Apa Itu Lahar Dingin, Bahaya yang Mengancam Setelah Awan Panas

Lahar dingin menjadi kata-kata yang banyak didengungkap usai terjadi erupsi gunung api. Tidak kecuali erupsi Gunung Semeru yang terjadi kemarin.

Agung Pratnyawan
Selasa, 07 Desember 2021 | 17:21 WIB
Paska erupsi Gunung Semeru. (Twitter/ BNPB_Indonesia)

Paska erupsi Gunung Semeru. (Twitter/ BNPB_Indonesia)

Hitekno.com - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada 2 Desember 2021 kemarin telah berdampak luar biasa pada wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Usai erupsi, lahar dingin menjadi ancaman berikutnya bagi masyarakat selain awan panas. Namun ketahui apa itu lahar dingin dan pengertiannya.

Lahar dingin menjadi kata-kata yang banyak didengungkap usai terjadi erupsi gunung api. Tidak kecuali erupsi Gunung Semeru yang terjadi kemarin. 

Peringatan soal lahar dingin di sekitar Gunung Semeru telah disampaikan oleh Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono.

Baca Juga: Viral Foto Politikus dan Pejabat di Poster Erupsi Gunung Semeru

Untuk mengenal apa itu lahar dingin, mari simak ulasan lengkap tentang di bawah ini. 

Pengertian Lahar

Melansir dari laman ilmugeografi, lahar adalah aliran lava yang bercampur dengan air atau lumpur, menyebabkan sifat lava yang panas menjadi hilang. Lahar memiliki sifat yang sama dengan air, yaitu mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah.

Baca Juga: Gegara Erupsi Gunung Semeru, Jaringan Sejumlah Operator Terkendala

Lahar akan mengalir, dengan membawa materi yang sebelumnya terbawa oleh lava, ditambah dengan air ataupun lumpur. Lava yang membawa batuan besar dan menjadi lahar, maka lahar tersebut juga akan membawa materi yang sama. Lava yang menjadi lahar, kapasitas dan kecepatannya juga dapat bertambah.

Apa itu Lahar Dingin? 

Viral mobil diterjang lahar dingin Gunung Semeru. [Foto: tangkapan layar Instagram/@malangraya_info]
Viral mobil diterjang lahar dingin Gunung Semeru. [Foto: tangkapan layar Instagram/@malangraya_info]

Lahar dibedakan menjadi dua, yaitu lahar dingin dan lahar panas. Perbedaan ini dilihat berdasarkan sifat dari lahar itu sendiri, serta jenis air yang tercampur dengan lava.

Baca Juga: Foto Jadul Erupsi Gunung Semeru Tahun 1910, Netizen Soroti Hal Ini

Lahar dingin adalah lava yang mengalir, dan bercampur dengan air atau lumpur yang dingin. Lahar dingin ini membawa materi batuan besar, debu, lumpur, dan juga bom vulkanik. Sifat seperti air, di maja lahar dingin akan akan bergerak menuju daerah yang lebih rendah.

Air dingin yang tercampur dengan lava akan membuat sifat lava yang panas menjadi dingin. Akibat tercampur dengan air dingin, maka lahar dingin berwarna abu- abu, dan berbentuk agak kental.

Selain itu, lahar dingin juga mengalir melalui saluran yang telah disiapkan. Biasanya saat meletus, lava sengaja dialirkan pada sungai, sehingga akan menjadi lahar dingin.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, BMKG Perkirakan Abu Vulkanik Mengarah ke Barat

Namun, pada saat kuantitas lahar dingin tidak mampu ditampung oleh aliran sungai, maka lahar dingin akan meluap, dan menuju ke daerah di sekitarnya. Biasanya yang menjadi tempat meluapnya lahar dingin adalah pemukiman penduduk yang ada di sekitar bantaran sungai.

Apa Dampak Lahar Dingin? 

Lahar dingin merupakan lahar yang membawa materi besar, sehingga kerusakan yang ditimbulkan juga sangat besar. Jika terdapat curah hujan yang tinggi, maka aliran lahar dingin akan semakin cepat hingga menerjang seperti banjir bandang.

Lahar dingin mampu menghancurkan rumah penduduk karena materi batuan yang dibawanya cukup besar. Selain itu, akibat tercampur dengan air dan juga lumpur, lahar dingin yang akan membeku, menyebabkan terbentuknya timbunan lumpur yang besar.

Pasir yang terbawa oleh lahar dingin bukanlah jenis pasir yang bagus, sehingga sangat jarang dimanfaatkan oleh manusia. Itulah dampak lahar dingin. 

Itulah penjelasan menganai apa itu lahar dingin yang mengancam warga usai erupsi Gunung Semeru. (Suara.com/ Rishna Maulina Pratama).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak