Flower Blood Moon 2021, Kapan Gerhana Bulan Total Ini Akan Terjadi?

Apakah bisa dilihat dari Indonesia?

Agung Pratnyawan
Sabtu, 22 Mei 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi Gerhana Bulan. (unsplash/Martin Adams)

Ilustrasi Gerhana Bulan. (unsplash/Martin Adams)

Hitekno.com - Flower Blood Moon, gerhana Bulan Total akan kembali terjadi pada Mei 2021 ini. Yang nantinya Bulan akan berada pada ketinggian 4 derajat di atas cakrawala.

Kapan fenomena alam ini akan terjadi? Menurut laporan, gerhana Bulan total tersebut akan terjadi pada 25 hingga 27 Mei 2021. Dan puncaknya diperkirakan pada 26 Mei 2021.

Pengamat di Oseania, Hawaii, Asia timur, dan Antartika bisa mulai mengamati fenomena tersebut pada 25-27 Mei.

Baca Juga: Lengkap, Ini Jadwal Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari 2021

Ini juga bertepatan ketika Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, menjadikannya Supermoon yang mengubah Bulan menjadi kemerahan atau dikenal sebagai "Blood Moon".

Warna kemerahan Bulan disebabkan oleh atmosfer Bumi. Atmosfer cenderung menyebarkan cahaya biru, itu salah satu alasan mengapa langit tampak biru dari permukaan Bumi.

Saat Bumi melintas di antara Matahari dan Bulan, cahaya dari Matahari melewati atmosfer Bumi dan cahaya biru tersebar.

Baca Juga: NASA: Ini Daftar Gerhana Matahari dan Bulan yang Terjadi pada 2021

Selama Gerhana Bulan total, Bumi akan berada di antara Matahari dan Bulan, menghalangi cahaya Matahari mencapai Bulan.

Penampakan Gerhana Bulan Total. [NASA]
Penampakan Gerhana Bulan Total. [NASA]

Selain itu, cahayanya dibiaskan dan difokuskan ke Bulan. Cahaya akan menghantam Bulan dan dipantulkan kembali ke Bumi.

Oleh karena itu, pengamat melihat fenomena alam Bulan berubah menjadi warna kemerahan seperti darah.

Baca Juga: Terakhir di Tahun 2020, Berikut 3 Fakta Unik Gerhana Bulan Malam Ini

Saat Gerhana Bulan Flower Blood Moon terjadi, Bulan akan memasuki bayang-bayang inti Bumi atau umbra Bumi.

Sementara itu, Bulan Purnama pada Mei disebut juga Flower Moon untuk menandakan bunga yang mekar selama bulan ini.

Dilansir dari Space.com, Jumat (21/5/2021), tidak seperti Gerhana Matahari yang hanya terlihat di sepanjang jalur sempit, Gerhana Bulan terlihat dari seluruh sisi malam Bumi.

Baca Juga: Kapan Gerhana Bulan Terakhir 2020 Terjadi? Jangan Sampai Terlewatkan

Namun, pemandangan terbaik gerhana Bulan total kali ini berada di Australia, Selandia Baru, Hawaii, pulau-pulau di Pasifik Selatan, dan Alaska barat daya.

Nantinya, Bulan akan tampak sedikit lebih besar daripada biasanya karena satelit alami Bumi itu akan mencapai perigee atau titik terdekatnya di orbit ke Bumi.

Lintasan Gerhana Bulan Total. [Langitselatan]
Lintasan Gerhana Bulan Total. [Langitselatan]

Biasanya, jarak Bulan sekitar 384.500 km dan saat mencapai perigee pekan depan, Bulan akan berada pada jarak 357.311 km dari Bumi.

Menurut Langit Selatan, pengamat di Indonesia tidak dapat menyaksikan seluruh proses gerhana karena Bulan sudah memasuki gerhana ketika Bulan terbit di sore hari pada 26 Mei.

Pengamat di wilayah Indonesia timur bisa mengamati sebagian besar proses gerhana ketika Bulan baru memasuki Gerhana Penumbra.

Sementara untuk wilayah Indonesia barat, Bulan terbit sudah dalam kondisi gerhana sebagian dan memasuki fase Gerhana Total.

  • Awal Gerhana Penumbra akan dimulai pukul 15:47 WIB / 16:47 WITA / 17:47 WIT.
  • Puncak Gerhana Bulan Total dapat disaksikan pada pukul 18:18 WIB / 19:18 WITA / 20:18 WIT.
  • Sementara itu fase akhir Gerhana Penumbra terjadi pada pukul 20:49 WIB / 21:49 WITA / 22:49 WIT.

Karena berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, kenampakan piringan Bulan menjadi lebih besar sekitar 14 persen dan 30 persen lebih terang.

Itulah fenoma alam Flower Blood Moon atau gerhana Bulan total yang akan terjadi pada Mei 20219 ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak