Rusia Akan Kembali ke Bulan, Targetkan Mendarat di Bagian Kutub Selatan

Misi yang dijadwalkan meluncur pada Oktober 2021 kali ini menargetkan kutub selatan Bulan.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Senin, 19 April 2021 | 22:00 WIB
Rusia siapkan misi ke Bulan (Instagram/ roscosmosofficial)

Rusia siapkan misi ke Bulan (Instagram/ roscosmosofficial)

Hitekno.com - Mengirim pendarat lewat misi Luna 25, Rusia kembali berencana pergi ke Bulan. Misi yang dijadwalkan meluncur pada Oktober 2021 kali ini menargetkan kutub selatan Bulan. 

"Bulan adalah pusat program kami untuk dekade berikutnya," kata Lev Zelenyi, penasihat ilmiah untuk Institut Penelitian Luar Angkasa Rusia, dikutip dari Live Science, Senin (19/4/2021).

Rusia memiliki banyak perusahaan dalam membuat sketsa program eksplorasi Bulan yang ambisius.

Beberapa negara lain seperti Amerika Serikat, China, dan India juga berlomba-lomba mengirim misi eksplorasi Bulan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Namun, hanya Amerika Serikat yang dapat menyamai misi Bulan Rusia, mengingat pendaratan Soviet di permukaan Bulan pada 1976.

Luna 25 dirancang untuk mempelajari es yang membeku secara permanen di bawah permukaan Bulan.

Luna 25. [NASA]
Luna 25. [NASA]

Para ahli berharap penjelajah dapat memanfaatkannya sebagai sumber daya dan sekaligus mengevaluasi, bahaya yang ditimbulkan oleh pecahan tajam debu Bulan.

Zelenyi mengatakan, Luna 25 hanyalah misi permulaan. Negara tersebut telah mempersiapkan total lima misi Bulan dalam berbagai tahap perencanaan.

Pada 2023 atau 2024, Rusia berencana meluncurkan Luna 26, kali ini pengorbit yang akan mencari anomali magnet dan gravitasi di Bulan serta mengambil gambar presisi tinggi dari lokasi pendaratan potensial.

Selanjutnya pada 2025, Rusia akan kembali meluncurkan Luna 27 yang disebut Zelenyi sebagai misi paling penting.

Baca Juga: EVOS Legends Juarai Laga El Clasico, Luminaire: RRQ Sengaja Ngasih Menang

Seperti pendarat yang akan tiba tahun ini, Luna 27 akan menargetkan kutub selatan Bulan dan membawa perangkat lunak pendaratan buatan Eropa.

Teknologi inovatif yang ditawarkan Badan Antariksa Eropa (ESA) adalah bor yang dapat mengumpulkan batuan Bulan kutub selatan tanpa mencairkan senyawa seperti air es yang ditemukan dalam materi tersebut.

Selain itu, pendarat akan membawa seperangkat instrumen yang dirancang untuk mempelajari bagaimana angin Matahari memengaruhi permukaan Bulan.

Badan Antariksa Rusia, Roscosmos. [Shutterstock]
Badan Antariksa Rusia, Roscosmos. [Shutterstock]

Dua misi terakhir dalam seri Luna belum memiliki tanggal peluncuran yang pasti. Misi selanjutnya merupakan Luna 28 yang bertujuan membawa kembali sampel yang disimpan secara kriogenik dari kutub selatan Bulan ke Bumi.

Misi terakhir merupakan Luna 29 yang akan membawa penjelajah Lunokhod baru.

Sebelumnya Lunokhod-1 dikenal sebagai penjelajah pertama yang berhasil di Bulan pada 1970 dan menghabiskan 10 bulan menjelajahi wilayah yang dijuluki Mare Imbrium. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB