Super Dingin, Begini Kehidupan Para Peneliti di Antartika

Siap-siap disiksa dinginnya Antartika ya.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Sabtu, 17 November 2018 | 12:00 WIB
Concordia, Antartika. (Wikipedia/ESA_events)

Concordia, Antartika. (Wikipedia/ESA_events)

Hitekno.com - Berbicara mengenai Antartika, kamu pasti akan langsung membayangkan udara super dingin yang menusuk ke setiap tulang di tubuhmu.

Antartika dikenal sebagai daerah terdingin di dunia dengan hampir 99 persen wilayahnya ditutupi oleh es tebal. Berada di kutub selatan, ketebalan es di Antartika diperkirakan mencapai satu kilometer.

Walaupun memiliki suhu dingin, kamu tetap akan menemukan kehidupan di Antartika. Beberapa peneliti bahkan nekat tinggal di daerah ini demi penelitiannya.

Baca Juga: 5 Hal Unik yang Pernah Terjadi di Planet Bumi

Pada 2005, di Antartika dibangun sebuah stasiun kutub Prancis-Italia bernama Concordia yang menjadi tempat penelitian European Space Agency (ESA).

Concordia, Antartika. (Wikipedia/StephenHudson)
Concordia, Antartika. (Wikipedia/StephenHudson)

Di tempat penelitian ini hidup 60 orang yang terisolasi dalam suhu rendah dan tentu saja kurangnya cahaya dan oksigen. Para peneliti ini harus tinggal di Antartika selama 9 sampai 12 bulan kedepan.

Stasiun ini terdiri dari dua bangunan berbentuk silinder yang disebut ''Quiet'' dan ''Noisy''.

Baca Juga: Yuk Saksikan Hujan Meteor Leonid 2018, Ini Tanggalnya

Quiet berisi semua laboratorium, ruang keluarga, dan rumah sakit. Sedangkan Noisy memiliki gym, tempat penyimpanan, ruang makan, bioskop, dan ruang rekreasi.

Hidup dan tinggal di Antartika memang tidak selamanya menyenangkan walaupun para peneliti dimanjakan dengan berbagai hiburan di gedung Noisy.

Di Antartika, suhu tertingginya tidak pernah lebih dari -28 derajat celcius bahkan di musim panas. Bakteri pun tidak mampu bertahan hidup di Antartika. Kamu membutuhkan pakaian super tebal, sepatu khusus, dan kacamata yang total beratnya hampir sama dengan berat baju astronot.

Baca Juga: Hikikomori, Kehidupan Remaja Anti Sosial di Jepang

Concordia, Antartika. (Wikipedia/StephenHudson)
Concordia, Antartika. (Wikipedia/StephenHudson)

Concordia sendiri berada di 2.050 kilometer di atas permukaan laut sehingga udaranya semakin dingin dan tipis serta memiliki oksigen rendah.

Jika di kehidupan benua lain kamu dapat merasakan pagi, siang, dan malam. Di Antartika, matahari tidak terlihat di langit. Kamu akan menghabiskan empat bulan dalam kegelapan total di sini.

Pada musim panas, matahari yang tidak memberikan kehangatan ini bahkan tidak tenggelam. Siap-siap jadwal tidurmu terganggu ya.

Baca Juga: Berkunjung ke Reaktor Nuklir Fukushima Pasca Bencana 7 Tahun Lalu

Terpisah jauh dari peradaban, Concordia sangat sulit dijangkau, Supermarket terdekat di daerah ini berjarak hingga 4.000 kilometer.

Concordia, Antartika. (Wikipedia/StephenHudson)
Concordia, Antartika. (Wikipedia/StephenHudson)

Kondisi ini semakin parah ketika musim dingin tiba. Para peneliti biasanya tidak dapat keluar dan menghabiskan waktunya dalam Concordia.

Selama hal itu berlangsung, para peneliti akan mudah mengalami stres dan berbagai kesulitan psikologis seperti linglung dan depresi.

Menangani masalah ini, para peneliti akan dilengkapi dengan buku harian digital khusus dan jam tangan khusus untuk melakukan dokumentasi waktu tidur dan bekerja.

Jauh dari hiburan kehidupan normal, para peneliti ini juga sering menghabiskan waktu bersama dan membuat pesta bersama.

Itu tadi sedikit bayangan mengenai kehidupan peneliti di Antartika. Ingin berkunjung ke Antartika?

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak