Berada di Luar Galaksi, Medan Magnet Raksasa Ini Punya Bentuk Menakjubkan!

Penelitian medan magnet raksasa ini bisa menguak secara dalam terkait dengan pembentukan suatu galaksi.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 05 Januari 2020 | 08:00 WIB
Medan magnet raksasa yang ditangkap di dekat galaksi NGC 4631. (Manitoba University/ Jayanne English)

Medan magnet raksasa yang ditangkap di dekat galaksi NGC 4631. (Manitoba University/ Jayanne English)

Hitekno.com - Untuk pertama kalinya, tim astronom internasional berhasil mencitrakan medan magnet berskala raksasa di sekitar galaksi NGC 4631, yang dikenal sebagai Galaksi Paus. Medan magnet raksasa yang sangat terstruktur ini terletak sekitar 30 juta tahun cahaya dari galaksi Bima Sakti.

Penelitian tersebut telah dilaporkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics pada akhir tahun 2019.

Ilmuwan berhasil mencitrakan medan magnet raksasa berkat teleskop radio Karl G. Jansky Very Large Array dari National Science Foundation.

Baca Juga: Jadi Kejutan, Bintang Misterius Ini Melaju Cepat di Galaksi

Tim astronom internasional terdiri dari para profesor dan peneliti gabungan dari beberapa universitas ternama di Kanada dan Amerika Serikat.

"Ini merupakan pertama kalinya kami mendeteksi dengan jelas apa yang oleh para astronom di sebut sebagai medan magnet berskala besar, jauh di dalam lingkaran galaksi spiral, dengan garis-garis medan disejajarkan dengan arah yang sama pada jarak seribu tahun cahaya. Kami bahkan melihat pola teratur dari arah perubahan bidang yang terorganisir ini," kata Dr Dr Marita Krause, dari Institut Max-Planck dalam pernyataan resminya.

Galaksi NGC 4631. (Wikipedia/ NASA)
Galaksi NGC 4631. (Wikipedia/ NASA)

Pada gambar yang berhasil direkam, terdapat representasi arah medan magnet yang memanjang ke bagian halo bagian atas dan ke bagian bawah cakram galaksi.

Baca Juga: Andromeda Disebut Galaksi Kanibal, Bisa Melahap Bimasakti?

Sebagai referensi, setiap galaksi memiliki materi halo di mana terdiri dari berbagai macam materi termasuk gugus bintang, gas, materi gelap, hingga debu kosmis.

Wilayah biru menunjukkan area medan magnet yang mengarah jauh dari pengamat, sementara garis hijau menunjukkan medan magnet yang mengarah ke kita.

Adanya daerah biru dan hijau yang muncul bergantian ini merupakan sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya di lingkaran galaksi.

Baca Juga: Galaksi Terluar Perlahan Mulai "Terbunuh", Ilmuwan Masih Mencari Tahu

Galaksi NGC 4631 ditangkap dalam kondisi yang lebih jauh. (Wikipedia/ NASA)
Galaksi NGC 4631 ditangkap dalam kondisi yang lebih jauh. (Wikipedia/ NASA)

Dikutip dari IFLScience, mempelajari medan magnet di luar piringan galaksi sangat penting bagi ilmuwan untuk mencari pemahaman lebih dalam mengenai evolusi galaksi.

Hal tersebut bisa memudahkan ilmuwan dan juga astronom dalam mendalami pengetahuan mengenai sesuatu yang memengaruhi pembentukan sistem Tata Surya kita.

"Untuk memahami bagaimana bintang-bintang seperti Matahari dan planet-planet seperti Bumi terbentuk, kita harus memahami bagaimana galaksi, seperti Bimasakti kita, terbentuk dan berevolusi. Proyek ini adalah upaya ilmuwan untuk mengukur medan magnet galaksi dan mempelajari bagaimana mereka memengaruhi cara gas antarbintang dikeluarkan dari cakram galaksi yang berkontribusi pada pembentukan dan evolusi suatu galaksi," kata Matthew Benacquista, direktur proyek di Divisi Ilmu Astronomi NSF.

Baca Juga: Menakjubkan, NASA Pamer Foto Dua Galaksi Bertabrakan

Medan magnet raksasa yang berada pada jarak sangat jauh ini masih akan diamati oleh ilmuwan sehingga diharapkan dapat menguak proses terjadinya evolusi galaksi secara keseluruhan di luar angkasa.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak