Rusia Berpeluang Kuasai Pangsa Bitcoin Hashrate Global, Ini Penyebabnya

Analis memprediksi adanya migrasi besar-besaran penambang ke Moskow.

Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Selasa, 09 Mei 2023 | 14:18 WIB
Ilustrasi Bitcoin. (Pixabay)

Ilustrasi Bitcoin. (Pixabay)

Hitekno.com - Rusia merupakan negara yang mempunyai fasilitas penambangan kripto terbesar setelah Amerika Serikat. Laporan terbaru mengungkap bahwa Rusia berpotensi menguasai pangsa Bitcoin hashrate global sebesar 18 persen.

Hashrate merupakan tingkat kecepatan jaringan komputasi yang dibutuhkan untuk menambang Bitcoin.

Itu adalah unit pengukuran ketika melakukan hashing. Hastrate dapat diukur dengan satuan hash per second atau H/s.

Baca Juga: Gegara Hacker dan Scam, Investor Kripto Kehilangan Rp 1,5 Triliun pada April 2023

Rusia tampaknya berpeluang untuk menguasai Bitcoin hashrate global karena migrasi terbaru para penambang kripto.

Bitcoin News melaporkan, Spesialis dari perangkat keras pertambangan Rusia, Intelion Data Systems, melihat adanya potensi Moskow untuk meningkatkan porsi mereka di bidang penambangan kripto.

Ilustrasi Bitcoin. (Pixabay/MichaelWuensch)
Ilustrasi Bitcoin. (Pixabay/MichaelWuensch)

Menurut Spesialis tersebut, perkembangan yang kurang baik untuk industri penambangan kripto di negara lain akan membawa dampak positif industri ini di Rusia, meningkatkan pangsa Bitcoin hashrate global negara ini hingga 18 persen.

Baca Juga: Waduh, Lebih dari 50 Persen Holder Kripto SHIB Merugi

Meningkatkan Pangsa Bitcoin Hashrate Global Rusia

Di bulan Januari tahun kemarin, pangsa Rusia masih di kisaran 4,7 persen, menduduki posisi kelima di antara tujuh penambang kripto utama dunia.

Tetapi, aturan yang kian ketat dan kurang menguntungkan di negara-negara ternama kemungkinan dapat menjadi dasar terjadinya migrasi besar-besaran penambang ke Moskow.

Baca Juga: FTX Bangkrut Bikin Industri Kripto Kalang Kabut, Perusahaan BlockFI Ikut Terseret

Menurut Spesialis di Intelion, tarif listrik dan pajak yang lebih rendah di Rusia dapat menarik minat para penambang, memindahkan operasional mereka dari negara lain, seperti AS dan Tiongkok, bahkan Kazakhstan.

Mereka pun memprediksikan bahwa Rusia dapat meningkatkan pangsa Bitcoin hashrate global mereka, melesat hingga 3,95 GW konsumsi listrik dengan biaya rata-rata US$1,7 milyar.

Dikutip dari Blockchainmedia.id (jaringan Suara.com), sebelumnya penambang ternama Rusia Bitriver telah memperkirakan bahwa Moskow akan naik ke posisi kedua dari sisi total kapasitas daya fasilitas yang terlibat dalam ekstraksi mata uang digital.

“Rusia memiliki setiap kesempatan untuk mengubah hierarki yang ada di pasar penambangan kripto global. Negara ini memiliki semua yang Anda butuhkan untuk ini, [yaitu] biaya listrik rendah, cadangan kapasitas gratis, infrastruktur energi yang dikembangkan di banyak daerah,” ujar CEO Intelion Data Systems, Timofey Semyonov.

Selain itu, Timofey juga menyoroti peningkatan upah di beberapa perusahaan lokal guna mengembangkan bisnis mereka. Juga, ada dukungan nyata dari Pemerintah untuk bisnis penambangan kripto.

Meski UU penambangan kripto belum disahkan di Moskow, otoritas setempat siap memanfaatkan apa yang dimaksudkan Presiden mereka, Vladimir Putin, yaitu memanfaatkan keunggulan kompetitif Rusia sebagai titik pusat penambangan.

“Untuk menciptakan iklim investasi yang menguntungkan, pertambangan di Rusia harus menjadi aktivitas bisnis legal dengan aturan main yang jelas, ujar para Ahli dan Spesialis dari Intelion.

Berita Terkait
Berita Terkini

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB

Berbagai kemampuan ditawarkan ZohoCRM for Everyone....

internet | 15:09 WIB

Portofolio baru Dell ini dirancang untuk membantu meningkatkan produktivitas organisasi dan karyawan di Indonesia memasu...

internet | 14:41 WIB