Mengenal Alat Pendeteksi Tsunami yang Sering Hilang dan Rusak di Indonesia

Mengingat pentingnya alat ini, sangat disayangkan jika hilang dan rusak ya.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Rabu, 02 Januari 2019 | 18:00 WIB
Alat pendeteksi gempa. (Wikipedia/NOAA)

Alat pendeteksi gempa. (Wikipedia/NOAA)

Hitekno.com - Sebagai salah satu negara yang sebagian besarnya didominasi dengan daerah perairan, sudah sepatutnya untuk Indonesia dilengkapi dengan alat pendeteksi tsunami yang mumpuni. Sayangnya, alat ini sering kali hilang hingga rusak. Lalu bagaimana cara kerja alat pendeteksi tsunami ini?

Negara Indonesia sebelumnya dilengkapi dengan Deep-Ocean Tsunami Detection Buoy atau alat pendeteksi tsunami berjumlah 21 buoy yang merupakan hadiah dari negara Jerman, Amerika Serikat, dan Malaysia.

Sayangnya, sejak 2012, Indonesia sudah tidak lagi memiliki alat pendeteksi tsunami. Hal ini lalu yang membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi tsunami pasca gempa dengan menggunakan metode pemodelan. Metode ini dilakukan dengan perhitungan lunak berdasarkan pusat kedalaman dan magnitudo gempa.

Ilustrasi tsunami. (pixabay/WikiImages)
Ilustrasi tsunami. (pixabay/WikiImages)

Hal ini tentu sangat disayangkan. Pasalnya, sebagai negara dengan garis pantai nomor dua terpanjang di dunia, peranan buoy atau alat pendeteksi gempa tentu sangat penting.

Lalu bagaimana cara kerja buoy? Buoy yang ditempatkan terapung di atas laut ini rupanya bekerja sama dengan sebuah alat pengukur tekanan gelombang laut yang berada di dasar laut.

Saat tekanan dan tinggi gelombang laut berubah, alat ini akan langsung melaporkan ke buoy secara akurat. Data ini lalu diterima satelit dan alarm peringatan dini langsung aktif.

Pertanyaan lainnya, mengapa buoy tersebut lenyap? Diungkapkan oleh Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hal ini disebabkan oleh kurangnya biaya pemeliharaan dan operasi.

Alat pendeteksi gempa. (Wikipedia/Pacific Marine Environmental Laboratory)
Alat pendeteksi gempa. (Wikipedia/Pacific Marine Environmental Laboratory)

Selain rusak, rupanya buoy juga sering hilang. Entah karena apa. Pada catatan BMKG di tahun 2011 lalu, tujuh unit buoy di perairan Banyuwangi tidak sengaja rusak karena para nelayan.

Di Indonesia, alat pendeteksi gempa atau buoy ini dipasang di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cilacap, Bali, Laut Flores, Laut Maluku, dan Laut Banda. Alat ini dipasang terapung pada jarak 800 kilometer dari tepi pantai.

Walaupun tanpa buoy, BMKG tetap masih bisa memberikan peringatan dini tsunami. Namun, tentu akan lebih baik jika menggunakan buoy untuk kecepatan dan akurasi data sekaligus untuk menyelamatkan populasi.

Baca Juga: Menyeramkan, Langit Balikpapan Berubah Begini Setelah Pesta Kembang Api

Sudah mengenal dan tahu mengenai betapa pentingnya buoy atau alat pendeteksi tsunami ini? Jangan dirusak atau hilang lagi ya, dan kita nantikan keputusan pemerintah untuk pasokan Deep-Ocean Tsunami Detection Buoy.

Berita Terkait Berita Terkini

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB

Sejumlah fakta tentang paus orca atau paus pembunuh....

sains | 17:31 WIB