Mumi Penguin Ditemukan di Antartika, Umurnya Ratusan Tahun

Kamu akan miris mendengar kisah kematian mumi penguin.

Dany Garjito | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 09 September 2018 | 10:00 WIB
Penguin di antara kematian teman-temannya. (New Scientist)

Penguin di antara kematian teman-temannya. (New Scientist)

Hitekno.com - Di wilayah Long Penisula, Antartika sebelah timur, terdapat kuburan kuno yang dapat menceritakan kisah tragis mengenai perubahan iklim. Terkubur di dalam lapisan sedimen, mumi penguin ditemukan masih utuh.

Tak hanya satu, namun diperkirakan puluhan ribu penguin Adelie mati dalam dua peristiwa kematian massal selama 1.000 tahun terakhir.

Atas penemuan mumi penguin, sekelompok peneliti melakukan studi untuk mengetahui lebih lanjut. Studi mengenai mumi penguin dan peristiwa kematian massal sudah diterbitkan di Journal of Geophysical Research: Biogeosciences.

Baca Juga: Netizen Curhat, Kambing Nge-troll Mengerjai Manusia

Terdapat 2 peristiwa besar yang pernah terjadi tepatnya pada 750 tahun yang lalu dan 200 tahun terakhir.

Kematian massal para penguin disebabkan oleh salju tebal atau hujan yang berlangsung selama beberapa dekade.

Dikutip dari IFLScience, peristiwa besar itu menyebabkan banjir, erosi dan hilangnya habitat yang sesuai bagi spesies penguin di Antartika sebelah timur.

Baca Juga: Spesies Hiu Baru Ditemukan, Sangat Menggemaskan

Sekarang, kondisi yang menyebabkan dua peristiwa besar itu sepertinya ada kaitannya dengan perubahan iklim yang sedang terjadi.

 

Kuburan massal penguin di Antartika sebelah timur.  ( Yuesong Gao)
Kuburan massal penguin di Antartika sebelah timur. ( Yuesong Gao)

Selama 3.900 tahun, penguin Adelie hanya tinggal di Antartika. Ilmuwan spesialis karbon mengisahkan bahwa usia mumi penguin ketika mati sebagian besar masih berusia anak-anak.

Baca Juga: Ilmuwan Bergabung, NASA Didesak Intensifkan Pencarian Alien

Kematian anak penguin sehingga terperangkap di lapisan sedimen itu disebabkan karena peristiwa pergeseran Mode Annular Selatan. Peristiwa itu berhubungan erat dengan pola angin di Samudera Selatan yang menghembuskan udara basah ke Antartika Timur.

Kematian massal terjadi karena salju tebal dan udara basah menyebabkan anak-anak penguin tak bisa bertahan.

Anak-anak penguin tidak memiliki bulu yang cukup tebal untuk bertahan di dalam kondisi yang ekstrem.

Baca Juga: Deretan Mumi Ini Diklaim Paling Fenomenal di Dunia

Salju yang cukup tebal dapat menyulitkan orang tua penguin menemukan kerikil yang cocok untuk sarang mereka.

 

Mumi penguin berusia 750 tahun.  ( Yuesong Gao)
Mumi penguin berusia 750 tahun. ( Yuesong Gao)

Selain itu, jika salju yang tebal mencair, maka telur penguin bisa langsung tenggelam dan gagal menetas.

Salah satu sampel mumi diketahui berumur 750 tahun. Mumi penguin itu merupakan salah satu dari puluhan ribu penguin yang mati.

Ironisnya, kematian massal ketiga penguin terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Hujan salju yang tak henti-hentinya selama tahun 2013 dan peristiwa sama yang terjadi di tahun 2017 membuat anak penguin tak selamat.

Tercatat hanya 2 dari sekitar 40 ribu anak penguin yang selamat.

Mumi penguin dapat menjadi tamparan keras bagi manusia untuk lebih pada perubahan iklim. 

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak