Arkeolog Temukan Mumi Burung Beo di Amerika Selatan

Penemuan ini mengungkapkan jalur perdagangan burung beo dan makaw antara tahun 1100 dan 1450 M.

Dinar Surya Oktarini
Rabu, 31 Maret 2021 | 21:30 WIB
Ilustrasi Burung Beo. (Pixabay)

Ilustrasi Burung Beo. (Pixabay)

Hitekno.com - Biasanya mumi hewan seperti kucing, anjing dan hewan lainnya ditemukan di Mesir Kuno. Namun, para arkeolog menemukan mumi burung beo di Gurun Atacama, Amerika Selatan.

Penemuan ini mengungkapkan jalur perdagangan burung beo dan makaw antara tahun 1100 dan 1450 M.

"Burung dihargai di seluruh Amerika dan kami melihatnya dalam penguburan berstatus tinggi. Kami tidak tahu bagaimana burung itu sampai di sana, rute yang mereka ambil atau jaringan perdagangannya," kata José M. Capriles, asisten profesor antropologi di Penn State.

Baca Juga: Terpopuler: WWDC 2021 Digelar Bulan Juni dan Struk KFC Tahun 1995

Burung beo dan macaw bukan hewan asli Atacama, yang berada di Chili utara dan merupakan gurun terkering di dunia.

Namun, para arkeolog telah menemukan bukti mumi burung beo dan burung yang diawetkan dalam kotak kulit atau bahan pelindung lainnya di dalam situs penguburan.

"Fakta bahwa burung hidup berhasil melintasi Andes yang tingginya lebih dari 10.000 kaki sungguh menakjubkan. Mereka harus diangkut melintasi stepa yang besar, cuaca dingin, dan medan yang sulit ke Atacama," tambah Capriles.

Baca Juga: Jumlah Dislike dalam Video YouTube Akan Disembunyikan

Mumi burung beo. [Proceedings of the National Academy of Sciences]
Mumi burung beo. [Proceedings of the National Academy of Sciences]

Saat menjadi mahasiswa pascadoktoral di Chili, Capriles pernah menyelidiki perdagangan dan pengangkutan barang seperti koka, cangkang, logam, bulu, dan hewan di sekitar Bolivia, Peru, dan Chili.

Capriles mengatakan bahwa profesor antropologi di Universidad de Tarapacá, Calogero Santoro, menyarankan ia dan ibunya yang seorang ahli burung Bolivia di Museo Nacional de Historia Natural untuk berkunjung ke situs dan mempelajarinya.

Sebagian besar sisa-sisa burung yang ditemukan para peneliti berasal dari antara 1000 dan 1460 M, dimulai pada akhir kerajaan Tiwanaku dan tepat sebelum Inca datang melalui daerah tersebut.

Baca Juga: Anti Mainstream, Aksi Wanita Drive Thru Naik Becak di McDonalds Bikin Haru

Menurut Capriles, itu adalah waktu peperangan, tetapi juga waktu yang tepat untuk berdagang menggunakan karavan yang sering berpindah-pindah.

Para peneliti kini telah mempelajari 27 sisa-sisa dari makaw merah dan burung beo Amazon yang ditemukan di Atacama.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di Prosiding National Academy of Sciences pada 29 Maret 2021.

Baca Juga: Kebanyakan Memaki, Taman Margasatwa Inggris Pindahkan 5 Burung Beo

Dengan menggunakan rekonstruksi makanan isotop, penanggalan radiokarbon, dan pengujian DNA purba, penelitian ini menghasilkan katalog makaw merah dan setidaknya lima spesies burung beo lainnya.

Tim memetakan kisaran habitat alami yang berbeda dari makaw merah tua, makaw biru dan kuning, serta berbagai burung beo untuk mencoba menentukan bagaimana burung-burung itu melakukan perjalanan ke Atacama.

Para peneliti juga menemukan bahwa burung-burung itu makan makanan yang sama dengan para petani pemiliknya.

"Beberapa dari burung ini tidak hidup bahagia. Mereka dipelihara untuk menghasilkan bulu dan bulu mereka dicabut segera setelah tumbuh," jelas Capriles, dikutip dari Scitechdaily, Rabu (31/3/2021).

Lokasi asal burung beo. [Proceedings of the National Academy of Sciences]
Lokasi asal burung beo. [Proceedings of the National Academy of Sciences]

Tak hanya itu, banyak mumi burung beo juga ditemukan dengan mulut terbuka lebar dan lidah mereka menjulur keluar.

Beberapa juga memiliki sayap yang terbentang lebar seolah dalam posisi terbang.

Tim ahli tidak mengetahui alasan mengapa burung beo tersebut dimumikan seperti itu. Bahkan isi perut burung beo tersebut juga dikeluarkan untuk membantu pengawetan mumi. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak