Masa Depan di Depan Mata: Bagaimana AI Akan Mengubah Dunia Kerja di Indonesia?
Hitekno.com - Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Indonesia telah mencapai tahap signifikan yang berdampak besar pada dunia kerja.
Mulai dari otomatisasi pekerjaan rutin hingga lahirnya profesi baru, AI membawa gelombang perubahan yang tak terhindarkan bagi pekerja maupun perusahaan.
Menurut Telkom University, pada tahun 2025 berbagai pekerjaan administratif, layanan pelanggan, dan proses manufaktur akan mengalami otomatisasi yang signifikan.
Sektor seperti kesehatan, pendidikan, keuangan, dan media kreatif juga akan mengalami disrupsi karena adopsi teknologi AI yang semakin meluas.
Dalam dunia medis, AI mulai digunakan untuk mendiagnosis penyakit secara cepat dan akurat, sementara di sektor pendidikan, AI mendukung sistem pembelajaran personalisasi.
"Suara AI dalam customer service kini bisa menggantikan interaksi dasar manusia, meski tetap membutuhkan pengawasan agar tidak kehilangan empati," kata pakar AI dari BINUS University.
Namun, kehadiran AI tidak hanya menghilangkan pekerjaan lama, tapi juga menciptakan profesi baru seperti engineer AI, data scientist, hingga analis etika teknologi.
LinkedIn mencatat peningkatan kebutuhan terhadap peran teknologi seperti AI specialist, cloud engineer, dan machine learning developer di Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Survei PwC 2024 menunjukkan bahwa 76 persen pekerja Indonesia menggunakan generative AI setiap hari, sementara 89 persen percaya bahwa teknologi ini akan meningkatkan kreativitas dan produktivitas mereka.
Agar tetap relevan, pekerja di Indonesia perlu mengembangkan keterampilan teknis seperti coding dan analisis data, serta soft skill seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi.
Sementara itu, tantangan tetap ada. Sekitar 60 persen tenaga kerja Indonesia berada di sektor informal, yang membuat transformasi digital menjadi tidak merata.
Kesenjangan digital antara kota besar dan daerah terpencil menjadi isu krusial yang perlu diselesaikan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah menyiapkan Strategi Nasional AI yang akan rampung pada Agustus 2025, untuk memperkuat regulasi dan mendorong investasi.
Microsoft bahkan telah mengumumkan investasi sebesar 1,7 miliar dolar AS untuk memperkuat cloud dan AI di Indonesia, termasuk pelatihan untuk lebih dari 800 ribu talenta digital.
"Investasi ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk mendukung Indonesia menuju visi 2045," ujar Presiden Microsoft Asia, Ahmed Mazhari.
Di sisi lain, dampak sosial dari AI juga menjadi perhatian, terutama di kalangan pekerja kreatif.
Laporan The Guardian menunjukkan bahwa sejumlah seniman dan freelancer di Indonesia kehilangan pekerjaan karena karya mereka ditiru oleh sistem AI.
Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi semua pihak untuk menerapkan strategi kolaboratif.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan mencakup reskilling melalui platform pembelajaran daring, adopsi teknologi yang etis, dan investasi dalam infrastruktur digital yang inklusif.
Dengan pendekatan yang tepat, AI bukan menjadi ancaman, melainkan peluang bagi Indonesia untuk membangun dunia kerja yang lebih produktif, adaptif, dan berdaya saing global.