Tiga Ancaman Terbesar Masyarakat Global Saat Ini, Makin Mengkhawatirkan

Masyarakat global harus cepat menyadarinya sebelum terlambat!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 06 Februari 2019 | 07:00 WIB
Ilustrasi obesitas. (Pixabay/ Catabile)

Ilustrasi obesitas. (Pixabay/ Catabile)

Hitekno.com - Hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan baru-baru ini mengungkapkan bahwa terdapat tiga ancaman terbesar manusia saat ini. Obesitas, kurang gizi, dan perubahan iklim merupakan ancaman terbesar bagi populasi dunia.

Sebanyak dana 1 miliar dolar AS atau Rp 13,9 triliun sangat dibutuhkan untuk menargetkan kebijakan dan produksi pangan.

Kebijakan tersebut dibutuhkan untuk mendukung kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan ekonomi.

Baca Juga: Medan Magnet di Kutub Utara Berubah, Sesuatu yang Aneh Sedang Terjadi

Hasil penelitian telah dipublikasikan di jurnal Lancet pada 27 Januari 2019.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa sekitar 4 juta kematian terjadi setiap tahun karena obesitas.

Data dari United Nations Food and Agriculture Organization (FAO) mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 815 juta orang yang kekurangan gizi di seluruh dunia.

Baca Juga: Fosil Bulu Dinosaurus Pertama di Dunia Diteliti Kembali, Ungkap Teori Baru

Tiga ancaman utama global saling terkait dengan metode produksi pertanian, transportasi, desain perkotaan dan penggunaan lahan yang akan sangat merugikan populasi dan planet.

Ilustrasi ancaman terbesar global. (Lancet)
Ilustrasi ancaman terbesar global. (Lancet)

''Apa yang kita lakukan saat ini tidak dapat dipertahankan. Satu-satunya hal yang dapat kita harapkan adalah bahwa rasa kesadaran akan meresap ke masyarakat global. Kita kehabisan waktu,'' kata William Dietz, penulis penelitian dan pakar kesehatan masyarakat di George Washington University.

Subsidi pemerintah di seluruh dunia sebesar 500 miliar dolar AS atau Rp 6.980 triliun untuk daging sapi, susu, dan industri makanan harus dialihkan ke sektor lain.

Baca Juga: Orang Ini Mengikat Kamera ke Elang, Pemandangan Menakjubkan Terekam

Peneliti menegaskan bahwa dana ribuan triliun rupiah harus dialihkan ke pertanian yang berkelanjutan dan sehat.

Dikutip dari WE Forum, dana global sebanyak 5 triliun dolar AS atau Rp 69 ribu triliun subsidi bahan bakar fosil harus dialihkan ke energi terbarukan dan transportasi berkelanjutan.

Subsidi daging di negara maju yang menelan ribuan triliun rupiah diketahui harus dialihkan ke pola makanan sehat seperti sayuran.

Baca Juga: Tentara AS Dibekali Drone Super Mini, Bisa Dimasukkan ke Saku

Seperti yang telah diketahui, di negara maju, menjadi seorang vegetarian justru ''sangat mahal'' karena harga daging dan makanan cepat saji lebih murah.

Ilustrasi perubahan iklim di Kutub Utara. (Pixabay)
Ilustrasi perubahan iklim di Kutub Utara. (Pixabay)

Sementara di negara miskin, kekurangan makanan merajalela sebagai akibat kekurang ekonomi untuk membeli makanan bergizi.

Produksi dan distribusi pertanian yang menggunakan bahan bakar fosil berkontribusi pada naiknya suhu global.

Naiknya suhu menimbulkan perubahan iklim yang bisa memacu kekeringan dan cuaca ekstrem.

Data dari FAO mengatakan bahwa pertanian, industri kehutanan, dan perluasan tanah bertanggung jawab atas seperempat dari emisi gas rumah kaca yang memanaskan Bumi.

Jika masyarakat global tidak menyadari tiga ancaman terbesar yang mereka hadapi, di masa depan, ketiga masalah tersebut akan makin membesar sehingga menimbulkan kekacauan massal.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak