Misteri Cat Loreng di Suku Kuno Terpecahkan, Pengusir Makhluk Ini

Selain untuk ritual, cat loreng suku kuno mempunyai fungsi tersembunyi

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 17 Januari 2019 | 19:30 WIB
Suku pedalaman di Ethiopia. (Phys.org)

Suku pedalaman di Ethiopia. (Phys.org)

Hitekno.com - Seni melukis tubuh dengan garis-garis putih dipraktikkan oleh suku kuno dan diteruskan oleh suku pribumi di wilayah pedalaman. Peneliti kini memecahkan misteri mengapa cat loreng selalu digemari oleh suku kuno.

Suku-suku di Afrika, Australia, dan Asia Tenggara telah melakukan praktik bodypainting dalam upacara budaya selama beberapa generasi.

Dicampur secara tradisional dari tanah liat, kapur, abu, dan kotoran ternak, cat loreng mempunyai kegunaan khusus.

Baca Juga: Dikira Makam Suku Maya, Ternyata Tempat Ini Mempunyai Fungsi Lain

Dahulu, peneliti menganggap bahwa cat tersebut berguna untuk memoderasi panas tubuh dalam suhu di semak-semak dan sabana yang cukup tinggi.

Namun dalam penelitian terbaru mengungkapkan bahwa cat loreng bergaris putih atau abu-abu ternyata dapat mengusir makhluk penghisap darah.

Diketahui bahwa binatang zebra digigit jauh lebih sedikit daripada binatang dengan warna bulu tunggal.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Gerbang Dunia Bawah Suku Maya, Menakutkan

Cat loreng di suku kuno. (Pinterest/ Royal Society)
Cat loreng di suku kuno. (Pinterest/ Royal Society)

Tim peneliti memutuskan untuk melihat apakah garis-garis cahaya yang dilukis pada manusia akan memiliki efek jera yang sama.

Dalam penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science, peneliti menggunakan tiga manekin toko.

Satu dengan kulit gelap, satu dengan kulit lebih terang, dan model berkulit gelap dicat dengan garis-garis putih.

Baca Juga: Altar Game of Thrones Ditemukan di Kuil Suku Maya

Mereka melapisi manekin dengan lapisan perekat tipis untuk menangkap binatang penghisap darah.

Hasilnya mengejutkan, manekin berkulit gelap menarik 10 kali lipat serangga penghisap darah.

Sementara model bergaris lebih terhindar dari serangga.

Baca Juga: Cara Komunikasi Anak Heavy Metal Mirip Suku di Papua Nugini

Lalat penghisap darah, Tabanus sulcifrons. (Wikipedia/ Bruce Marlin)
Lalat penghisap darah, Tabanus sulcifrons. (Wikipedia/ Bruce Marlin)

Peneliti percaya bahwa garis-garis itu mengganggu polarisasi cahaya yang terpantul pada tubuh manusia.

Dikutip dari Phys, itu membuat mereka kurang enak dilihat oleh pikat (Tabanidae) atau lalat penghisap darah dan juga bangsa nyamuk.

Gigitan dari makhluk penghisap darah dan hama lain dapat berbahaya karena dapat menularkan penyakit seperti demam rawa.

Peneliti mengatakan bahwa selain berfungsi sebagai upacara ritual, cat loreng ternyata sangat berguna bagi kesehatan suku kuno.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak