Ternyata Ini Alasan Xiaomi Sering Rilis HP Terbaiknya Hanya di China

Alasan mengapa Xiaomi merilis beberapa ponsel terbaiknya secara eksklusif di China.

Lintang Siltya Utami

Posted: Rabu, 29 Oktober 2025 | 12:55 WIB
Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/He Junhui]

Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/He Junhui]

Hitekno.com - Keputusan Xiaomi untuk merilis sebagian dari produk HP hanya di pasar China sering kali menimbulkan rasa penasaran di kalangan penggemar teknologi di berbagai negara. Langkah ini bukan tanpa perhitungan dan alasan. Sebaliknya, strategi tersebut merupakan hasil dari pertimbangan matang antara inovasi, regulasi, efisiensi biaya, dan segmentasi pasar yang sangat spesifik.

Xiaomi memanfaatkan pasar dalam negerinya sebagai laboratorium raksasa untuk menguji teknologi, desain, serta pengalaman pengguna sebelum meluncurkan versi global yang telah disempurnakan. Produk-produk seperti Redmi K90 Pro atau Xiaomi 17 biasanya menjadi yang pertama kali diperkenalkan di China, berfungsi sebagai panggung uji coba bagi fitur-fitur eksperimental dan terobosan desain terbaru dari perusahaan tersebut.

Sebagai negara asal Xiaomi, China memainkan peran vital dalam perjalanan perusahaan ini. Pasar domestik yang besar, dengan basis pengguna yang sangat aktif dan loyal, memberikan Xiaomi kesempatan langka untuk mengumpulkan data nyata dan masukan langsung dalam waktu singkat. Melalui pola peluncuran seperti ini, Xiaomi bisa dengan cepat menilai respons pengguna terhadap fitur-fitur baru dan memperbaikinya dengan segera.

Inovasi penting seperti versi awal HyperOS, teknologi kamera hasil kerja sama dengan Leica, hingga fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) sering kali diuji terlebih dahulu di perangkat yang hanya tersedia untuk pasar China.

Pendekatan ini memungkinkan Xiaomi untuk melakukan penyempurnaan berkali-kali sebelum teknologi tersebut diadaptasi untuk model internasional. Dengan cara ini, Xiaomi mendapatkan keuntungan besar di mana mereka dapat mengevaluasi ide-ide baru di lingkungan nyata dengan jutaan pengguna aktif sebelum berinvestasi dalam produksi global berskala besar.

Dilansir dari Xiaomi Time pada Rabu (29/10/2025), menjual HP secara global tidak sesederhana menerjemahkan sistem operasi atau mengganti bahasa antarmuka. Setiap negara memiliki standar sertifikasi yang berbeda-beda, seperti CE di Eropa, FCC di Amerika Serikat, atau BIS di India. Di luar itu, perangkat yang dijual di pasar internasional juga wajib memenuhi syarat untuk menggunakan Google Mobile Services (GMS), yang sama sekali tidak digunakan di China.

Selain kendala perizinan, ada juga perbedaan teknis dalam hal pita frekuensi jaringan 4G dan 5G yang digunakan di berbagai wilayah. Karena itu, setiap HP harus disesuaikan secara hardware agar dapat berfungsi optimal di tiap pasar.

Proses penyesuaian dan sertifikasi semacam ini tentu memakan waktu, biaya, serta sumber daya yang besar. Maka dari itu, Xiaomi memilih untuk mempertahankan beberapa model khusus, seperti Redmi K Ultra Series, agar tetap eksklusif di China, tempat di mana ponsel tersebut bisa digunakan dengan maksimal tanpa perlu modifikasi tambahan.

Redmi K80 Pro. [Redmi]
Redmi K80 Pro. [Redmi]

Harga juga menjadi faktor penting dalam strategi eksklusivitas Xiaomi. Di China, Xiaomi menerapkan kebijakan harga yang sangat kompetitif, terutama untuk lini Redmi dan POCO. Namun, mempertahankan struktur harga tersebut di pasar global sangat sulit karena adanya biaya distribusi lokal, pajak impor, dan perbedaan nilai tukar.

Jika model-model khusus China itu dirilis ke pasar global tanpa penyesuaian, harganya kemungkinan akan jauh lebih tinggi, sehingga kehilangan daya saing terhadap merek lain yang sudah kuat di tiap kawasan.

Baca Juga: Emote Rain or Shine Hadir di Kode Redeem FF 29 Oktober 2025, Ini Cara Klaimnya!

Untuk mengatasi hal tersebut, Xiaomi biasanya meluncurkan versi berbeda untuk pasar luar negeri dengan nama dan penyesuaian harga yang sesuai, seperti seri POCO F atau Xiaomi T. Strategi ini memungkinkan perusahaan menjaga margin keuntungan sekaligus menyesuaikan produk dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat di tiap wilayah.

Pendekatan multi-brand menjadi salah satu kekuatan utama Xiaomi. Dengan memiliki beberapa sub-merek seperti Redmi, POCO, dan Xiaomi, perusahaan dapat menjangkau berbagai kelompok konsumen dengan lebih efektif.

Misalnya, pengguna di China yang cenderung menyukai spesifikasi tinggi dan harga agresif akan memilih lini Redmi K Series, sementara di pasar global, produk dengan spesifikasi serupa sering kali muncul di bawah nama POCO. Contohnya, Redmi K90 Pro bisa muncul secara internasional sebagai POCO F8 Ultra, dan Redmi Turbo 5 dipasarkan di luar negeri sebagai POCO X8 Pro.

Dengan cara ini, Xiaomi bisa menggunakan kembali teknologi dan komponen yang sudah terbukti andal di China, sekaligus menyesuaikannya dengan preferensi pasar lokal melalui branding yang berbeda.

Perangkat Xiaomi di China dijalankan dengan HyperOS versi domestik, yang dirancang untuk integrasi mendalam dengan ekosistem digital lokal seperti Weibo, Baidu, dan Mi Store. Sistem ini tidak dilengkapi layanan Google, namun biasanya mendapatkan pembaruan lebih cepat serta menghadirkan fitur-fitur eksperimental yang belum tersedia di versi internasional.

Sebaliknya, HyperOS versi global dirancang agar lebih stabil dan sesuai dengan regulasi internasional. Versi ini sudah dilengkapi Google Play Services, serta disesuaikan dengan aturan privasi, keamanan data, dan standar periklanan di berbagai negara. Meski lebih aman dan stabil, pengguna global biasanya menerima pembaruan sistem dengan jeda waktu yang lebih lama dibandingkan pengguna di China.

Pada akhirnya, ponsel-ponsel eksklusif Xiaomi yang hanya dipasarkan di China bukanlah bentuk diskriminasi terhadap pasar global, melainkan bagian dari strategi bisnis dan inovasi yang matang. Pasar domestik berperan sebagai tempat eksperimen utama bagi Xiaomi untuk menguji ide, teknologi, dan konsep desain baru dengan risiko minimal. Setelah berhasil dan terbukti, inovasi tersebut kemudian diperluas ke pasar internasional dalam bentuk produk yang lebih matang dan stabil.

Dengan kata lain, China adalah laboratorium inovasi bagi Xiaomi, sementara pengguna di seluruh dunia menjadi penerima manfaat dari hasil uji coba tersebut. Strategi ini membuat Xiaomi mampu terus bersaing di pasar global, menjaga reputasinya sebagai pionir teknologi, sekaligus memaksimalkan efisiensi biaya dan sumber daya dalam jangka panjang.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Aplikasi yang semakin rakus memori telah membuat RAM di bawah 8 GB dianggap tidak lagi memadai untuk penggunaan jangka p...

gadget | 21:35 WIB

Perbandingan spesifikasi antara Nubia Neo 3 GT 5G dan Infinix Note 50 Pro....

gadget | 21:00 WIB

Duel sengit flagship: Vivo X300 vs Xiaomi 17. Ini bukan sekadar adu spek, tapi pertarungan dua filosofi berbeda supremas...

gadget | 20:47 WIB

Xiaomi menghentikan dukungan pembaruan untuk 9 perangkatnya....

gadget | 20:15 WIB

Perbandingan spesifikasi antara Vivo X300 dan Xiaomi 17....

gadget | 19:30 WIB