Jarang yang Tahu, Riset Ini Ungkap Hubungan Humor dan Keberhasilan Manusia untuk Bertahan Hidup

Rupanya keberhasilan umat manusia untuk selalu bertahan hidup juga dipengaruhi selera humor. Kok bisa?

Cesar Uji Tawakal
Selasa, 27 September 2022 | 14:45 WIB
Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)

Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)

Hitekno.com - Selama beberapa dekade, ada banyak penelitian tentang sebab mengapa orang tertawa dan menyelidiki alasan evolusioner untuk perilaku manusia ini.

Dilansir dari Sputnik News, rupanya hal ini berpengaruh dengan peningkatan berbagai manfaat fisiologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

Tertawa mungkin adalah alat yang diberikan alam kepada umat manusia untuk membantunya bertahan hidup saat melakukan perjalanan di sepanjang jalur evolusi, klaim sebuah studi baru.

Baca Juga: Pedagang Cilok Sempatkan Video Call Bareng Pacar Saat Sibuk Bekerja, Netizen: Jomblo Nangis Brutal di Pojokan

Fitur perilaku manusia yang mendahului perkembangan bahasa ini (bayi berusia tiga bulan mampu tertawa) memberikan sejumlah manfaat fisiologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

Humor selalu menjadi cara untuk membantu orang mengatasi stres dan kecemasan, meningkatkan emosi positif sambil mengurangi "intensitas yang dirasakan dari peristiwa kehidupan negatif".

Penelitian tersebut menyaring berbagai teori yang ada untuk mengetahui apa yang membuat sesuatu yang cukup lucu untuk membuat orang tertawa.

Baca Juga: 8 Game Terlarang untuk Anak Kecil, Bocil Dilarang Main

Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)
Ilustrasi orang tertawa. (Pexels)

Carlo Valerio Bellieni, Profesor Pediatri di Universitas Siena di Italia, menganalisis lebih dari 150 makalah yang mengidentifikasi berbagai aspek penting dari kondisi yang membuat manusia tertawa.

Menurut penelitian berjudul "Tertawa: Sinyal penghentian alarm terhadap ketidaksesuaian yang dirasakan antara kehidupan dan kekakuan", tawa mungkin dilestarikan oleh seleksi alam selama ribuan tahun untuk membantu manusia bertahan hidup.

Profesor memeriksa teori humor yang memberikan informasi penting tentang tiga bidang: fitur fisik tawa, pusat otak yang terkait dengan menghasilkan tawa, dan manfaat kesehatan dari tawa.

Baca Juga: Update Harga Oppo Reno4 Pro September 2022, Second-nya Turun Drastis

Dengan mengatur semua teori ke dalam bidang-bidang tertentu, penelitian ini memadatkan proses tawa yang sebenarnya menjadi tiga langkah utama: "kebingungan, resolusi, dan potensi sinyal yang sangat jelas."

Tertawa digambarkan oleh Bellieni sebagai proses tiga langkah. Pertama, situasi yang tampaknya "aneh" dapat memicu rasa ketidaksesuaian.

Kedua, "stres" situasi tidak sesuai yang telah diprovokasi harus diatasi, atau diselesaikan.

Dan, akhirnya, pelepasan tawa yang sebenarnya bertindak sebagai sinyal untuk memperingatkan orang lain oleh para pengamat bahwa mereka "aman".

Oleh karena itu, profesor itu mengklaim, tawa bisa digunakan oleh orang-orang selama ribuan tahun untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa respons "fight or flight" tidak diperlukan, karena tidak ada "ancaman".

Bellieni menambahkan bahwa tertawa penting untuk fisiologi tubuh manusia.

Seperti meneteskan air mata, tawa bertindak sebagai "mekanisme pelepasan" bagi tubuh, karena pusat otak yang mengatur perilaku ini adalah mereka yang mengendalikan emosi, ketakutan, dan kecemasan.

Dengan demikian, tawa mengurangi ketegangan dan membanjiri tubuh dengan lega.

Ini menjelaskan mengapa humor selalu sangat diperlukan di lingkungan rumah sakit untuk membantu pasien sembuh.

Tawa yang diinduksi humor juga dapat meningkatkan tekanan darah dan kekebalan tubuh.

Tertawa mengurangi risiko masalah kardiovaskular, stroke dan serangan jantung, karena bermanfaat bagi pembuluh darah. Ini mempengaruhi endotelium, membran tipis yang melapisi pembuluh darah.

Ketika kita tertawa, aliran darah kita naik dan tekanan darah meningkat dan efek ini telah ditemukan berlangsung selama 24 jam.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak