Robot Perseverance Nasa Rekam Penampakan Gerhana Matahari di Mars

Seperti apa penampakan Gerhana Matahari di Mars?

Agung Pratnyawan
Kamis, 21 April 2022 | 15:23 WIB
Robot Perseverance. (NASA)

Robot Perseverance. (NASA)

Hitekno.com - Robot penjelajah Perseverance milik NASA yang bertugas di Mars telah berhasil merekam penampakan gerhana Matahari di Planet Merah tersebut.

Dari rekaman penampakan gerhana Matahari di Mars ini, para ilmuwan NASA mempelajari banyak hal soal Planet Merah tersebut.

Diwartakan Suara.com, robot Perseverance berhenti sejenak dari misi pencarian sampel pada 2 April lalu. Robot ini dalam perjalanan untuk mencapai delta sungai Mars dalam mengamati bagaimana Bulan melintasi Matahari dari langit Mars.

Baca Juga: Badan Antariksa Eropa Siap Ambil Sikap Soal Keterlibatan Rusia dalam Misi Mars dan ISS

"Pengamatan ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami orbit Bulan dan bagaimana gravitasinya menarik permukaan Mars," kata pejabat di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA yang mengelola misi Perseverance, dikutip dari Space.com, Kamis (21/4/2022).

Robot penjelajah Mars milik NASA lainnya, seperti Curiosity, juga mengamati fenomena gerhana Matahari di planet tersebut.

Namun, bidikan baru dari kamera Mastcam-Z milik Perseverance memberikan tampilan paling luar biasa dari peristiwa semacam itu.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Ini Penyebab Mars Jadi Kering Kerontang

Menampilkan frame rate tinggi yang belum pernah digunakan sebelumnya di permukaan Mars.

Gerhana Matahari di Mars. [YouTube/NASA Jet Propulsion Laboratory]
Gerhana Matahari di Mars. [YouTube/NASA Jet Propulsion Laboratory]

Kedua bulan Mars diketahui bernama Phobos dan Deimos. Phobos memiliki ukuran sekitar 157 lebih kecil dari Bulan milik Bumi, sementara Deimos lebih kecil dari Phobos.

Para ilmuwan berpikir dua benda itu mungkin bekas asteroid yang ditangkap oleh gravitasi Mars.

Baca Juga: Percobaan Pertama NASA Kumpulkan Sampel Batuan Mars Gagal

Tim ahli telah melakukan pengamatan gerhana Matahari di Mars selama 20 tahun dan hal itu menyempurnakan pemahaman tentang orbit Bulan yang perlahan-lahan runtuh.

"Kami juga belajar lebih banyak tentang struktur Mars dari pengamatan semacam itu," kata pejabat JPL.

Saat Phobos mengelilingi Mars, gravitasinya memberikan gaya pasang surut kecil di bagian dalam Planet Merah, sedikit mengubah bentuk batuan di kerak dan mantel planet.

Baca Juga: Dugaan Ilmuwan, Danau Kutub di Mars Hanya Tanah Liat Beku

"Gaya ini juga perlahan mengubah orbit Phobos," tambahnya.

Oleh karena itu, ahli geofisika dapat menggunakan perubahan itu untuk lebih memahami seberapa lentur interior Mars dan mengungkapkan lebih banyak tentang materi di dalam kerak serta mantel.

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)
Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Misi penjelajah masa lalu telah merekam Phobos dan/atau Deimos yang melintas di depan Matahari.

Kemampuan Curiosity yang ditingkatkan memungkinkan penjelajah merekam video gerhana Matahari dan sekarang pengamatan gerhana di Planet Merah berjumlah puluhan.

Pada 2019, penjelajah Curiosity, Opportunity, dan Spirit secara kolektif telah mengamati 40 gerhana oleh Phobos dan delapan transit Matahari oleh Deimos.

Di sisi lain, Mastcam-Z dari Perseverance memiliki peningkatan lebih lanjut dibandingkan dengan sistem kamera penjelajah pendahulunya.

Kamera itu memiliki filter seperti kacamata hitam yang mengurangi intensitas cahaya Matahari.

Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat tonjolan di garis besar Phobos serta sekelompok bintik Matahari.

Itulah laporan terkini dari robot penjelajah Perseverance milik NASA yang berhasil merekam penampakan gerhana Matahari di Mars dengan baik. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak