Berbentuk Unik, Amfibi Mirip Ular Ini Kemungkinan Berbisa

Amfibi ini mempunyai kelenjar gigi mirip ular yang berpotensi mengeluarkan bisa.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 08 Juli 2020 | 19:45 WIB
Sesilia cincin bisa menghasilkan lendir beracun untuk menakuti predator. (Press Release Eurek Alert_Butantan Institute/ Carlos Jared)

Sesilia cincin bisa menghasilkan lendir beracun untuk menakuti predator. (Press Release Eurek Alert_Butantan Institute/ Carlos Jared)

Hitekno.com - Ilmuwan baru saja menemukan bahwa beberapa spesies dari caecilian atau sesilia kemungkinan memiliki potensi mengeluarkan bisa dari mulutnya. Amfibi mirip ular ini ternyata memiliki kemampuan yang tidak pernah diduga oleh ilmuwan sebelumnya.

Sesilia dari ordo Gymnophiona merupakan ordo amfibi yang bertubuh seperti cacing raksasa atau ular.

Hewan ini cukup langka karena hanya ditemukan di daerah hutan yang masih subur.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ada Ular Makan Senapan Jenis AK-47?

Sesilia juga bisa hidup di tanah gembur dekat sungai atau rawa-rawa.

Penelitian yang mendeteksi bahwa sesilia kemungkinan memiliki gigitan berbisa ini telah diterbitkan di jurnal iScience.

Sesilia cincin memiliki kelenjar gigi mirip ular yang kemungkinan dapat menghasilkan bisa. (Press Release Eurek Alert/ Butantan Institute/ Carlos Jared)
Sesilia cincin memiliki kelenjar gigi mirip ular yang kemungkinan dapat menghasilkan bisa. (Press Release Eurek Alert/ Butantan Institute/ Carlos Jared)

"Kami menganggap amfibi (katak, kodok, dan sejenisnya) pada dasarnya atau sebagian besar tidak berbahaya. Kami tahu sejumlah amfibi menyimpan sekresi jahat dan beracun di kulit mereka untuk mencegah predator. Tetapi untuk mengetahui bahwa setidaknya salah satunya menyebabkan cedera dari mulutnya adalah sesuatu yang luar biasa," kata ahli biologi bernama Edmund Brodie, Jr. dalam press release-nya.

Baca Juga: Sprei 3D Motif Ular Ini Dijual Online, Netizen Malah Ilfeel

Sebagai informasi, ilmuwan belum membuktikan bahwa "goo" yang berasal dari kelenjar gigi sesilia sebernarnya berbisa, tetapi temuan awal mereka mengisyaratkan sebuah kemungkinan.

Jika benar, maka ini akan mewakili pada istilah yang dinamakan "desain evolusi awal organ racun mulut".

Dikutip dari Gizmodo, para ilmuwan telah mendeteksi kelenjar gigi mirip ular di sesilia, yang berarti makhluk serpenti ini sebenarnya dapat berbisa.

Baca Juga: Dinamai Mirip Karakter Harry Potter, Spesies Baru Ular Punya Warna Eksotis

Itu adalah sifat yang tidak terdengar secara familiar, terutama untuk amfibi.

Caecilian dengan tubuh mirip ular berhubungan erat dengan salamander, tetapi mereka terpisahkan oleh evolusi 250 juta tahun lalu.

Salah satu spesies sesilia menyukai tanah gembur dan berair. (YouTube/ Shawn Mathai)
Salah satu spesies sesilia menyukai tanah gembur dan berair. (YouTube/ Shawn Mathai)

Spesies caecilian dapat bersifat akuatik dan terestrial, di mana mereka lebih menyukai iklim tropis di Afrika, Asia, dan Amerika.

Baca Juga: Tak Hanya Droplet, Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Menular Lewat Air Mata

Ilmuwan meneliti bahwa Siphonops annulatus, spesies sesilia cincin, dapat mengeluarkan pelumas seperti lendir dari kelenjar kulit mereka.

Mereka juga mengeluarkan racun (poison) dari kelenjar ekor sehingga menghadirkan kejutan buruk bagi setiap predator yang mengejar.

Pada sesilia yang diteliti ilmuwan, peneliti meyakini bahwa kelenjar gigi penghasil bisa bekerja ketika sesilia mengejar mangsa termasuk cacing, rayap, katak, dan kadal.

Meski membutuhkan penelitian lebih dalam mengenai hipotesa di atas, namun potensi sesilia yang dapat menghasilkan semacam bisa dari mulut mereka merupakan sesuatu yang luar biasa bagi hewan amfibi.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak