Ilmuwan: Cara Raptor Berburu Mangsa Tak Seperti dalam Film Jurassic Park

Menurut ilmuwan, predator prasejarah berburu sendirian, mirip dengan komodo modern atau buaya. Bukan seperti dalam film Jurassic Park.

Agung Pratnyawan
Minggu, 10 Mei 2020 | 18:45 WIB
Logo film Jurassic Park. (Wikipedia)

Logo film Jurassic Park. (Wikipedia)

Hitekno.com - Ilmuwan belum lama ini mengungkap kesalahan pada film Jurassic Park terkait cara berburu para dinosaurus. Seperti cara berburu Raptor yang ternyata salah.

Para ilmuwan membawa bukti baru yang menunjukkan bahwa predator prasejarah berburu sendirian, mirip dengan komodo modern atau buaya.

Joseph Frederickson, ahli paleontologi vertebrata dan direktur Weis Earth Science Museum di kampus Universitas Wisconsin Oshkosh Fox Cities, mengatakan bahwa dinosaurus raptorial sering ditampilkan sebagai berburu dalam berkelompok yang mirip serigala.

Baca Juga: Sebelum Era Dinosaurus, 5 Hewan Ini Sudah Ada

"Namun, bukti perilaku ini tidak sepenuhnya meyakinkan. Karena kita tidak dapat menyaksikan dinosaurus ini berburu sendiri, kita harus menggunakan metode tidak langsung untuk menentukan perilaku mereka dalam kehidupan," katanya dilansir laman Metro.co.uk, Minggu (10/5/2020).

Gagasan berburu raptor datang dari ahli paleontologi John Ostrom. Ostrom menggambarkan dinosaurus sebagai perjalanan secara berkelompok dan menggunakan kerja tim untuk mengalahkan mangsa yang jauh lebih besar.

Ilustrasi Velociraptor. [Shutterstock]
Ilustrasi Velociraptor. [Shutterstock]

"Masalah dengan gagasan ini adalah bahwa dinosaurus hidup (burung) dan kerabat mereka (buaya) biasanya tidak berburu dalam kelompok dan jarang berburu mangsa yang lebih besar daripada mereka sendiri," jelas Frederickson.

Baca Juga: Temukan Fosil, Ilmuwan Berhasil Identifikasi Dinosaurus Perenang Pertama

"Lebih jauh, perilaku seperti berburu berkelompok tidak menjadi fosil sehingga kita tidak dapat langsung menguji apakah hewan benar-benar bekerja bersama berburu mangsa," tambahnya.

Dia dan timnya sekarang mengusulkan raptor berperilaku lebih seperti komodo modern atau buaya, di mana individu dapat menyerang mangsa yang sama tetapi tidak secara terkoordinasi.

"Kami mengusulkan dalam penelitian ini bahwa ada korelasi antara berburu berkelompok dan diet hewan saat mereka tumbuh," kata Frederickson.

Baca Juga: Ubah Game Dinosaurus Chrome Jadi Sonic, Bocah Cilik Ini Bikin Kagum

Frederickson mencatat bahwa hewan yang berburu dalam kelompok tidak memiliki makanan yang beragam.

Ilustrasi Jurassic Park. [Shutterstock]
Ilustrasi Jurassic Park. [Shutterstock]

"Jika kita dapat melihat diet raptor muda versus raptor tua, kita dapat membuat hipotesis untuk apakah mereka berburu dalam kelompok. Isotop karbon dan oksigen yang stabil digunakan untuk mendapatkan gagasan tentang sumber makanan dan air untuk hewan-hewan ini. Kami juga melihat buaya dan dinosaurus herbivora dari formasi geologi yang sama," jelas Frederickson.

Para ilmuwan menemukan bahwa buaya Cretaceous, seperti halnya spesies modern, menunjukkan perbedaan dalam diet antara gigi terkecil dan terbesar, yang mengindikasikan transisi berbeda dalam diet saat mereka tumbuh.

Baca Juga: Ikut Jadi Fosil, Embrio Dinosaurus Ini Berhasil Direkonstruksi Ilmuwan

"Inilah yang kami harapkan untuk seekor hewan di mana orang tua tidak menyediakan makanan untuk anak mereka. Kita juga melihat pola yang sama di raptor, di mana gigi terkecil dan gigi besar tidak memiliki nilai isotop karbon rata-rata yang sama, yang menunjukkan mereka makan makanan yang berbeda. Ini berarti anak tidak diberi makan oleh hewan dewasa, itulah sebabnya kami percaya Jurassic Park salah tentang perilaku raptor," beber Frederickson.

Itulah temuan baru ilmuwan yang menyebutkan kalau raptor tidak berburu seperti dalam di filmJurassic Park. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak