Memakai Cat, Ilmuwan Meneliti Cara Kerja Sama Koloni Semut

Wow, kita harus mencontoh kerja sama semut, tapi jangan pas ujian ya!

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Jum'at, 24 Agustus 2018 | 16:00 WIB
Semut-semut di cat untuk diteliti. (Daniel Kronauer)

Semut-semut di cat untuk diteliti. (Daniel Kronauer)

Hitekno.com - Semut dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan ketika mereka sedang bekerja sama. Dengan menggunakan cat dan komputer, ilmuwan meneliti cara kerja sama koloni semut.

Seperti yang telah diketahui bahwa semut mampu membangun sarang yang rumit dan bahkan mampu menciptakan jembatan dari tubuh mereka.

Kemampuan bertahan hidup paling cocok adalah kemampuan untuk melakukan evolusi. Namun meski makhluk hidup punya kemampuan evolusi dengan diri mereka sendiri, mereka juga membutuhkan orang lain untuk berkelompok atau bersosialisasi.

Berharap untuk lebih memahami hal tersebut, para peneliti yang dipimpin oleh Yuko Ulrich dari Rockefelle University memutuskan untuk meneliti sekelompok semut.

Para peneliti ingin mengetahui bagaimana pembagian kerja di dalam kelompok semut.

Mereka juga berharap penelitian ini dapat membantu kita memahami perilaku manusia.

Semut saat berkomunikasi  (Mother Nature Network)
Semut saat berkomunikasi (Mother Nature Network)

Dilansir dari Gizmodo, penelitian tersebut menggunakan semut berjenis Clonal Raider. Semut Clonal Raider tidak memiliki ratu dan bereproduksi secara klonal.

Hal tersebut berarti semut betina bertelur dan tidak perlu dibuahi untuk menghasilkan semut betina lainnya.

Mempelajari banyak individu semut yang hampir identik tidak mudah. Untuk memudahkannya mereka menandai semut dengan titik-titik cat dan merekam koloni tersebut.

Mereka menggunakan program komputer untuk dapat melacak perilaku setiap semut yang ada pada tiap koloni.

Baca Juga: Ilmuwan Klaim Bisa Membalikkan Efek Penuaan dalam Sel Manusia

Para peneliti mengamati tujuh hingga delapan koloni. Masing-masing koloni terdapat 2, 4, 6, 8, 12 atau 16 semut pekerja dengan jumlah larva yang sama.

Khusus kelompok dengan anggota 6 semut atau lebih sedikit, setiap individu mulai berperilaku berbeda satu sama lain.

Cara kerja sama yang mereka lakukan lebih sedikit daripada ketika jumlah semut di koloni lebih besar. 

Semut-semut di cat untuk diteliti. (Daniel Kronauer)
Semut-semut di cat untuk diteliti. (Daniel Kronauer)

Namun yang paling mengejutkan adalah larva berkembang menjadi dewasa lebih cepat apabila kelompok atau koloni semut lebih besar. Dengan kata lain, semakin besar koloni maka semakin cepat perkembangan larva semut menjadi dewasa.

Jurnal hasil penelitian ini sudah diterbitkan di Nature. Para peneliti menambahkan bahwa larva yang lebih cepat berkembang menandakan bahwa ukuran kebugaran larva lebih baik saat berada di koloni yang lebih besar.

“Kami menyediakan jumlah makanan per larva yang sama, tidak ada yang berbeda selain ukuran kelompok. Itu sesuatu yang tidak saya duga,'' kata Kronauer yang merupakan salah seorang peneliti sekaligus penulis studi.

Cara kerja sama koloni semut ini masih harus diteliti lebih lanjut, pasalnya mereka melakukannya di laboratorium sehingga terdapat kemungkinan yang berbeda jika penelitian dilakukan di lingkungan alami semut.

 

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Ilmuwan menemukan masker dan cangkir berusia 5.000 tahun yang terbuat dari tulang manusia di China....

sains | 12:41 WIB

BMKG ungkap biang kerok cuaca panas menyengat. Bukan gelombang panas, ini kombinasi dari musim pancaroba dan posisi mata...

sains | 16:20 WIB

Para ilmuwan berhasil membuat AI menciptakan virus yang dapat membunuh bakteri....

sains | 13:27 WIB

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB