Pertama Kali, Tarantula Raksasa Terekam Memakan Hewan Berkantong

Pemandangan tarantula raksasa ini pertama kali direkam oleh peneliti.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 05 Maret 2019 | 17:15 WIB
Ilustrasi Tarantula Raksasa. (Pixabay/ Lichtpuenktchen)

Ilustrasi Tarantula Raksasa. (Pixabay/ Lichtpuenktchen)

Hitekno.com - Pada malam hari di hutan Amazon, Amerika Selatan, sebuah tim peneliti berhasil merekam pemandangan yang sangat langka. Tarantula terekam sedang memakan hewan berkantung yang mempunyai ukuran lebih besar daripada badannya.

Saat malam gelap di hutan Amazon, tim peneliti mendengar beberapa kebisingan seperti hewan yang berkelahi di serasah daun.

Mereka menyinari menggunakan lampu dan menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Baca Juga: Demi Berburu Hewan Langka, Pria Ini Rela Membayar Rp 1,5 Miliar

Tarantula memang dikenal mampu menaklukkan hewan yang agak besar seperti kadal, katak bangkong, maupun ikan.

Namun memakan bayi oposum yang dikenal mempunyai gerakan yang lincah dan ''licik'', baru pertama kali ini peneliti dapat merekamnya.

Secara teori dan di alam liar, tarantula memang sanggup melakukannya.

Baca Juga: Makin Mengkhawatirkan, Ratusan Hewan Terbesar di Dunia Menuju Kepunahan

Ilustrasi Oposum, hewan endemik di  wilayah Amerika. (Wikipedia/ Cody Pope)
Ilustrasi Oposum, hewan endemik di wilayah Amerika. (Wikipedia/ Cody Pope)

Tetapi para peneliti belum pernah merekam atau melihat langsung pertempuran itu.

Oposum adalah marsupial (hewan berkantong) dan termasuk hewan endemik dari Amerika yang masuk dalam ordo Didelphimorphia.

Hewan ini dikenal sangat cerdik dan bisa mengeluarkan apa yang disebut dengan ''Play Possum'', sebuah mekanisme pertahanan diri yang khas.

Baca Juga: Ditemukan Fosil Hewan Tertua di Dunia, Umurnya Ratusan Juta Tahun

Oposum saat berpura-pura mati. (Wikipedia/ Johnruble)
Oposum saat berpura-pura mati. (Wikipedia/ Johnruble)

Ketika mereka terancam maka oposum akan ''berpura-pura mati'' sehingga mereka akan terlihat pingsan, mengeluarkan bau busuk, dan berliur semaksimal mungkin.

Itu merupakan cara mereka untuk mengelabui predator agar dianggap sebagai hewan yang sakit atau penyakitan sehingga predator menjauh.

Namun sayangnya, bayi oposum ini gagal melakukan aksi liciknya karena tarantula sama sekali tidak terkecoh dan berhasil melumpuhkannya.

Baca Juga: Ini 5 Persahabatan Unik Hewan, Salah Satunya Kucing dan Iguana

Oposum telah ditangkap oleh tarantula raksasa dan masih berjuang untuk melepaskan diri ketika akan dimakan.

Namun, sekitar 30 detik, bayi oposum akhirnya tak berdaya sehingga mengakhiri perlawanan.

''Kami sangat gembira dan kaget, kami benar-benar tidak percaya dengan apa yang kami lihat. Kami tahu bahwa kami menyaksikan sesuatu yang sangat istimewa, tetapi kami tidak menyadari bahwa itu adalah pengamatan pertama setelah kita melakukan observasi,'' kata Michael Grundler, seorang peneliti dan kandidat doktor dari University of Michigan.

Dikutip dari IFLScience, penelitian tentang perilaku unik tarantula ini telah diterbitkan di jurnal Amphibian & Reptile Conservation.

Tarantula ketika memakan kadal. (Amphibian & Reptile Conservation/ Mark Cowan)
Tarantula ketika memakan kadal. (Amphibian & Reptile Conservation/ Mark Cowan)

Tim peneliti menghabiskan waktu untuk ekspedisi selama sebulan di dekat kaki bukit Andes, hutan Amazon.

Selain tarantula yang memakan hewan berkantong, mereka juga melakukan penelitian mengenai 85 spesies amfibi dan 90 spesies reptil.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak