NASA Kembali Tunda Peluncuran Artemis I, Setelah Dua Kali Gagal

Rencana peluncuran berikutnya yang tadinya diperkirakan September atau Oktober mendatang, masih melihat perkembangan.

Agung Pratnyawan
Senin, 05 September 2022 | 10:24 WIB
Logo NASA. (Shutterstock)

Logo NASA. (Shutterstock)

Hitekno.com - NASA kembali memutuskan menunda peluncuran misi Artemis I. Setelah dua kali gagal untuk meluncurkan misi pengiriman manusia ke Bulan.

Diwartakan Suara.com, NASA menunda peluncuran Artemis I ini dan tidak akan terburu-buru meski mengalami penundaan sebelumnya.

Rencana peluncuran berikutnya yang tadinya diperkirakan September atau Oktober mendatang, masih melihat perkembangan tim peluncuran.

Baca Juga: Gunakan Teleskop Luar Angkasa JWST, NASA Cari Planet Paling Aneh di Semesta

"Kami tidak akan meluncurkan dalam periode peluncuran ini," kata Jim Free, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Pengembangan Sistem Eksplorasi NASA.

Administrator NASA Bill Nelson mengingatkan bahwa pesawat ulang-alik itu dikirim kembali ke Gedung Perakitan Kendaraan 20 kali sebelum diluncurkan.

"Kami tidak meluncurkan sampai kami pikir itu benar," kata Nelson dilansir laman CNN, Minggu (4/9/2022).

Baca Juga: NASA Bakal Gencarkan Penyelidikan UFO, Mulai September 2022

"Tim-tim ini telah bekerja keras untuk itu dan itulah kesimpulan yang mereka dapatkan. Saya melihat ini sebagai bagian dari program luar angkasa kami, di mana keselamatan adalah yang teratas dalam daftar." lanjutnya.

Penampakan badai menjelang peluncuran Artemis 1 misi ke Bulan. [Space.com]
Penampakan badai menjelang peluncuran Artemis 1 misi ke Bulan. [Space.com]

Artemis I telah dijadwalkan untuk lepas landas pada Sabtu (3/9/2022) sore, tetapi rencana itu dibatalkan setelah anggota tim menemukan kebocoran hidrogen cair yang mereka coba selesaikan di pagi hari.

Hidrogen cair adalah salah satu propelan yang digunakan dalam tahap inti besar roket.

Baca Juga: NASA Kirim iPad ke Bulan, Guna Lakukan Pengujian Ini

Kebocoran tersebut membuat tim peluncuran tidak dapat mengisi tangki hidrogen cair meskipun telah mencoba berbagai prosedur pemecahan masalah.

Sebelumnya, kebocoran kecil terlihat di area ini, tetapi menjadi kebocoran yang jauh lebih besar pada Sabtu kemarin.

Tim percaya peristiwa tekanan berlebih mungkin telah merusak segel lunak pada sambungan hidrogen cair, tetapi mereka perlu melihat lebih dekat.

Baca Juga: Teleskop Luar Angkasa James Webb Tertabrak Meteor, NASA: Kerusakannya Tak Bisa Diperbaiki

"Ini bukan kebocoran yang bisa ditangani," kata Mike Sarafin, manajer misi Artemis.

Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu badan antariksa itu terpaksa menghentikan hitungan mundur peluncuran karena masalah teknis.

Artemis 1. [NASA]
Artemis 1. [NASA]

Upaya peluncuran pertama, pada Senin (29/8/2022), dibatalkan setelah beberapa masalah muncul, termasuk dengan sistem yang dimaksudkan untuk mendinginkan mesin roket sebelum lepas landas dan berbagai kebocoran yang bermunculan saat roket sedang diisi bahan bakar.

Kebocoran hidrogen cair terdeteksi Sabtu pukul 07:15 ET di rongga pemutus cepat yang memberi makan roket dengan hidrogen di bagian mesin tahap inti.

Itu adalah kebocoran yang berbeda dari kebocoran yang terjadi sebelum peluncuran pada Senin lalu.

Ada kemungkinan 60 persen kondisi cuaca yang menguntungkan untuk peluncuran, menurut petugas cuaca Melody Lovin.

Tumpukan Artemis I, yang mencakup roket Space Launch System dan pesawat ruang angkasa Orion, terus berada di Launchpad 39B di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Misi Artemis I hanyalah awal dari sebuah program yang bertujuan mengembalikan manusia ke Bulan dan akhirnya mendaratkan misi berawak di Mars.

Nelson mengatakan bahwa masalah selama dua scrub pertama tidak menyebabkan penundaan misi program Artemis di masa depan.

Itulah kabar penundaan misi Artemis I setelah NASA dua kali gagal melakukan peluncuran. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak