Peneliti Temukan Kandidat Obat Virus Corona Covid-19 Pada Kelelawar Buah

Kelelawar sebelumnya diidentifikasi sebagai salah satu inang dari virus berbahaya bagi manusia, seperti virus corona dan Ebola.

Agung Pratnyawan
Kamis, 02 April 2020 | 09:30 WIB
Ilustrasi kelelawar/ (Pixabay)

Ilustrasi kelelawar/ (Pixabay)

Hitekno.com - Pandemi virus corona COVID-19 membuat para peneliti di penjuru dunia mencari obat penangkalnya. Berbagai penelitian digerakkan demi mendapatkan obat virus corona COVID-19 ini.

Sebuah tim peneliti multinasional mengklaim berhasil menemukan sebuah gen inhibitor atau gen penghambat yang bisa membantu pengembangan obat antivirus untuk COVID-19.

Dalam sebuah riset yang terbit online Senin (1/4/2020), peneliti dari China, Singapura, dan Amerika Serikat membeberkan bahwa carolacton, sebuah penghambat gen dalam tubuh kelelawar, bisa menghentikan infeksi SARS-CoV-2, virus corona baru pemicu COVID-19.

Baca Juga: Benarkah Persentase Kematian Pasien COVID-19 Indonesia Tertinggi di Dunia?

Penelitian itu tayang di bioRxiv, sebuah server online tempat penelitian yang belum terbit dan menunggu untuk di-review dipajang, demikian diwartakan oleh South China Morning Post.

Para peneliti berasal dari Universitas Tsinghua, Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit China, National University of Singapore, dan Duke University, AS.

Dalam studi itu para ilmuwan meneliti fungsi-fungsi gen pada kelelawar buah dan menemukan bahwa carolacton menghambat MTHFD1, gen kunci yang bertanggung jawab atas produksi purine - elemen yang sangat penting dalam mendukung perkembangbiakan virus pada tubuh kelelawar maupun manusia.

Baca Juga: China Sebut Obat Flu Asal Jepang Ini Ampuh Sembuhkan Pasien Virus Corona

MTHFD1 dinilai bisa menjadi target potensial dalam mengembangkan antivirus untuk mengobati berbagai penyakit akibat virus dengan RNA untai ganda, termasuk COVID-19.

Ilustrasi kelelawar buah. [Shutterstock]
Ilustrasi kelelawar buah. [Shutterstock]

Para peneliti mengatakan bahwa sel-sel manusia dan kelelawar memiliki toleransi lebih tinggi ketimbang virus ketika MTHFD1 dihambat dan ini membuka peluang untuk "mengembangkan terapi yang menyasar MTHFD1 dengan antivirus."

"Kami sudah mencoba efek carolacton pada infeksi SARS-CoV-2 ... dan hasilnya menunjukkan ada potensi aplikasi klinis dari zat ini untuk pengobatan," lanjut para peneliti.

Baca Juga: Efek Buruk Klorokuin, Obat Pesanan Jokowi Untuk Lawan Virus Corona COVID-19

Dijelaskan bahwa pengembangan obat antivirus untuk COVID-19 akan mirip dengan membuat obat kanker karena obat-obat tersebut juga menyasar gen-gen yang dibutuhkan oleh sel kanker.

Kelelawar sebelumnya sudah diidentifikasi sebagai salah satu inang dari virus-virus yang berbahaya dan bahkan mematikan bagi manusia seperti virus corona dan Ebola.

Akankah para peneliti bisa menemukan obat virus corona COVID-19 ini dari dalam tubuh kelelawar buah? (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: Profesor Nidom Klaim Tak Lama Lagi Obat Virus Corona COVID-19 Selesai

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak