ini membuat siapa saja akan merasa sedih.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 02 April 2019 | 13:30 WIB
Penampakan lumba-lumba mati terdampar. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)

Penampakan lumba-lumba mati terdampar. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)

Hitekno.com - Di sepanjang garis pantai Prancis yang tenang, ilmuwan dikagetkan dengan penampakan ratusan lumba-lumba yang terdampar di pantai. Angka kini semakin membengkak, ternyata barang bukti lumba-lumba mati semakin menanjak menjadi lebih dari 1.000 ekor.

Antara Januari hingga Maret 2019, lebih dari 1.100 lumba-lumba mati dan hanyut ke pantai di sekitar pantai Atlantik, Prancis.

Sebuah organisasi lingkungan sekaligus fasilitas penelitian hewan laut, Pelagis Obeservatory, mengatakan bahwa penemuan tersebut sangat miris.

Baca Juga: Paus Langka Terlihat Mengobrol dengan Lumba-lumba, Sangat Jarang Terjadi

Bagaimana tidak, angka lumba-lumba yang terbunuh itu membengkak 30 kali lipat lebih tinggi daripada angka yang pernah tercatat dalam penelitian.

Kematian massal lumba-lumba sebenarnya sudah terjadi bertahun-tahun, namun tindakan pembunuhan kali ini benar-benar di luar nalar.

Sejak tahun 1990-an, setiap tahun, ratusan lumba-lumba terbunuh di lepas pantai sebelah barat Prancis.

Baca Juga: Sebentar Lagi Punah, Lumba-lumba Langka Ini Tinggal 22 Ekor

Mereka terbunuh oleh pukat kapal industri sebagai akibat dari tangkapan sampingan yang tidak disengaja.

Penampakan lumba-lumba yang terdamapar di pinggir pantai. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)
Penampakan lumba-lumba yang terdamapar di pinggir pantai. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)

Pelagis Obeservatory menyatakan bahwa 90 persen mayat lumba-lumba menunjukkan tanda-tanda terbunuh oleh penangkapan yang tidak disengaja di jaring ikan.

Banyak tanda-tanda dari luka tubuh lumba-lumba sebagai akibat dari tebasan benda tajam karena mereka terjebak dan harus dikeluarkan dengan jaring.

Baca Juga: Video Proses Kelahiran Lumba-lumba ini Menakjubkan

Atas penemuan ini, organisasi tersebut juga mengatakan bahwa mereka sudah skeptis dengan pemerintah Prancis.

Meski pemerintah sudah berkomitmen menyelamatkan lingkungan, namun Pelagis Obeservatory dan organisasi lingkungan menilai itu adalah sebuah kesiasiaan.

Banyak lumba-lumba yang mati di pinggir pantai Atlantik, Prancis, sebagian besar tubuh mereka dimutilasi. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)
Banyak lumba-lumba yang mati di pinggir pantai Atlantik, Prancis, sebagian besar tubuh mereka dimutilasi. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)

Pelagis Obeservatory dan organisasi nirlaba konservasi hewan laut, Sea Sheperd, menilai pemerintah Prancis tidak efektif dalam mengeluarkan kebijakan.

Baca Juga: Paus dan Lumba - Lumba Menari Bersama, Jutaan Netizen Takjub

Salah satu kebijakan pemerintah Prancis dalam menghentikan kematian massal lumba-lumba adalah sebuah peraturan yang mewajibkan kapal industri penangkap ikan menyalakan sebuah mesin Pinger.

Mesin tersebut akan mengeluarkan frekuensi yang membuat lumba-lumba tidak mendekat.

Namun Sea Sheperd skeptis dengan hal itu karena mereka pernah memergoki kapal yang secara sengaja mematikan mesin Pinger tersebut.

Mereka berdalih bahwa ketika mesin itu dinyalakan makan ikan buruan mereka yang berharga juga ikut menjauh.

Namun setelah melihat penemuan ini, pemerintah Prancis diharapkan lebih tegas karena sebuah penampakan pembataian dan mutilasi hewan ini sudah di luar akal sehat dan peri kemanusiaan sekalipun.

''Tidak pernah ada angka setinggi ini. Bahkan ini merupakan rekor tertinggi yang ada dalam 40 tahun,'' kata perwakilan Pelagis Obeservatory dikutip dari IFLScience.

Lebih dari 1.000 lumba-lumba mati adalah pemandangan yang menyedihkan dan tentunya kita harus mewariskan sebuah tindakan yang baik pada anak cucu kita nanti.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak