Untuk Tinggal di Mars dan Bulan, Manusia Bisa Andalkan Tenaga Nuklir

Departemen Energi AS sendiri tengah mencari perusahaan swasta untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir.

Agung Pratnyawan
Minggu, 26 Juli 2020 | 14:30 WIB
Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Hitekno.com - Tenaga nuklir memang menimbulkan pro kontra meski punya banyak manfaat yang didapatkan manusia. Salah satunya sebagai bekal manusia untuk hidup di luar Bumi, seperti Mars dan Bulan.

Seperti diketahui, nuklir bisa diolah menjadi sebuah tenaga yang besar untuk berbagai kebutuhan. Lupakan hasil teknologi "menyeramkan" seperti bom, atau radiasi.

Karena bisa menggunakannya sebagai modal untuk kehidupan sehari-hari. Mulai pembangkit listrik, sampai modal dalam membangun koloni di Bulan dan Planet Mars. Atau di luar Bumi.

Baca Juga: Ambil Tema Bencana Nuklir, STALKER 2 Siap Rilis di Xbox Series X

Dikutip dari New York Post, Minggu (26/7/2020), Departemen Energi Amerika Serikat menginginkan perusahaan swasta untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir yang memungkinkan manusia hidup di Bulan dan Mars. Bahkan, mereka menargetkan uji coba pertama proyek ini akan berlangsung pada 2026.

Permintaan resmi dari Departemen Energi AS ini muncul setelah para ahli energi dari NASA dan Laboratorium Nasional Idaho, mengevaluasi rencana mereka.

Ilustrasi Planet Mars [Shutterstock]
Ilustrasi Planet Mars [Shutterstock]

Semula, NASA menyanggupi untuk melakukan penelitian ini. Namun pada akhirnya, mereka terbentur dana penelitian dan keterbatasan teknologi, sehingga mereka membuka pintu kerjasama dengan perusahaan swasta.

Baca Juga: Begini Sensasi Gema Suara di Menara Pendingin Nuklir, Netizen Auto Kagum!

Sebagai tahap awal, pemerintah akan membagi proyek penelitian ini menjadi dua fase, yaitu pengembangan desain reaktor nuklir dan membangun dua prototipe.

Satu prototipe akan dipakai untuk pengujian di Bumi dan satu lainnya akan benar-benar dikirimkan ke Bulan. Fase pengembangan desain reaktor nuklir juga mencakup rancangan sistem penerbangan dan pendaratan reaktor setibanya di Bulan.

Sejumlah persyaratan pembangunan reaktor nuklir pun mulai disiapkan Departemen Energi, misalnya setiap reaktor nuklir wajib memiliki usia hidup selama satu dekade dan mampu menghasilkan setidaknya 10 kilowatt tanpa gangguan.

Baca Juga: UGM Kembangkan Prototipe Baterai Nuklir, Bisa Bertahan Hingga 40 Tahun

Untuk sementara, pembangunan reaktor nuklir akan dilakukan di wilayah kutub selatan Bulan. Alasannya, karena pemerintah sudah mengantongi banyak informasi seputar wilayah ini.

Ilustrasi nuklir yang digunakan menghasilkan listrik (Shutterstock)
Ilustrasi nuklir yang digunakan menghasilkan listrik (Shutterstock)

Sayangnya, ambisi Departemen Energi tadi juga menuai kontra dari sejumlah pakar kimia. Pasalnya, mereka mengkhawatirkan bahwa salah satu unsur pembuat nuklir, yaitu uranium, disalahgunakan untuk pembuatan senjata nuklir.

"Ini seperti dua sisi mata uang, bisa mendorong dan memulai perlombaan ruang angkasa internasional, atau membuat senjata nuklir baru dari uranium," tutup seorang ahli kimia.

Baca Juga: Kemampuan Teknologi Nuklir Indonesia Mulai Diakui Dunia, Bikin Bangga

Itulah ungkapan ilmuwan mengenai tenaga nuklir sebagai modal manusia untuk bisa hidup di Mars dan Bulan. (Suara.com/ Tivan Rahmat).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak