China Bangun Susunan Teleskop Terbesar di Dunia untuk Pelajari Letusan Matahari

Susunan teleskop tersebut akan terdiri dari 313 piring, masing-masing dengan diameter enam meter, membentuk lingkaran dengan keliling 3,14 kilometer.

Agung Pratnyawan
Selasa, 23 Agustus 2022 | 15:33 WIB
Video timelapse Matahari. (YouTube/ NASA Goddard)

Video timelapse Matahari. (YouTube/ NASA Goddard)

Hitekno.com - China dilaporkan tengah membangun susunan teleskop terbesar di dunia sekarang ini. Pembangunan teleskop ini akan digunakan China dalam mempelajari Matahari.

Termasuk letusan Matahari yang akan jadi perhatian khusus para ilmuwan China menggunakan teleskop terbesar di dunia ini nanti.

Para ilmuwan di China ingin meningkatkan pemahaman tentang lontaran massa korona (CME), yang dapat menyebabkan kekacauan di Bumi.

Baca Juga: Teleskop Luar Angkasa James Webb Tertabrak Meteor, NASA: Kerusakannya Tak Bisa Diperbaiki

Teleskop Radio Surya Daocheng (DSRT) sedang dibangun di sebuah dataran tinggi di Provinsi Sichuan, barat daya China.

Susunan teleskop tersebut akan terdiri dari 313 piring, masing-masing dengan diameter enam meter, membentuk lingkaran dengan keliling 3,14 kilometer.

Teleskop-teleskop ini akan mencitrakan Matahari dalam gelombang radio untuk mempelajari CME, letusan besar partikel bermuatan dari atmosfer bagian atas Matahari.

Baca Juga: NASA Bagikan Foto Jupiter Tangkapan Teleskop Luar Angkasa James Webb

Proyek Meridian China. [Space.com]
Proyek Meridian China. [Space.com]

Jika CME menghantam Bumi, letusan ini dapat merusak jaringan listrik, telekomunikasi, satelit yang mengorbit, dan bahkan membahayakan keselamatan astronaut.

Di sisi lain, CME juga menjadi penyebab atas munculnya aurora warna-warni yang dapat diamati di langit malam di wilayah kutub.

Menurut South China Morning Post, rangkaian satelit tersebut dijadwalkan selesai pada akhir tahun ini.

Baca Juga: NASA Pamerkan Hasil Pemotretan Perdana Teleskop Luar Angkasa James Webb

Dilansir dari Space.com, Selasa (23/8/2022), pengembangan ini merupakan bagian dari jaringan pemantauan lingkungan luar angkasa berbasis darat yang disebut Proyek Meridian China.

Proyek ini juga mencakup Radioheliograph Spektral China untuk memantau aktivitas Matahari, yang sedang dibangun di Mongolia Dalam.

Suar matahari dan lontaran massa korona diamati diluncurkan dari bintik matahari "mati" AR 2987. [Space.com]
Suar matahari dan lontaran massa korona diamati diluncurkan dari bintik matahari "mati" AR 2987. [Space.com]

Radioheliograph akan terdiri dari 100 piringan dalam susunan spiral tiga lengan dan akan mempelajari Matahari dalam pita frekuensi yang lebih luas, daripada DSRT untuk penelitian lebih lanjut di China tentang Matahari, fisika Matahari, dan cuaca luar angkasa.

Baca Juga: Belum Lama Diluncurkan, Teleskop Antariksa James Webb Malah Ditabrak Batu Luar Angkasa

Seluruh proyek ini bertujuan untuk menjalankan hampir 300 instrumen yang ditempatkan di 31 stasiun di seluruh China.

Misi ini dipimpin oleh National Space Science Center (NSSC) dari Chinese Academy of Sciences dan melibatkan lebih dari 10 institusi dan universitas di China.

Itulah persiapan ilmuwan China dalam membangun susunan teleskop terbesar di dunia untuk meneliti letusan Matahari. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak