China dan Amerika Berbarengan Kirim Misi ke Mars, Tahun Ini

China dan AS akan mengirim misi ketika Bumi dan Mars sedang berada pada titik terdekat, posisi yang terjadi sekali setiap 26 bulan.

Agung Pratnyawan
Rabu, 03 Juni 2020 | 10:30 WIB
Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Hitekno.com - Persaingan Amerika Serikat dan China dalam eksplorasi luar angkasa akan terus berlanjut. Pada tahun ini, keduanya akan meluncurkan misi ke planet Mars.

Misi pertama China ke Mars akan diluncurkan sekitar musim panas tahun ini. Nantinya akan bersamaan dengan waktu peluncuran mobil robot terbaru Amerika Serikat ke Planet Merah tersebut.

Misi dari dua negara itu akan digelar ketika Bumi dan Mars sedang berada pada titik terdekat, sehingga pesawat antariks bisa melakukan perjalanan lebih cepat serta lebih efisien. Posisi ini terjadi sekali setiap 26 bulan.

Baca Juga: Astronom Ungkap Peta Arus Listrik di Mars untuk Pertama Kalinya

Tianwen-1

Pesawat antariksa Tianwen-1 akan dibawa roket Long March 5 pada Juli atau Agustus mendatang. Ia akan mencapai Mars pada Februari 2021 demikian kata Bao Weimin, kepala Komite Sains dan Teknologi dari Korporasi Sains dan Teknologi Antariksa China - perusahaan BUMN China yang mengerjakan proyek-proyek antariksa.

Setelah tiba di orbit Mars, Tianwen-1 akan melepaskan muatannya yakni sebuah mobil atau rover robotik ke permukaan Mars.

Baca Juga: Untuk Pertama Kali, Ilmuwan Ungkap Rincian Aktivitas Gempa di Mars

Selain mobil robotik, akan ada juga sebuah satelit yang mengelilingi Mars. China akan meneliti soal air, es, permukaan, dan atmosfer Mars.

Sementara badan antariksa AS (NASA) akan mengirim misi ke Mars pada 17 Juli 2020. Misi itu akan membawa serta mobil robotik terbaru Perseverance, yang akan menggelar penelitian lebih lanjut di permukaan Mars. Diharapkan rover itu akan mendarat di permukaan Mars pada 18 Februari.

Perseverance

Baca Juga: Teliti Meteorit Tissint, Ilmuwan Sebut Mars Masih Aktif Secara Vulkanik

Curiosity, robot NASA di Mars. (NASA)
Curiosity, robot NASA di Mars. (NASA)

Perseverance akan fokus mencari tanda-tanda kehidupan di Mars dan mengumpulkan sampel dari permukan planet itu untuk dibawa pulang ke Bumi.

Di permukaan Mars, NASA masih memiliki rover Curiosity yang masih beroperasi bersama setidaknya tiga rover lain yang kini sudah tak berfungsi.

Rover China dirancang untuk beroperasi hanya selama 90 hari di permukaan Mars. Sementara Persevarance akan beroperasi selama satu tahun di Mars atau sekitar 687 hari di Bumi.

Baca Juga: Memiliki Radiasi Tingkat Tinggi, Ini Tempat Berlindung Astronot di Mars

"Titik kunci dalam misi ini adalah memastikan satelit yang mengorbiti Mars berhasil ditangkap oleh medan gravitasi planet itu. Kemudian pendaratan dilakukan yang akan berlangsung selama 7 - 8 menit," jelas Bao.

Bao mengatakan pendaratan di Mars akan banyak memanfaatkan keberhasilan pendaratan di Bulan pada 2019 lalu.

Kendaraan pendarat China, Yutu-2 berhasil mendarat sempurna di sisi jauh Bulan pada Januari 2019 lalu. China juga berencana meluncurkan misi ke bulan bernama Chang'e-5 pada tahun ini.

Memburu Rusia dan Amerika

China memang berambisi untuk berada di posisi setara dengan AS dan Rusia pada 2030 sebgai pemain utama perlombaan teknologi antariksa.

Sama seperti Rusia, China mengandalkan kekuatan negara sementara AS sudah beralih ke swasta dengan suksesnya SpaceX mengantar astronot ke luar angkasa pada 30 Mei kemarin.

China pertama kali berusaha ke Mars pada 2012. Ketika itu China menitipkan satelit Yinghuo-1 di pesawat antariksa Rusia Phobos-Grunt.

Sayang misi itu gagal karena roket Rusia hancur saat berada di atas Samudera Pasifik. Empat tahun kemudian, China meluncurkan program Mars-nya sendiri.

Mars sendiri telah menjadi ambisi AS dan Rusia sejak Perang Dingin. Pada 1964, AS berhasil mengirim pesawat antariksa Mariner-4 untuk terbang melintasi Mars.

Tetapi Uni Soviet lewat misi Mars-2 dan Mars-3 telah berhasil mendarat di Mars pada 1971.

Itulah misi eksplorasi planet Mars yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat yang bersamaan dengan China di Tahun ini. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak