Batuan Bumi Ditemukan di Bulan, Ilmuwan Kaget Setelah Menelitinya

Terdapat peristiwa dahsyat yang menyebabkan ini terjadi.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 26 Januari 2019 | 14:00 WIB
Big Bertha atau sampel Bulan 14321 dikumpulkan selama misi Apollo. (NASA)

Big Bertha atau sampel Bulan 14321 dikumpulkan selama misi Apollo. (NASA)

Hitekno.com - Analisis ulang material Bulan yang dikumpulkan selama misi Apollo 14 membuat para ilmuwan kaget. Bagaimana tidak, batuan Bumi ditemukan di Bulan secara tidak sengaja oleh astronot.

Setelah diteliti, salah satu batu yang dibawa kembali ke Bumi ternyata merupakan batuan Bumi yang berumur sangat tua.

Batuan Bumi itu berumur sekitar 4 miliar tahun lalu dan langsung masuk sebagai salah satu batuan terestial tertua Bumi yang pernah ditemukan.

Baca Juga: China Ingin Membangun Pangkalan di Bulan, Ini Rencananya

Penelitian mengenai batuan Bumi ditemukan di Bulan ini telah dipublikasikan di jurnal Earth and Planetary Science Letters.

Ilmuwan mengklaim bahwa fragmen batuan dalam sampel Bulan 14321 atau dikenal sebagai Big Bertha ternyata merupakan batuan Bumi.

Fragmen tersebut kemungkinan mencapai permukaan Bulan setelah asteroid atau komet menabrak Bumi.

Baca Juga: Mendarat di Bulan, Ini yang Dilakukan Pesawat Luar Angkasa Cina

Peristiwa itu melemparkan puing-puing Bumi ke luar angkasa.

Tanda panah menunjukkan kandungan kimia yang banyak ditemukan di Bumi. (NASA)
Tanda panah menunjukkan kandungan kimia yang banyak ditemukan di Bumi. (NASA)

Penulis utama penelitian adalah Profesor Jeremy Bellucci dari Swedish Museum of Natural History dan Profesor Alexander Nemchin dari Curtin University.

Belluci merupakan pakar ilmu arkeologi, kimia analitik, dan radiokimia sementara Nemchin merupakan pakar ilmu Bumi dan planet.

Baca Juga: Jika Bulan Menghilang, Hal Mengerikan Ini akan Terjadi

Kedua peneliti tersebut mengatakan terdapat sebuah peristiwa tabrakan hebat yang terjadi 4 miliar tahun lalu di Bumi.

Itu terjadi selama masa Hadean Eon, masa ketika Bumi baru lahir dan terus dilanda tabrakan asteroid.

Big Bertha dikumpulkan oleh astronot NASA Alan Shepard dan Edgar Mitchell pada tahun 1971 selama misi Apollo 12.

Baca Juga: Mematikan, Debu Bulan Ternyata Menyebabkan Kanker

Dikutip dari Gizmodo, Katie Robinson, seorang peneliti dari LPI-JSC Center for Lunar Science and Exploration mendukung teori dari penemuan ini.

Ilustrasi Bumi purba yang belum ada kehidupan. (Earth Chronicles)
Ilustrasi Bumi purba yang belum ada kehidupan. (Earth Chronicles)

Ia mengatakan bahwa selama ini, sampel 14321 Bulan memiliki kandungan yang ''tidak biasa''.

Batuan itu kaya akan clast dan mengandung fragmen felsit, termasuk kuarsa, feldspar, dan zirkon.

Bahan-bahan tersebut umumnya ditemukan di Bumi, tetapi sangat jarang ditemukan di Bulan.

Analisis kimia dari sampel menunjukkan bahwa batuan Big Bertha terbentuk di bawah permukaan Bumi, bukan Bulan.

Batuan tersebut juga diketahui terbentuk dari tekanan yang tinggi dan kaya akan oksigen, sesuatu yang tidak ada di Bulan.

Penelitian mengenai batuan Bumi ditemukan di Bulan sangat menarik, kita bisa tahu bagaimana Bumi purba ternyata pernah mengalami ledakan yang sangat dahsyat.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak