Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)
Hitekno.com - Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan anak di Tianshui, Provinsi Gansu, China, memicu perhatian publik internasional. Sebanyak 247 siswa taman kanak-kanak (TK) dilaporkan mengalami keracunan setelah menyantap makanan sekolah dalam program yang dikenal mirip dengan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia.
Peristiwa tersebut segera ditindaklanjuti dengan penyelidikan besar-besaran oleh otoritas China. Penegak hukum langsung melakukan penangkapan terhadap enam orang serta mengusut hampir 30 pejabat dan staf terkait. Pemerintah setempat juga menggandeng pakar lingkungan dan kesehatan untuk menelusuri sumber pencemaran makanan yang menyebabkan keracunan tersebut.
Menurut laporan investigasi Komite Partai Provinsi Gansu yang dirilis pada Minggu (20 Juli 2025), ditemukan sejumlah pelanggaran serius, termasuk upaya menutup-nutupi insiden, pemberian suap, hingga manipulasi hasil tes. Hasil investigasi itu memunculkan kritik tajam terhadap lemahnya pengawasan serta kelalaian pejabat daerah dalam menjalankan program makan bergizi untuk anak sekolah.
Sementara itu, di Indonesia, kabar ini justru menimbulkan perbandingan dari netizen. Melalui unggahan di platform X (Twitter) @ARSIPAJA, warganet menyoroti perbedaan cara pemerintah China dan Indonesia dalam menanggapi kasus serupa. Banyak yang menilai bahwa reaksi pejabat di China jauh lebih tegas dibanding di Tanah Air.
“Menilik program MBG di Indonesia, jika ada yang keracunan, pejabatnya: keracunan MBG bukan karena makanannya nggak sehat. Tapi karena anaknya yang kurang sehat,” tulis @alasbanja*****
“Pejabat ketika ditanya MBG: mana saya tahu. Saya tidak tahu,” ujar @blue*****
“Negara lemah. Kalau ada yang keracunan, salahin korbannya bilang dia belum terbiasa makan enak. Kalau ada yang meninggal, salahin korbannya bilang, 'korban memang punya riwayat penyakit bla bla'. Kalau sudah sangat terdesak, bilang presiden tidak tahu apa-apa soal ini,” kritik @decul****.
“Kalau di sini malah pejabatnya dipuji, padahal korban keracunan MBG sudah ada dari awal,” kata @romario****.
"Katanya habis belajar tata kelola MBG ke negara lain, tapi konsekuensi itu tidak bisa ditiru?" sambung @gener*********.
Gelombang komentar tersebut menandakan bahwa masyarakat Indonesia semakin kritis terhadap transparansi dan akuntabilitas program pemerintah. Netizen menilai penanganan cepat dan terbuka MBG seperti di China seharusnya bisa menjadi contoh bagi pejabat di Indonesia.
Baca Juga: Daftar Harga HP Itel Terbaru Oktober 2025, Ada HP Murah Mulai Rp800 Ribuan