Pusing Saat Sakit Perut? Ternyata Usus dan Otak Saling Terhubung

Penelitian membuktikan adanya hubungan antara otak dengan usus, ini penjelasannya.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Kamis, 06 Desember 2018 | 15:30 WIB
Ilustrasi usus dan otak. (Candida Diet)

Ilustrasi usus dan otak. (Candida Diet)

Hitekno.com - Semakin banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa usus dan otak ternyata mempunyai hubungan terkait penyakit yang mendera keduanya.

Peneliti menyebutnya dengan ''gut–brain axis'' atau aksis usus-otak.

Gangguan aksis otak berkontribusi pada beragam penyakit, termasuk Parkinson dan sindrom iritasi usus.

Akibatnya, bidang pengembangan aksis usus-otak berkembang pesat hingga saat ini.

Penelitian yang sudah diterbitkan di Nature Neuroscience menungkap bahwa terdapat hubungan antara penyakit yang mendera di usus dengan penyakit yang ada di otak.

Sebelumnya diketahui bahwa asupan garam yang tinggi menyebabkan perubahan kekebalan yang mendalam pada usus.

Hal itu akan meningkatkan kerentanan otak terhadap autoimunitas. Tubuh akan menyerang sel dan jaringan sehatnya sendiri secara tidak sengaja.

Ilustrasi Otak. (Pixabay)
Ilustrasi Otak. (Pixabay)

Penyerangan sel menunjukkan bahwa usus dapat berkomunikasi dengan otak melalui sinyal imun.

Penelitian terbaru menunjukkan koneksi lain dari aksis usus-otak.

Peneliti menemukan bahwa sinyal imun yang dikirim dari usus dapat membahayakan pembuluh darah otak.

Baca Juga: Heboh, Kerangka Berusia 500 Tahun Memakai Sepatu Bot

Penelitian menggunakan tikus dan menemukan bahwa tanggapan imun di usus kecil memicu reaksi kimia yang mencapai pembuluh darah otak.

Reaksi akan mengurangi alirah darah korteks dan hippocampus, dua wilayah otak yang penting untuk belajar dan menyimpan memori.

Itu akan membuat penderita akan mengalami gangguan dalam belajar dan penurunan kinerja kognitif.

Peneliti mengamati bahwa usus bereaksi terhadap kelebihan garam dan cenderung mengarahkan sinyal imun ke otak.

Ilustrasi usus dan otak. (Candida Diet)
Ilustrasi usus dan otak. (Candida Diet)

Penelitian juga menyarankan bahwa menurunkan asupan garam terbukti memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan secara menyeluruh.

Ketika tikus kembali ke diet normal setelah menjalani diet garam tinggi, efek buruk kesehatan yang diakibatkan oleh kelebihan garam menjadi hilang.

Penelitian mengenai hubungan usus dan otak dapat memotivasi manusia agar menjaga usus mereka sehingga otak tetap sehat dan beraktivitas lancar.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Bukan sekadar hiburan, film horor ternyata 'gym' bagi otak Anda. Pakar psikologi ungkap bagaimana adegan seram bisa mela...

sains | 10:55 WIB

Ilmuwan menemukan masker dan cangkir berusia 5.000 tahun yang terbuat dari tulang manusia di China....

sains | 12:41 WIB

BMKG ungkap biang kerok cuaca panas menyengat. Bukan gelombang panas, ini kombinasi dari musim pancaroba dan posisi mata...

sains | 16:20 WIB

Para ilmuwan berhasil membuat AI menciptakan virus yang dapat membunuh bakteri....

sains | 13:27 WIB

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB