3 Bahaya Abu Vulkanik bagi Kesehatan Manusia, Simak Penjelasannya

Ketahui apa saja dampak bahaya abu vulkanik bagi kesehatan manusia

Agung Pratnyawan
Sabtu, 11 Maret 2023 | 15:42 WIB
Ilustrasi Erupsi Gurung Api. (Twitter/@BPPTKG)

Ilustrasi Erupsi Gurung Api. (Twitter/@BPPTKG)

Hitekno.com - Gunung Merapi erupsi kembali pada Sabtu (11/03/2023) sekitar pukul 12.12 WIB. Selain awan panas, erupsi ini juga menimbulkan hujan abu vulkanik di beberapa tempat.

Tahukah kamu kalau ada dampak bahaya abu vulkanik bagi kesehatan. Apa saja bahaya dari abu vulkanik bagi kesehatan? Simak lengkap dengan penjelasan yang dimuat Suara.com.

Abu vulkanik seperti yang dihasilkan erupsi Gunung Merapi mengandung berbagai partikel dan gas yang berbahaya seperti aerosol karbondioksida, sulfat (sulfur dioksida), asam hidroflourat dan asam hidroklorik.

Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi, Hujan Abu Jatuh di Kabupaten Magelang

Berbagai gas tersebut bisa memberikan efek berbahaya bagi kesehatan. Berikut ini penjelasan beberapa bahaya abu vulkanik bagi kesehatan.

1. Gangguan Pernapasan

Dampak paling utama bahaya abu vulkanik bagi kesehatan adalah gangguan pada pernapasan. Gangguan pernapasan tersebut yang dialami yakni bronkitis kronis, asma dan emfisema.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Tumbangkan Jaringan Indosat dan Smartfren

Dampak abu vulkanik lainnya pada saluran pernapasan memicu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), emfisema dan Penyakit Paru Jangka Panjang atau kronis.

Oleh karena itu, saat terjadi letusan gunung berapi masyarakat dihimbau wajib memakai masker. Tujuannya adalah untuk menutupi saluran pernapasan agar abu vulkanik tidak terhidup dan mengendap pada saluran pernapasan.

2.  Iritasi mata

Baca Juga: Bagaimana Proses Terjadinya Erupsi Gunung Berapi

Bahaya abu vulkanik selanjutnya adalah dapat menimbulkan iritasi pada mata. Iritasi mata ini dapat menyebabkan mata menjadi berwarna merah dan gatal.

Iritasi ini juga dapat menyebabkan lecet dan goresan pada kornea yang dapat menyebabkan konjungtivitis. Abu vulkanik memiliki tekstur yang kasar yang dapat membuat bagian tubuh juga lecet.

Untuk melakukan pencegahannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan kacamata maupun menutupi sebagian muka dengan kain dan juga mengenakan masker.

Baca Juga: Viral Foto Politikus dan Pejabat di Poster Erupsi Gunung Semeru

3. Silikosis

Silikosis merupakan dampak jangka panjang bagi kesehatan karena efek terkena paparan abu vulkanik. Sikilosis menjadi permasalahan yang serius karena mengakibatkan kerusakan pada paru – paru dari paparan partikel silika kristal bebas atau silicon dioksida (SiO2).

Kandungan pada abu vulkanik seperti kristobalit, tridimit, dan kuarsa dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Abu silikosis ini sangat halus dan menyerupai pecahan kaca.

Komplikasi pada silikosis dapat menyebabkan rheumatoid, arthritis, scleroderma, eritematosus sistemik, kanker paru-paru, kegagalan pernapasan tuberkolosis dan fibrosis massif progresif.

Orang yang terkena penyakit dan gangguan kesehatan seperti itu berawal dari gejala paparan abu vulkanik antara lain: sesak napas, batuk, gejala seperti flu, sakit kepala, lemas dan kurang berenergi, produksi lender kian meningkat, sakit tenggorokan dan mata berair.

Itulah beberapa bahaya abu vulkanik bagi kesehatan. Dengan meletusnya Gunung Merapi hingga mengeluarkan awan panas dan hujan abu, maka diharapkan kewaspadaan masyarakat terkait bahaya abu vulkanik juga semakin tinggi. (Suara.com/ Muhammad Zuhdi Hidayat).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak