Jadi Rahasia Selama 1.400 Tahun, Terungkap Penyebab Langit Merah di Jepang

Fenomena langit merah di Jepang tersebut kemungkinan merupakan bentuk aurora merah yang muncul saat badai magnet terjadi.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Selasa, 07 April 2020 | 19:30 WIB
Fenomena langit berubah jadi pink keunguan di Jepang. (twitter.com/desu_unknown)

Fenomena langit berubah jadi pink keunguan di Jepang. (twitter.com/desu_unknown)

Hitekno.com - Sekitar 1.400 tahun, fenomena langit merah di Jepang menjadi rahasia yang tidak diketahui kebenarannya. Akhirnya, setelah penelitian mendalam, para ilmuwan lalu mengungkap penyebab terjadinya fenomena ini.

Sebelumnya, kemunculan langit merah di Jepang ini menurut saksi mata, berbentuk ekor ayam pegar layaknya kipas yang memiliki bulu-bulu berwarna merah. Menjadi rahasia dalam waktu yang lama, penelitian mengenai langit merah di Jepang ini segera dilakukan oleh kelompok ilmuwan.

Jepang memang dikenal dengan berbagai fenomena unik di langitnya. Sebelumnya, langit Jepang pernah dihiasi warna pink yang merupakan tanda kedatangan badai saat itu.

Baca Juga: Pandangi Langit! Fenomena Supermoon akan Dimulai Sebentar Lagi

Selang 1.400 tahun kemudian, mengutip Space.com, para ilmuwan dari National Institute of Polar Research akhirnya menemukan jawaban dari fenomena langit merah di Jepang ini.

Menurut dugaan yang dipercaya selama ini, fenomena langit merah di Jepang tersebut kemungkinan merupakan bentuk aurora merah yang muncul saat badai magnet terjadi.

Aurora. (Pixabay/noel_bauza)
Aurora. (Pixabay/noel_bauza)

Walaupun sudah menemukan penyebab kemunculan langit merah di Jepang ini, ilmuwan masih belum bisa menjelaskan mengenai alasan yang lebih mendetail mengenai kemunculan langit merah di Jepang tersebut.

Baca Juga: Ditemukan! Fosil Manusia Purba Tertua Ternyata Batita

Usai anggapan ini beredar, muncul lagi pendapat lainnya dari ilmuwan lain. Menurut ilmuwan tersebut, fenomena ini kemungkinan terjadi akibat komet yang melintas. Namun, pendapat ini kembali dibantah karena komet jarang memiliki warna merah.

Karena terjadi perdebatan mengenai hal ini, tim ilmuwan ini lalu mengubah sudut pandang dengan berdasar pada garis lintang magnet di Jepang pada tahun 620 saat fenomena langit merah di Jepang ini pertama kali muncul.

Fenomena Langit Pink Keunguan di Jepang Menjelang Topan. (twitter.com/ gucciking88)
Fenomena Langit Pink Keunguan di Jepang Menjelang Topan. (twitter.com/gucciking88)

Saat itu, garis lintang magnet Jepang berada pada angka 33 derajat, sedangkan tahun 2020 ini, garis lintang magnet Jepang berada di angka 25 derajat.

Baca Juga: Tercyduk Bersenggama, Pasangan Lalat Membeku Selama 41 Juta Tahun

Fenomena langit merah di Jepang ini terbentuk dengan panjang mencapai 10 derajat dan berada tepat di lokasi yang sama dengan terjadinya badai magnet yang kuat.

Karena hal ini, para ilmuwan semakin yakin bahwa fenomena langit merah di Jepang tersebut merupakan aurora yang muncul karena dipengaruhi oleh medan magnet yang ada.

Sudah yakin dengan jawaban akan fenomena langit merah di Jepang, hingga kini para ilmuwan terus melakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam mengenai fenomena unik tersebut.

Baca Juga: Berencana Bangun "Bumi" di Minecraft, YouTuber Ini Buat Proyek Skala Besar

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak