Pandangi Langit! Pekan Ini akan Ada Hujan Meteor Lyrids

Lyrids adalah salah satu hujan meteor tertua yang tercatat dalam sejarah.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 18 April 2020 | 12:30 WIB
Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/ O12)

Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/ O12)

Hitekno.com - Pada pertengahan hingga akhir April 2020, warga Bumi akan disuguhi pemandangan langit yang menakjubkan. Jika cuaca cerah dan tidak tertutup awan mendung, kita bisa melihat hujan meteor Lyrids dengan mata telanjang.

Hujan meteor Lydris mulai menghiasi langit Bumi di tanggal 16 April hingga 25 April 2020.

Berdasarkan laporan dari Timeanddate.com, puncak hujan meteor Lyrids bisa dilihat dari Indonesia pada tanggal 22-23 April 2020.

Baca Juga: Dentuman Misterius Jadi Teror di Indonesia, Fenomena Gempa Langit?

Pada periode puncak, diperkirakan akan ada 18 hingga 20 meteor yang menghiasi langit tiap jamnya.

Hujan meteor Lyrids tak dikenal sebagai hujan meteor yang "produktif" di mana terlihat banyak sekali puluhan hingga ratusan meteor pada tiap jamnya.

Puncal hujan meteor Lyrids dan arahnya dilihat dari Jakarta pada tanggal 17 hingga 18 April. (Timeanddate.com)
Puncal hujan meteor Lyrids dan arahnya dilihat dari Jakarta pada tanggal 17 hingga 18 April. (Timeanddate.com)

Namun hujan meteor Lyrids merupakan salah satu hujan meteor yang konsisten (sekitar 20 meteor per jam) sehingga tak mengecewakan jika dilihat.

Baca Juga: Terpopuler: Supermoon Terbesar Sepanjang 2020 dan Langit Merah di Jepang

Meski begitu, setiap 60 tahun sekali, hujan meteor ini semacam mendapatkan booster sehingga meteor terlihat lebih banyak.

Itu terakhir kali terjadi di tahun 1982 di mana pengamat menghitung sekitar 90 bintang jatuh per jam pada puncaknya.

Alasan lonjakan atau booster karena asal usul Lyrids sendiri.

Baca Juga: Jadi Rahasia Selama 1.400 Tahun, Terungkap Penyebab Langit Merah di Jepang

Meteor ini adalah jejak puing-puing yang ditinggalkan oleh komet Thatcher pada jalurnya di sekitar Matahari.

Ilustrasi meteor yang melintasi langit. (Pixabay/ OpenClipart-Vectors )
Ilustrasi meteor yang melintasi langit. (Pixabay/ OpenClipart-Vectors )

Komet berputar ke arah dalam setiap 415 tahun, tetapi pengaruh gravitasi dari planet mendorong gelombang puing-puing ke orbit Bumi setiap 60 tahun.

Dikutip dari IFLScience, Lyrids adalah salah satu hujan meteor tertua yang tercatat dalam sejarah.

Baca Juga: Sempat Bikin Geger, 7 Suara Misterius yang Pernah Terdengar dari Langit

Peristiwa yang paling mengesankan adalah ketika hujan meteor Lyrid mencapai puncak di tahun 1803 di mana seorang jurnalis di Richmond, Virginia, AS menyaksikan sekitar 700 meteor melintasi langit per jamnya.

Sejarah naratif Tiongkok Kuno, Zuo Zhuan, pernah menggambar hujan meteor Lyrids sebagai "bintang-bintang jatuh seperti hujan" pada tahun 687 SM.

Karena masuk dalam periode hujan meteor Lyrids, kamu bisa sesekali keluar di teras pada malam hari dan memandang langit untuk mengamati peristiwa ini hingga tanggal 25 April nanti.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak