Fenomena Langka, Musim Dingin di Moskow Malah Tak Diselimuti Salju

Para pejabat setempat bahkan membawa salju buatan untuk pesta perayaan Tahun Baru 2020 lalu.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 09 Maret 2020 | 06:30 WIB
Ilustrasi daerah di Moskow yang tidak diselimuti salju. (Pixabay/ Khusen Rustamov)

Ilustrasi daerah di Moskow yang tidak diselimuti salju. (Pixabay/ Khusen Rustamov)

Hitekno.com - Selama berbulan-bulan, orang-orang di Moskow harus menyesuaikan diri dengan jenis musim dingin yang cukup langka. Bagaimana tidak, pada tahun 2020, daerah di Moskow, Rusia, justru tidak diliputi oleh salju meski pada tahun-tahun sebelumnya daerah tersebut selalu diselimuti salju saat musim dingin.

Desember tahun 2019 dan Januari tahun 2020 adalah catatan suhu terpanas yang pernah dicatat di Moskow pada musim dingin.

Hujan salju lebat pertama tiba pertengahan Januari, dua atau tiga bulan lebih lambat dari biasanya, dan setelah hanya beberapa minggu, dengan cepat mencair.

Baca Juga: Ilmuwan Teliti Ulat Pemakan Plastik, Diharapkan Dapat Atasi Polusi Dunia

Di Moskow, para pejabat setempat membawa salju buatan untuk perayaan Tahun Baru karena bulan Desember dan Januari mencapai rekor suhu panas bulanan ketika kota itu mengalamai fenomena langka, kekeringan salju.

Menurut laporan dari CNN International, Moskow biasanya diselimuti salju selama empat hingga lima bulan dalam setahun.

Ilustrasi Kota Moskow tanpa salju. (Pixabay/ Evgeny GoTown.ru)
Ilustrasi Kota Moskow tanpa salju. (Pixabay/ Evgeny GoTown.ru)

Namun pada tahun 2020, ibukota Rusia ini hampir tidak memiliki lapisan salju di seluruh Februari, yang digambarkan oleh para ahli meteorologi sebagai kejadian "sekali dalam seabad".

Baca Juga: Fakta Baru, Ilmuwan Ungkap Awal Mula Bumi Hanyalah Air

Dalam catatan penelitian meteorologi, musim di Rusia kali ini merupakan rekor terpanas dalam sejarah 140 tahun terakhir.

Pusat Hydrometeorological Rusia mencatatkan bahwa suhu di Moskow lebih hangat jika dibandingkan suhu rata-rata normal.

Lembaga resmi tersebut melaporkan bahwa suhu yang ada mencapai 7,5 derajat Celsius di atas rata-rata suhu normal.

Baca Juga: Fakta Mengerikan di Balik Salju Darah Antarktika, Harus Tahu!

Suhu musim dingin rata-rata selama bulan Desember, Januari dan Februari di Moskow adalah 0,2 Celsius yang berarti 6,3 Celsius di atas rata-rata pencatatan suhu musim dingin selama 1981 hingga tahun 2010.

Ilustrasi pemandangan di Moskow. (Pixabay/ Artur Janas)
Ilustrasi pemandangan di Moskow. (Pixabay/ Artur Janas)

Dikutip dari ABC News, musim dingin di belahan Bumi utara sangat dipengaruhi oleh fenomena langka yang dikenal sebagai "Osilasi Arktik," yang mengacu pada peralihan antara tekanan tinggi dan rendah di atas Kutub Utara.

Selama periode tekanan tinggi, udara dingin dari puncak dunia lolos ke selatan, membawa suhu dingin yang ada.

Baca Juga: Demi Popularitas, Selebgram Cantik Nekat Foto Telanjang di Tengah Salju

Tapi tahun ini, sistem tekanan rendah ekstrem telah menetap untuk waktu yang lama (tidak normal) di Kutub Utara, menjaga udara dingin terperangkap.

Cuaca aneh telah membuat para ilmuwan khawatir dan memicu kekhawatiran tentang dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

Presiden Vladimir Putin meragukan hal tersebut adalah dampak perubahan iklim meski mengakui bahwa suhu di Rusia memanas 2,5 kali lebih cepat dari suhu rata-rata yang ada.

Putin tak setuju bahwa pemanasan global disebabkan oleh manusia, namun lebih ke arah "proses alam semesta".

Fenomena langka ketika Moskow yang tidak diselimuti salju selama musim dingin ini akan didalami lebih lanjut oleh ilmuwan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak