Mematikan, Debu Bulan Ternyata Menyebabkan Kanker

Masa depan nanti, manusia perlu berhati-hati jika berwisata di Bulan.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 18 Desember 2018 | 11:00 WIB
Debu di permukaan Bulan (NASA)

Debu di permukaan Bulan (NASA)

Hitekno.com - Saat ini, berbagai agen komersial antariksa bekerja keras ''mengirim kembali'' manusia ke permukaan Bulan. Namun perlu diketahui, ilmuwan mengungkapkan bahwa debu Bulan ternyata sangat mematikan bagi manusia.

Astronot selama misi Apollo 11 pada tahun 1969 mungkin tidak memiliki insiden kesehatan saat mereka ''bergembira'' melompat-lompat di permukaan Bulan.

Laporan NASA yang melakukan penelitian dari waktu ke waktu terhadap para astronot pasca mendarat di Bulan juga tidak menemukan kendala kesehatan.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Planet Bumi Super, Mirip Tempat Tinggal Kita?

Tapi satu hal yang mereka tahu, debu Bulan memiliki suhu yang cukup panas sehingga mampu menurunkan kualitas pakaian luar angkasa astronot.

Sekarang, para ilmuwan mengumpulkan lebih banyak bukti bahwa debu Bulan bisa sangat mengerikan bagi manusia.

Dengan memperlajari sampel debu (regolith) dari permukaan Bulan, para ilmuwan dari Stony Brook University, New York, menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Baca Juga: Gambar Planet Jupiter Tertangkap dari Dekat, Sangat Menakjubkan

Astronot NASA saat mendarat di Bulan. (Wikipedia/ NASA)
Astronot NASA saat mendarat di Bulan. (Wikipedia/ NASA)

Debu Bulan ternyata dapat bereaksi dengan sel manusia dengan menciptakan apa yang disebut dengan ''radikal hidroksil''.

Reaksi dari partikel itu terkenal sangat reaktif dan di kaitkan dengan penyakit kanker pada paru-paru.

''Ini adalah masalah kesehatan utama bagi astronot masa depan,'' kata Donald Hendrix, pemimpin studi di Stony Brook University.

Baca Juga: Disebut Aneh, 5 Planet di Luar Angkasa Ini Beneran Ada Lho

Penelitian yang berbeda memperkuat penelitian sebelumnya dengan menyebutkan bahwa debu Bulan memiliki efek yang lebih parah lagi.

Gambar permukaan Bulan. (NASA/ Eugene Chernan)
Gambar permukaan Bulan. (NASA/ Eugene Chernan)

Para ilmuwan menggunakan sel-sel otak tikus dan sel paru-paru manusia untuk menyimulasikan efek debu Bulan.

Hasilnya sangat mematikan, 90 persen sel paru-paru manusia dan neuron tikus mati setelah terkena efek dari debu Bulan.

Baca Juga: Selain Bumi Datar, Ini Deretan Teori Lain Soal Bentuk Planet Ini

''Debu adalah kekhawatiran nomor satu saat kembali ke Bulan'' kata astronot Apollo, John Young, dikutip dari Futurism.

Debu Bulan akan menjadi masalah besar bagi perencanaan manusia untuk ''berkeliaran kembali'' di permukaan Bulan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak