Ilustrasi hadiah Nobel. (GamingZion)
Hitekno.com - Hadiah Nobel 2018 dalam bidang kimia dianugerahi pada Rabu pagi (03/10/2018) kepada tiga ilmuwan hebat. Mereka menempatkan evolusi agar bekerja merancang molekul dari organisme hidup.
Hadiah nobel diberikan karena dengan percepatan evolusi yang ada mereka dapat mengembangkan biofuels yang lebih bersih dan obat-obatan untuk penyakit psoriasis.
Penyakit itu merupakan peradangan kulit menahun dengan ruam memerah dan kulit yang terkelupas.
Hadiah Nobel diberikan kepada France Arnold (62) dari Institut Teknologi California, George Smith (77) dari University of Missouri Columbia dan Gregory Winter (67) di Laboratorium Biologi Molekuler MRC Inggris.
Khusus bagi Arnold, dia merupakan wanita kelima yang pernah menerima Hadiah Nobel dalam bidang kimia.
Arnold meneliti mengenai enzim. Di alam, enzim melakukan hal-hal seperti memecah rantai panjang pati menjadi gula, merakit protein, atau menyalin DNA.
Evolusi terarah merupakan proses berulang yang digunakan para ilmuwan untuk merancang molekul biologis seperti enzim.
Ini membutuhkan induksi beberapa keacakan enzim target dalam suatu organisme seperti bakteri.
Bakteri bermutasi yang dihasilkan akan disaring untuk melihat mana yang melakukan pekerjaan terbaik.
Para pemenang kemudian dibiakkan, dan dari keturunan mereka, yang terbaik dipilih, dan kemudian dibiakkan, dan seterusnya.
Baca Juga: Bikin Merinding, 3 Fenomena Aneh di Film Venom Ada di Dunia Nyata
Dikuti dari Vox Science, metode yang digunakan Arnold dalam mempercepat evolusi sekarang digunakan untuk memproduksi obat-obatan, bahan kimia khusus, dan enzim untuk biofuel.
Smith dan Winter sementara itu bekerja dengan teknik yang disebut fag display.
Ini adalah proses di mana ilmuwan menggunakan virus yang dapat menginfeksi bakteri, yang dikenal sebagai bakteriofag, untuk menghasilkan protein baru.
Smith menemukan bahwa bakteriofag menampilkan protein tertentu di permukaannya.
Seperti halnya teknik enzim Arnold, virus yang menempelkan protein terbaik ke target akan diperkuat dan disaring lagi hingga virus membuat protein yang memiliki kinerja yang tepat.
Ini terbukti mampu menciptakan antibodi, protein yang mengidentifikasi ancaman bagi sistem kekebalan tubuh.
Pada tahun 2002, terapi pertama yang menggunakan antibodi yang berevolusi disetujui.
Teknik ini sekarang digunakan untuk mengobati psoriasis, rheumatoid arthritis, dan penyakit radang usus.
Ketiga ilmuwan yang meraih Hadiah Nobel 2018 sangat menginspirasi karena ilmu mereka dapat membantu manusia mengembangkan obat dan bahan bakar baru.