Mulai Bermigrasi, Hewan di Arktik Kebingungan

Wah gawat, ada sesuatu yang aneh di Arktik!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Jum'at, 05 Oktober 2018 | 08:00 WIB
Angsa Teritip ketika terbang di ketinggian. (LiveScience)

Angsa Teritip ketika terbang di ketinggian. (LiveScience)

Hitekno.com - Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ilmuwan, terdapat ''perubahan'' di Arktik. Kini penelitian terbaru mengungkapkan bahwa hewan di Arktik mulai bermigrasi dan tampak kebingungan.

Salah satu hewan yang terkena dampak perubahan di Arktik adalah angsa Arktik atau angsa teritip (Branta leucopsis).

Setiap musim semi, angsa teritip bermigrasi lebih dari 1.800 mil atau 2.900 kilometer. Mereka akan bermigrasi dari Belanda dan Jerman Utara ke tempat berkembang biak mereka di Rusia (di atas lingkaran Arktik).

Baca Juga: Selain Soputan, Ini Belasan Gunung Api Aktif di Sulawesi

Perjalanan ke utara biasanya memakan waktu sekitar satu bulan. Angsa biasanya membuat beberapa pemberhentian di sepanjang jalan untuk makan dan menggemukkan badan sebelum mereka bertelur.

Namun sekarang, pola migrasi itu berubah karena suhu yang meningkat pesat telah menyebabkan mata air di Kutub Utara.

Ilmuwan yang bernama Bart Nolet dari Institut Ekologi Belanda melakukan penelitian bersama ilmuwan lain untuk menyelidiki fenomena ini.

Baca Juga: Rakun Zombie Ditemukan di New York, Masih Diteliti Ilmuwan

Angsa Teritip ketika bermigrasi. (BirdGuides)
Angsa Teritip ketika bermigrasi. (BirdGuides)

Secara historis, angsa biasanya tiba tepat setelah salju mencair dan segera bertelur.

Ini memberi waktu bagi tanaman untuk mulai tumbuh sehingga anak-anaknya dapat memperoleh manfaat dari apa yang dikenal sebagai ''puncak makanan''.

Hari ini, cuaca di bagian-bagian perjalanan utara lebih hangat dari biasanya.

Baca Juga: Tak Yakin Asteroid, Ilmuwan Teliti Penyebab Punahnya Dinosaurus

Burung-burung tampaknya menyadari bahwa mereka terlambat (dari waktu seharusnya) dan mereka mulai mempercepat proses migrasi.

Para peneliti menemukan bahwa perjalanan angsa teritip yang biasanya memakan waktu sebulan kini membutuhkan waktu satu minggu.

Dikutip dari NPR, Nolet menjelaskan bahwa ini seperti perlombaan maraton yang dilakukan oleh manusia.

Baca Juga: Penelitian Ilmuwan Terbaru, Kucing Zaman Now Tak Lagi Makan Tikus

"Mereka terbang hampir tanpa henti dari daerah musim dingin ke tempat berkembang biak mereka," kata Nolet.

Angsa tertitip ketika di Arktik. (NPR)
Angsa tertitip ketika di Arktik. (NPR)

Kawanan angsa akan menghabiskan waktu di jalan dan angsa yang kelelahan tidak dapat bertelur dengan segera karena mereka membutuhkan waktu untuk mencari makan dan memulihkan diri.

Hal itu berarti anak angsa nantinya tidak lagi bisa menikmati ''puncak makanan'' yang lezat dan bergizi.

Ilmuwan menjelaskan bahwa ketika telur menetas, anak angsa hanya akan menemui makanan yang sudah memburuk dalam hal kualitas.

Ilustrasi angsa teritip. (LuontoPortti)
Ilustrasi angsa teritip. (LuontoPortti)

Singkatnya, naiknya suhu Kutub Utara berarti bahwa angsa-angsa bermigrasi pada waktu yang tidak selaras dengan beberapa sumber makanan terbaik mereka.

Ini dapat mengakibatkan anak-anak angsa yang akan selamat berjumlah sedikit.

Perubahan iklim sangat mempengaruhi kehidupan hewan di Arktik, terutama hewan yang bermigrasi jauh seperti angsa teritip.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak