Badan Antariksa Eropa Siap Ambil Sikap Soal Keterlibatan Rusia dalam Misi Mars dan ISS

Apakah badan antariksa Eropa bersikap mengeluarkan Rusia dari proyek luar angkasa?

Agung Pratnyawan
Selasa, 01 Maret 2022 | 16:30 WIB
Ilustrasi Stasiun Luar Angkasa (sumber foto: Pixabay)

Ilustrasi Stasiun Luar Angkasa (sumber foto: Pixabay)

Hitekno.com - Badan Antariksa Eropa (ESA) menyampaikan tanggapannya soal kerja sama yang terjalin dengan Rusia terkait proyek luar angkasa mereka.

Terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina, ESA siap untuk mengambil keputusan terkati kerja sama dengan negara tersebut.

Badan Antariksa Eropa ini akan terus mendukung kolaborasi misi luar angkasa yang telah terjalin, seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Baca Juga: Ukraina Bentuk Tentara Siber Sukarelawan, Lawan Rusia

Selain ISS, ada juga proyek eksplorasi Mars yang juga melibatkan Rusia.

Namun, ESA mencatat agresi yang meningkat di Ukraina dan mengatakan bahwa dukungan tersebut dapat dihentikan jika situasinya terus memburuk.

"Saya sedih dan khawatir karena agresi terus memburuk di Ukraina. Dengan Negara-negara Anggota ESA, kami akan mengambil keputusan apa pun yang diperlukan," kata Josef Aschbacher, Direktur Jenderal ESA, seperti dikutip Independent, Selasa (1/3/2022).

Baca Juga: Anonymous Deklarasikan Perang Siber ke Rusia, Sejumlah Situs Jadi Sasaran

Tetapi untuk saat ini, dia menambahkan, dukungan bagi misi luar angkasa akan dilanjutkan hingga pemberitahuan berikutnya.

Meski begitu, pernyataan Aschbacher menyimpang dari sikap resmi ESA pada Kamis lalu, ketika badan antariksa itu mengatakan akan terus bekerja sama dengan Rusia dalam semua misi luar angkasa bersama.

Dua astronot NASA sampai di ISS dengan disambut tiga crew yang sudah berada di sana. (International Space Station)
Dua astronot NASA sampai di ISS dengan disambut tiga crew yang sudah berada di sana. (International Space Station)

Aschbacher telah menegaskan kembali semangat kerja sama tersebut dalam sebuah cuitan Twitter, hanya beberapa jam sebelum mengeluarkan pernyataan baru pada Jumat pagi (25/2/2022).

Baca Juga: Setelah Facebook, YouTube Kini Blokir Iklan Channel Milik Rusia

"Meskipun terjadi konflik saat ini, kerja sama ruang sipil tetap menjadi jembatan," tulis Aschbacher pada unggahan sebelumnya.

Perubahan pemikiran di ESA mencerminkan situasi yang berubah dengan cepat di Ukraina.

Invasi Rusia dimulai pada Kamis dengan serangan udara dan unit lapis baja melintasi perbatasan ke Ukraina dan telah mencapai Kyiv pada Jumat pagi.

Baca Juga: Facebook Blokir Media Pemerintah Rusia untuk Iklan dan Memonetisasi Konten

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menanggapi agresi lanjutan Rusia dengan mengumumkan, sanksi baru yang dirancang untuk menghambat impor teknologi Rusia.

"Ini akan menurunkan industri kedirgantaraan mereka, termasuk program luar angkasa," kata Biden saat itu.

Terlepas dari sanksi baru, NASA menegaskan bahwa badan antariksa Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan Rusia, baik di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) maupun di darat.

Stasiun luar angkasa Internasional (ISS). [NASA]
Stasiun luar angkasa Internasional (ISS). [NASA]

"Tidak ada perubahan yang direncanakan untuk dukungan agensi pada operasi orbit dan stasiun Bumi yang sedang berlangsung," kata seorang juru bicara NASA.

Saat ini, sebanyak tujuh astronot dan kosmonot dari ESA, NASA, dan badan antariksa Rusia, yaitu Roscosmos sedang menghuni ISS. Rusia sendiri telah menjadi mitra di ISS sejak 1993.

Menurut pernyataan NASA, tiga kosmonot Rusia yang saat ini berlatih di John Space Center NASA juga akan terus melanjutkan aktivitasnya.

Di sisi lain, direktur Roscosmos Dmitry Rogozin mengecam sanksi yang dipimpin Amerika Serikat, menggambarkan bagaimana ia melihat ISS tanpa kerja sama Rusia dan ISS bisa jatuh dari orbit tanpa bantuan Rusia.

Rogozin dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengisyaratkan bahwa Rusia mungkin akan menarik diri dari ISS di masa lalu.

Namun terlepas dari komentar Rogozin dan pernyataan Ascbacher, ESA masih melihat ISS sebagai peluang untuk kerja sama dan menemukan perdamaian.

Bagaimana nasib Rusia terkait proyek luar angkasa dengan ESA mendatang jika terus memperburuk situasi di Ukraina? (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak