Gunakan Teleskop Luar Angkasa JWST, NASA Cari Planet Paling Aneh di Semesta

Ilmuwan NASA akan menemukanplanet ekstrasurya paling aneh di semesta menggunakan JWST tersebut.

Agung Pratnyawan
Selasa, 30 Agustus 2022 | 14:31 WIB
James Webb Space Telescope. (NASA)

James Webb Space Telescope. (NASA)

Hitekno.com - NASA memanfaatkan Teleskop Luar Angkasa James Webb atau JWST untuk mencari tahu apa yang ada di luar angkasa sana. Termasuk planet aneh yang ada di semesta saat ini.

Paling baru dilaporkan kalau para ilmuwan NASA akan menemukan planet ekstrasurya paling aneh di semesta menggunakan JWST tersebut.

Planet ekstrasurya di luar tata surya adalah planet-planet yang penuh misteri karena tidak berkelakuan seperti planet yang diketahui saat ini.

Baca Juga: China Bangun Susunan Teleskop Terbesar di Dunia untuk Pelajari Letusan Matahari

Diwartakan Suara.com, para ahli dan ilmuwna NASA percaya beberapa dari planet ekstrasurya tersebut dapat menampung kehidupan.

Para ilmuwan telah menemukan ribuan planet ekstrasurya sejak 1990-an. Ada sejumlah planet aneh yang masuk dalam penemuan ilmuwan.

Namun setelah peluncuran JWST pada Desember 2021, eksplorasi planet ekstrasurya memasuki era baru.

Baca Juga: Teleskop Luar Angkasa James Webb Tertabrak Meteor, NASA: Kerusakannya Tak Bisa Diperbaiki

Teleskop luar angkasa JWST dibekali dengan instrumen sensitif baru yang dirancang untuk bekerja dengan observatorium optik yang sangat kuat untuk mempelajari planet ekstrasurya secara mendalam.

Wasp 29 b. [NASA]
Wasp 29 b. [NASA]

Mulai dari menguraikan rahasia planet, mengkarakterisasi bahan kimia di atmosfer untuk membantu memetakan sejarah dan evolusi planet, memahami iklim, serta mendeteksi tanda-tanda aktivitas biologis.

Dilansir dari Independent, Senin (29/8/2022), JWST menggunakan cermin utama berdiameter 4,8 meter, yang terdiri dari 18 segmen cermin berilium berlapis emas dan diatur untuk mengumpulkan cahaya dari ujung spektrum inframerah.

Baca Juga: NASA Bagikan Foto Jupiter Tangkapan Teleskop Luar Angkasa James Webb

Ini adalah rentang frekuensi sempurna untuk mendeteksi objek yang sangat redup dan jauh serta berguna untuk spektroskopi.

Hal ini mencirikan sifat molekuler objek dengan memisahkan cahaya yang dipancarkan darinya berdasarkan frekuensi.

Mengingat bahan kimia dan elemen yang berbeda menyerap cahaya inframerah pada frekuensi yang berbeda, pola penyerapan dapat memberi tahu para ilmuwan tentang objek yang jauh tersebut.

Baca Juga: NASA Pamerkan Hasil Pemotretan Perdana Teleskop Luar Angkasa James Webb

JWST bukanlah teleskop luar angkasa pemburu planet ekstrasurya seperti Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS).

Namun, dengan bantuan optiknya yang kuat dan spektrometer inframerah, JWST dapat mengintip lebih dalam ke planet ekstrasurya yang sudah dikenal.

James Webb Space Telescope. (NASA)
James Webb Space Telescope. (NASA)

Selain itu, mengukur penyaringan cahaya bintang melalui atmosfer planet untuk menemukan senyawa apa yang ada di atmosfer serta berapa banyak senyawa tersebut di sana.

Ketika lima pengamatan pertama JWST yang dirilis ke publik pada 12 Juli, salah satu pengamatan tersebut mencakup spektrum planet ekstrasurya Wasp 29 b.

Hasil terbaru dari studi lebih lanjut mengungkap bahwa spektrum planet ekstrasurya itu menunjukkan keberadaan karbon dioksida yang kuat di atmosfer planet untuk pertama kalinya.

Penemuan tersebut menarik para ilmuwan pada kemungkinan apa yang mungkin dapat diungkap JWST di masa depan mengenai planet ekstrasurya lainnya.

Kita nantikan saja sampai ilmuwan NASA menemukan planet aneh menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb tersebut. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak