Roket China Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini, Timpa Indonesia Lagi?

Roket dengan berat 25 ton itu diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi pada Minggu pagi, 6 November 2022 waktu Indonesia.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 04 November 2022 | 17:00 WIB
China meluncurkan roket Long March-5. (CNSA)

China meluncurkan roket Long March-5. (CNSA)

Hitekno.com - Sisa roket China akan jatuh ke Bumi pada 6 November 2022 mendatang, usai mengantarkan modul stasiun luar angkasa. Akankah roket China ini akan kembali jatuh ke Indonesia?

Dikutip tim HiTekno.com dari Suara.com, diperkirakan kalau roket China tersebut akan kembali memasuki atmosfer Bumi besok malam waktu Indonesia.

Adalah Roket Long March 5B diluncurkan pada 31 Oktober 2022 lalu untuk membawa modul terakhir dari stasiun antariksa Tiangong yang sedang dibangun China di orbit.

Baca Juga: Penampakan Roket Artemis 1, Jelang Peluncuran Misi ke Bulan

Roket dengan berat 25 ton itu diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi pada Minggu pagi, 6 November 2022 waktu Indonesia.

Belum diketahui di mana roket tersebut akan jatuh, demikian dikatakan pusat studi puing pesawat luar angkasa dari Aerospace Corporation, lembaga yang dibiayai Amerika Serikat untuk meneliti tentang misi luar angkasa.

Ada beberapa lokasi yang kemungkinan jadi tempat jatuhnya roket China itu. Di antarnya adalah Amerika Serikat, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Afrika, India, Asia Tenggara, China dan Australia.

Baca Juga: BRIN Teliti Potongan Logam Roket China, Ini Tujuannya

Dalam dua tahun terakhir, ini adalah kali keempat roket China jatuh tak terkendali ke Bumi usai membawa muatannya ke orbit.

Pada Agustus lalu serpihan roket China jatuh di Kalimantan Barat. Sementara sebelumnya, puing-puing roket China juga pernah jatuh dekat Maladewa (2021) dan Pantai Gading (2020).

Roket Long March 5. (Wikipedia/ Huang Zhu)
Roket Long March 5. (Wikipedia/ Huang Zhu)

Adapun bagian roket China yang jatuh kembali ke Bumi itu adalah booster, komponen yang paling padat dan kuat. Komponen ini sangat sukar terbakar habis di atmosfer.

Baca Juga: Roket Astra Gagal Mencapai Orbit, NASA Kehilangan 2 Satelit

Lazimnya para insinyur akan berusaha untuk mengarahkan roket kembali ke Bumi agar tidak menjadi sampah antariksa dan membahayakan satelit di orbit. Tetapi roket-roket bekas itu biasanya diarahkan agar jatuh ke laut.

Roket memang dirancang agar masih memiliki cukup bahan bakar atau tenaga untuk bisa meloloskan diri dari orbit dan bisa dikendalikan dari Bumi untuk jatuh ke lautan.

Tetapi roket Long March 5B milik China tidak dirancang untuk bisa dinyalakan kembali ketika mesinnya sudah mati. Alhasil, roket tersebut akan jatuh kembali ke Bumi tanpa bisa dikendalikan.

Baca Juga: NASA Segera Terbangkan Dua Roket ke Aurora Borealis Aktif, untuk Apa?

Beijing sendiri mengklaim bahwa roket tidak harus jatuh dikendalikan saat jatuh ke Bumi. Kementerian Luar Negeri China pada 2021 lalu mengatakan bahwa praktik seperti itu sudah biasa dan bahkan dilakukan juga oleh perusahaan antariksa Amerika, SpaceX.

China mencontohkan pada Maret 2021 serpihan roket SpaceX jatuh di sebuah pertanian di Negara Bagian Washington, AS dan pada Agustus 2022 kemarin puing roket SpaceX juga jatuh di sebuah peternakan di Australia. 

Itulah laporan terkini dari kembalinya roket China jatuh ke Bumi usai mengantarkan modul stasiun luar angkasa. (Suara.com/ Liberty Jemadu)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak