Lewat Misi Artemis, NASA Berencana Bikin Markas di Bulan

NASA telah mengungkapkan rencananya untuk mengirimkan manusia ke Bulan pada 2024 lewat misi Artemis.

Dinar Surya Oktarini
Selasa, 07 April 2020 | 18:15 WIB
Ilustrasi astronot. (unsplash/NASA)

Ilustrasi astronot. (unsplash/NASA)

Hitekno.com - Lewat misi Artemis, NASA telah berencana untuk mengirimkan manusia ke Bulan pada 2024 mendatang. Tak hanya itu, badan antariksa milik Amerika Serikat tersebut juga ingin membuat markas di satelit alami Bumi tersebut

Menurut NASA, adanya pangkalan astronot di Bulan akan memudahkan mereka melakukan eksplorasi ke planet lainnya di Tata Surya, termasuk Mars yang diyakini memungkinkan untuk ditinggali manusia.

Dalam laporan berjudul 'NASA's Plan for Sustained Lunar Exploration and Development', NASA sudah menjelaskan adanya tiga elemen infrastruktur utama yang akan dikembangkan mereka untuk mendukung kehidupan astronot di Bulan.

Baca Juga: 9 Penyebab Laptop Lemot saat Work From Home, Kamu Juga Mengalami?

Pertama, ada kendaraan yang disebut lunar terrain vehicle (LVT). Berbeda dengan rover pada umumnya, kendaraan ini bisa dikendalikan oleh astronot secara langsung. Untuk saat ini, LVT masih dalam tahap purwarupa.

Namun dalam konsepnya, dijelaskan bahwa kendaraan ini tidak memiliki area kemudi yang tertutup, jadi astronot diwajibkan mengenakan pakaian pelindung khusus bernama extra-vehicular activity (EVA) untuk melakukan perjalanan dengan durasi yang pendek.

Persiapan kedua, NASA juga akan membuat platform habitat yang bisa bergerak. Platform ini akan berfungsi seperti rover, tapi ukurannya jauh lebih besar.

Baca Juga: Pandangi Langit! Fenomena Supermoon akan Dimulai Sebentar Lagi

Karena bentuknya yang tertutup dan memiliki tekanan udara, kendaraan ini bisa membawa untuk melakukan perjalanan lebih jauh dari tempat pendaratan wahana antariksa. NASA memperkirakan, platform habitat ini sanggup bertahan hingga 45 hari dalam sekali jalan.

Ketiga, ada habitat yang lebih permanen di permukaan Bulan yang disebut Artemis Base Camp. Habitat ini bisa dihuni oleh empat astronaut sekaligus dan menjadi markas mereka selama di permukaan. Ringkasnya, ini merupakan rumah bagi para antariksawan selama berada di Bulan.

Perlu dicatat, Artemis Base Camp khusus untuk ditinggali para astronot yang melakukan eksplorasi di permukaan bulan. Artinya, astronot di luar misi ini harus bermarkas di stasiun luar angkasa Gateway yang mengorbit di Bulan.

Baca Juga: Lingkaran Merah Misterius di Foto Pria Ini Bikin Penasaran, Ada Apa?

Nantinya, NASA juga akan memanfaatkan Gateway untuk melakukan simulasi perjalanan ke Mars yang diisi empat orang kru. Simulasi ini akan berlangsung selama berbulan-bulan, mengikuti durasi perjalanan menuju Mars.

Logo NASA. [Shutterstock]
Logo NASA. [Shutterstock]

Jika persiapan dirasa sudah matang, kru pendaratan yang terdiri dari dua astronot akan mendarat ke permukaan Bulan dan dua lainnya tetap tinggal di orbit.

"Misi ini akan menjadi misi deep-space manusia dengan durasi terpanjang dalam sejarah," tulis NASA dalam laporan tersebut, seperti dikutip laman Digitaltrends, Selasa (7/4/2020).

Baca Juga: Temani Robot Perseverance di Mars, NASA Bakal Kirim Helikopter Mini

"Mereka akan menjadi uji coba operasional yang pertama tentang kesiapan sistem deep space durasi panjang, dan operasi kru terpisah yang penting bagi pendekatan kami untuk misi Mars manusia yang pertama," pungkasnya.(Suara.com/Tivan Rahmat)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak