Ilmuwan Temukan Titik Leleh Lapisan Es Tercepat di Antartika

Temuan baru ini mendapati aliran air hangat yang menyebabkan lapisan es lebih cepat mencari.

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 30 Agustus 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi Antartika yang penuh dengan salju. (Pixabay/ michelle2214)

Ilustrasi Antartika yang penuh dengan salju. (Pixabay/ michelle2214)

Hitekno.com - Para ilmuwan menemukan palung bawah air yang dalam di Antartika, tempat ini juga sebagai titik leleh lapisan es terepat. Tentu saja hal ini akan menyebaban malapetaka melelehnya lapisan es di benua tersebut.

Palung ini terletak ratusan kaki di bawah Shirase Glacier (Gletser Shirase) di Antartika Timur, yang tampaknya menyalurkan air laut hangat langsung ke dasar lapisan es gletser, yang dikenal sebagai Shirase Glacier Tongue (Lidah Gletser Shirase).

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Communications pada Senin (24/8/2020), saluran air hangat ini menyebabkan Shirase Glacier Tongue meleleh dari bawah ke atas dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.

Shirase Glacier Tongue kehilangan 7 hingga 16 meter es per tahun, berpotensi menjadikannya wilayah yang meleleh tercepat di Antartika Timur.

"Ini sama dengan atau mungkin melampaui laju leleh di bawah Totten Ice Shelf, yang diperkirakan mengalami laju leleh tertinggi di Antartika Timur, dengan kecepatan 10 hingga 11 meter per tahun," kata Daisuke Hirano, penulis penelitian dan asisten profesor di Institute of Low Temperature Science, Hokkaido University, Jepang, seperti dikutip Live Science, Jumat (28/8/2020).

Gletser Shirase adalah bagian dari lapisan es Antartika, reservoir beku luas yang berisi lebih dari 60 persen air tawar dunia.

Perubahan iklim menyebabkan lapisan es mencair dengan kecepatan yang semakin cepat, mencair enam kali lebih cepat saat ini daripada 1992 dan menuangkan lebih dari 500 miliar ton air ke laut setiap tahun.

Shirase Glacier Tongue. [Nature.com]
Shirase Glacier Tongue. [Nature.com]

Jika seluruh lapisan es mencair, itu bisa menaikkan permukaan laut global hingga 60 meter. Bahkan, kenaikan setinggi 60 sentimeter bisa membuat ratusan juta orang berisiko kehilangan tempat tinggal atau nyawa akibat banjir.

Namun, tingkat pencairan di banyak wilayah Antartika masih belum dipelajari dengan baik, karena es laut yang tebal dapat menghambat kapal penelitian untuk mendekat dan melakukan pengamatan.

Pada awal 2017, para ilmuwan di atas kapal penelitian Jepang berlayar cukup dekat ke Shirase Glacier Tongue untuk menganalisis 31 titik berbeda di sekitar lapisan es, mengukur suhu, salinitas, dan tingkat oksigen air di sekitarnya.

Baca Juga: Dalam 1 Tahun, Greenland Kehilangan 532 Miliar Ton Lapisan Es

Dari variabel-variabel tersebut, tim ahli memperkirakan berapa banyak air tawar yang meleleh bercampur dengan air laut yang asin dan di mana arus terhangat mengalir. Pengukuran radar membantu para ilmuwan memetakan geografi bawah laut daerah tersebut dengan lebih baik.

Studi itu mengungkap bahwa sebuah "titik panas atipikal" dari air laut hangat yang mengalir di sepanjang palung yang sebelumnya tidak diketahui.

Air hangat itu bertabrakan dengan tepi gletser dan memantul ke atas, menabrak bagian bawah lidah es sebelum kembali ke laut, membawa banyak es yang mencair bersamanya.

Para ilmuwan mengatakan bahwa memahami bagaimana arus laut berinteraksi dengan bagian lapisan es Antartika adalah bagian penting untuk memprediksi seberapa cepat benua itu bisa "menyerah" pada perubahan iklim.

Itulah temuan ilmuwan titik leleh lapisan es tertinggi di Antartika yang berada di sebuah palung dengan aliran air hangat. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait Berita Terkini

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB

Sejumlah fakta tentang paus orca atau paus pembunuh....

sains | 17:31 WIB

Jika kalian melihat 9 makhluk di atas untuk segera menjauh dan segera keluar dari air untuk menyelamatkan diri dari sera...

sains | 15:06 WIB